Bom Kabul Tewaskan 49 Orang. Ratusan Terluka. Rumah Sakit Minta Sumbangan Darah
Pihak berwenang memperingatkan bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah karena banyak korban dalam kondisi kritis
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Sedikitnya 49 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya luka-luka akibat bom di kawasan diplomatik Kabu, ibu kota Afganistan, Rabu (31/5/2017) pagi.
Juru bicara kementerian kesehatan Waheed Majroh mengatakan setidaknya 49 orang telah terbunuh dan 320 lainnya terluka.
Pihak berwenang memperingatkan bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah karena banyak korban dalam kondisi kritis.
"Mereka masih membawa mayat dan korban luka ke rumah sakit," kata juru bicara senior kementerian kesehatan, Ismael Kawoosi kepada kantor berita Agence France-Presse.
Baca: Serangan Bom di Kabul Afghanistan Hancurkan Kedubes Perancis dan Jerman
Baca: Jepang Desak China Cegah Program Nuklir Korea Utara
Kementerian dalam negeri meminta penduduk Kabul untuk menyumbangkan darah, dengan mengatakan bahwa rumah sakit berada dalam "kebutuhan yang mengerikan".
Tidak ada pihak yang langsung mengklaim tanggung jawab, namun serangan tersebut terjadi saat Taliban bangkit kembali melakukan serangan tahunan musim semi mereka.
Kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah tidak mengeluarkan klaimnya sebagaimana sebelumnya.
Dalam serangkaian serangan sebelumnya di Kabul, ISIS mengatakan bertanggung jawab.
Klaim ISIS itu antara lain ketika terjadi sebuah ledakan besar yang menargetkan sebuah konvoi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai 28 orang pada 3 Mei lalu.
Juru bicara kementerian dalam negeri, Najib Danish, mengatakan, hasil temuan awal menunjukkan itu serangan terbaru ini adalah bom truk.
Manpreet Vohra, utusan India di Afganistan, mengatakan kepada saluran televisi Times Now, bom tersebut meledak sekitar 100 meter dari Kedubes India.
"Kami semua aman, semua staf kami, semua personil kami selamat, namun ledakannya sangat besar dan bangunan di dekatnya termasuk bangunan kami rusak cukup besar. Kaca-kaca jendela pecah dan daun pintu pun terpental,” katanya.
Perdana Menteri India Narendra Modi berkicau di Twitter, "Kami sangat mengutuk ledakan teroris di Kabul. Kami berduka bersama keluarga korban tewas dan terluka."
