KALEIDOSKOP 2017

Inilah Fakta-fakta Jenderal Ahmad Yani Yang Tak Terungkap. Kisahnya Bikin Merinding

Peristiwa di bawah ini terjadi 8 bulan yang lalu. Waktu itu Jenderal Yani mau mengadakan inspeksi ke Yogyakarta.

ist
Jenderal Ahmad Yani 

Misalnya ketika ia sebagai letkol komandan Brigade Magelang memimpin operasi menumpas pengacauan yang dilakukan oleh "Angkatan Ummat Islam" ' (AUI) di sekitar Magelang, yaitu pada tahun 1950-an.

Pada suatu hari ia menerima kabar bahwa gerakan AUI sedang mengganas di daerah Kebumen. Dengan segera ia memutuskan berangkat ke tempat yang genting itu.

Hanya naik jeep dengan kawalan satu kendaraan "Bren Carrier". Lewat Kutoardjo jalanan sepi. Seorang pembantu letnan merasa takut "Bagaimana Pak, ini sangat gawat!"

Dengan tenang letkol Yani menjawab "Tidak apa-apa. Terus saja!"

Konvoi kecil jalan terus. Mendekati sebuah jembatan. Tiba-tiba terdengar tembakan gencar. Ternyata dari seberang jembatan tersebut.

Si pembantu letnan bertanya, "Bagaimana Pak, serang saja?".

"Ya,” jawab Pak Yani, “terus serang". Yani langsung memimpin "pasukan"nya. Bren Carrier naik tanggul untuk mengambil posisi yang baik.

Dan Yani dengan beberapa gelintir anak buahnya berhasil mengocar-ngacirkan lawan yang berkekuatan lebih kurang 100 orang.

Hal yang sama terjadi di Pingit di perbatasan antara Semarang dan Kedu pada zaman clash I tahun 1947.

Ketika itu Major Yani bersama anak buah, antara lain Sarwo Eddy (kini komandan "macan" RPKAD) dan Surachmad, dengan perlengkapan sederhana berhasil membuyarkan serangan kilat pasukan Belanda yang datang menyerbu lengkap dengan kendaraan-kendaraan berlapis baja.

Masih banjak contoh-contoh semacam itu. Misalnya ketika Yani – di zaman Jepang Shodantjo – melucuti pasukan Jenderal Nakamura di Magelang.

Atau lagi ketika pada akhir tahun 1945 ia menghajar pasukan Gurkha alat Nica, di Magelang, yang ia kejar sampai Ambarawa.

Perlengkapan militer Gurkha ini berhasil ia rampas seluruhnya di Magelang, hingga setelah itu persenjataan batalyon Yani yang terbaik di antara pasukan-pasukan lainnya.

Pada zaman clash II "Wehrkreis hitam" (lingkungan militer hitam) di bawah Yani sangat ditakuti oleh Belanda.

Bakat-bakat kemiliteran dan kepemimpinan Yani rupanya sudah nampak ketika ia masih pemuda umur 19-an tahun. Waktu itu zaman pendudukan Jepang.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved