Aplikasi Kencan Gay Terbesar di Dunia 'Blued' Diblokir di Indonesia Termasuk 73 Aplikasi LGBT
Google mencabut sedikitnya 73 aplikasi yang terkait dengan LGBT dari toko aplikasi mereka di Indonesia.
TRIBUNBATAM.id- Google mencabut sedikitnya 73 aplikasi yang terkait dengan LGBT dari toko aplikasi mereka di Indonesia.
Satu di antara aplikasi yang dihapus adalah aplikasi kencan gay terbesar, Blued. Pencabutan itu dilakukan atas permintaan pemerintah Indonesia.
Blued yang menjadi layanan kencan gay dikabarkan memiliki 27 juta pengguna di seluruh dunia.
Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Noor Iza, kepada BBC Indonesia, Rabu (31/1/2018), membenarkan telah dilakukan sejumlah langkah untuk mengatasi aplikasi-aplikasi yang diniai memiliki konten negatif.
Noor tidak bersedia memberikan penjelasan lebih lanjut namun keterangan yang dimuat di situs resmi Kementerian Kominfo, menyebutkan sejak Minggu (28/1/2018) dini hari aplikasi Blued tidak tersedia di Play Store Indonesia.
Disebutkan Kementerian Kominfo telah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Google mengenai 'konten negatif' dalam aplikasi tersebut.
"Terhitung mulai tanggal 28 Januari 2018, pihak Google telah melakukan suspend sehingga aplikasi itu tidak dapat ditemui dan dicabut dari Google Play Store Indonesia," jelas Noor dalam keterangan tertulis.
Dikatakannya, bukan sekali ini pihaknya melakukan pencabutan app atau pemblokiran situs-situs LGBT.
Langkah serupa diambil pada 15 Januari, 22 hingga 24 Januari, 12 Oktober 2017, dan 28 September 2016.
"Selama Januari 2018, dari hasil penelusuran dan pengaduan masyarakat, 169 situs LGBT yang bermuatan asusila dilakukan pemblokiran. Disamping itu, juga terdapat 72.407 konten asusila pornografi telah dilakukan penanganan dalam kurun Januari ini," kata Noor.
Merasa 'terancam oleh LGBT'
Dalam keterangan kepada kantor berita AFP, Noor mengatakan 'mungkin beberapa anggota memasukkan konten pornografi dalam aplikasi' yang diminta dicabut oleh pemerintah.
Polisi di Aceh Utara merazia waria dan melakukan 'pembinaan terhadap mereka agar kembali menjadi laki-laki'. Foto: HUMAS POLRES ACEH UTARA
Google sejauh ini belum memberikan keterangan. Pertanyaan yang diajukan BBC Indonesia melalui surat eletronik belum mendapatkan respons.