Nasib Tragis Supriyanto, Nelayan Tegal yang Jadi 'Budak' Kapal Ikan Taiwan. Disiksa Hingga Tewas

Supriyanto, seorang nelayan asal Tegal, Jawa Tengah, menjadi korban penyiksaan di kapal ikan asing, dan akhirnya tewas mengenaskan.

YouTube
Supriyanto saat masih hidup dan berada di kapal ikan Taiwan. 

supriyanto

foto: Kakak Supriyanto, Rusmiati (kanan) bersama dua anak Supriyanto.

Supriyanto meninggalkan tiga anak yang masih kecil-kecil: Moh Dimas Aman Hakim (12 tahun); Moh Subur Makmun (10 tahun); Linda Cintia Praba (7 tahun).

Dua putranya sekarang tinggal bersama Rusmiati. Sedangkan putri bungsunya tinggal bersama kakak mantan istrinya di Indramayu.

Rusmiati sendiri memiliki tiga anak. Dia hanya membantu suaminya yang bekerja menjual bubur ayam.

Ia berkisah tentang anak-anak Supriyanto.

“Yang sering nangis itu yang besar (bernama Dimas). Kalau inget bapaknya pasti nangis. Kalau yang kecil masih belum tahu.”

Dimas memang berkata masih selalu rindu dengan bapaknya, rindu ditegur jika berbuat kesalahan.

Ketika ditanyakan cita-citanya, dia tidak mau menjadi nelayan karena menurutnya berbahaya.

Tak Pernah Hubungi Keluarga

Selama berlayar Supriyanto tidak pernah menghubungi keluarga.

Pertama kali keluarganya mendengar kabar dari Supriyanto adalah ketika petugas dari agen yang menempatkannya memberitahukan kematian Supriyanto pada 25 Agustus 2015.

Dua hari kemudian jasadnya tiba.

Rusmiati yang juga menjadi ahli waris Supriyanto telah mendapat santunan sebesar Rp 4 juta dari agen, asuransi jiwa sebesar Rp 41 juta dan gaji enam bulan Supriyanto sebesar Rp 19 juta.

Gaji awak kapal bekisar 250 dolar AS (Rp 3 juta) per bulan, biasanya ditahan selama setahun, kemudian dibayarkan setelah masa pelayaran berakhir setelah dikurangi biaya agen.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved