Didandani bak Pengantin, Falmata Kemudian Dijadikan Pengebom Bunuh Diri
Ini adalah kisah gadis remaja yang ditugaskan untuk meledakkan diri di tengah kerumunan orang.
Sejak awal Falmata mendapat kesan betapa mengerikannya kamp tersebut.
Kondisinya sangat sulit. Para tawanan, baik perempuan dewasa, gadis cilik, maupun anak laki-laki, dilanda ketakutan bahwa sewaktu-waktu mereka bisa terjebak dalam pertempuran antara militer pemerintah dan kelompok milisi.
Ketakutan itu khususnya dirasakan para perempuan.
"Kami takut para serdadu akan menyerbu kamp sewaktu-waktu dan tidak mengasihani kami, para perempuan. Mereka bisa saja menyangka kami adalah istri para anggota milisi," papar Falmata.
Baca: PATUT Berbangga, Alat Musik Indonesia Laris Manis di Amerika. Transaksinya Tembus Rp 20 M
Baca: Pelajar Penderita Kanker Ini Terpukul Dipaksa Spirit Airlines Masukkan Hamsternya ke Dalam Toilet
Jika ada helikopter atau pesawat di udara, para tawanan langsung panik karena cemas kamp tersebut akan dibombardir militer Nigeria.
"Saat kami melihat pesawat, banyak di antara kami yang menangis. Ada yang bahkan langsung terkencing-kencing."
Kehidupan di kamp juga sangat monoton.
Bangun tidur, sembahyang, makan, bersih-bersih, sembahyang, makan, dan bersih-bersih. Begitu terus sepanjang hari.
Ada pula sesi belajar agama dengan membaca Quran selama beberapa jam.
Walau membenci semua hal di kamp, Falmata senang dengan pelajaran agama.
Suatu waktu, hari-hari membosankan Falmata terganggu oleh sebuah kejadian.
Falmata didekati sejumlah pria bersenjata dan disuruh menyiapkan diri untuk suatu hal yang penting.
Baca: Trailer Bawa Lempengan Baja Mogok dan Membelintang Jalan. Jalan Gajah Mada Tiban Macet
