Kalah Telak 128-9 di PBB, Trump Mengancam. Presiden Erdogan Mencibir dengan Kata-kata Menohok

Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan melakukan apa saja untuk memaksakan keinginannya agar Yerusalem menjadi ibukota Israel.

AP
Hasil voting Majelis Umum PBB untuk menentang keinginan Amerika Serikat untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibukota Israel 

Namun ancaman itu tidak mempan karena mayoritas anggota PBB tetap dengan resolusi PBB tahun 1967 yang menetapkan Yerusalem sebagai kota suci tiga agama yang harus dihormati.

Bahkan, negara penerima bantuan utama AS, termasuk Afghanistan, Mesir, Yordania, Pakistan, Nigeria, Ethiopia, Tanzania dan Afrika Selatan jusatru menentang AS.

“Amerika Serikat akan ingat hari ini,” kata Nikki Haley mengatakan kepada majelis setelah pemungutan suara. “Amerika akan menempatkan kedutaan di Yerusalem. Tidak ada suara di PBB yang akan membuat perbedaan dalam hal itu.”

“Tapi suara ini akan membuat perbedaan bagaimana orang Amerika melihat PBB dan bagaimana kita memandang negara-negara yang tidak menghormati kita di PBB, " katanya.

Resolusi Majelis Umum PBB memang tidak mengikat, namun memiliki bobot politik yang kuat.

Tayyip Erdogan

Di Washington, Trump memperingatkan bahwa ia akan sangat memperhatikan bagaimana negara-negara memilih dan mengindikasikan akan ada pembalasan bagi negara-negara yang menentangnya.

"Mereka mengambil ratusan juta dolar bahkan miliaran dolar dan kemudian mereka memberikan suara menentang kita," kata Trump di Gedung Putih.

“Well, kita melihat suara itu. Biarkan mereka memilih melawan kita. Kita akan menghemat banyak. Kami tidak peduli.,” katanya.

Atas sikap Donald Trump tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan paling lantang dan mencibir Amerika Serikat.

Sebelum sidang, Erdogan meminta anggota agar tidak terpengaruh oleh peringatan Trump dan mengatakan dalam pidato di televisi: "Saya memanggil seluruh dunia: tidak pernah menjual kehendak demokratis Anda dengan imbalan uang kecil."

“Bagaimana mereka memanggil Amerika? Tempat lahirnya demokrasi. Tempat lahir demokrasi berusaha memaksakan kemauan di dunia dan berusaha membelinya dengan dolar?" katanya.

Erdogan menyindir Trump dengan sangat keras bahwa dunia telah memberikan pelajaran yang sangat bagus kepada Amerika Serikat tentang demokrasi.

"Tuan Trump, Anda tidak bisa membeli dengan dolar kehendak demokratis kami. Keputusan kami sudah jelas, " katanya.

Dunia mengkhawatirkan sikap memaksa Donald Trump ini akan semakin mempersulit jalan damai antara Palestina dan Isreal yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun.

Pernyataan Trump tentang Yerusalem, beberapa waktu lalu, bahkan memicu bentrok di sejumlah perbatasan ke dua negara, seperti Gaza, Tepi Barat dan yerusalem sendiri.

Yerusalem saat ini terbagi atas empat bagian dan menjadi kota suci tiga agama, empat aliran.

Pertama adalah Yahudi, kemudian dua aliran Katholik, yakni Katholik Armenia dan Ortodoks, serta Islam.

Bahkan, Yerusalem timur yang disebut Baitul Maqdis, sudah dijadikan sebagai ibukota Palestina sejak dulu.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved