PROTES Kepemilikan Senjata Api dan Maraknya Penembakan di Sekolah, Pelajar AS Bolos Massal

Aksi yang digelar dimulai pada pukul 10.00 di bagian timur AS dan berlanjut ke zona waktu bagian barat.

GETTY IMAGES
Para pelajar di kawasan Washington DC menuju Kongres AS dan Gedung Putih untuk berdemonstrasi. 

Serangan di SMA Parkland, Florida, terjadi pada 14 Februari lalu dan bertepatan dengan Hari Valentine. Insiden itu adalah penembakan di sekolah yang paling fatal sejak 2012.

Sebanyak 14 siswa dan tiga karyawan sekolah tewas saat itu.

Pihak kejaksaan kini berupaya menuntut agar pelaku—yang merupakan mantan siswa di SMA tersebut—dihukum mati atas tuduhan pembunuhan berencana.

Tersangka penembakan massal Florida, Nikolas Cruz.
Tersangka penembakan massal Florida, Nikolas Cruz. (AFP/Handout)

Pada Rabu (14/03), melalui pemungutan suara yang berakhir 407 berbanding 10, DPR AS mendukung sebuah rancangan undang-undang yang menganggarkan 50 juta (dolar AS Rp687 miliar) untuk pelatihan, sistem pelaporan, peninjauan ancaman, pembentukan tim intervensi, dan koordinasi sekolah-polisi.

Namun, rancangan undang-undang itu sama sekali tidak membahas kepemilikan senjata api.

Baca: Lawan Aksi Penembakan Massal, Trump dan Asosiasi Senapan AS Desak Warga Beli Senjata Api

Baca: BUKAN Melarang Peredaran Senjata Api, Donald Trump Justru Minta Para Guru Dilatih dan Dipersenjatai

Belum jelas kapan Senat akan membahas RUU tersebut.

Presiden Donald Trump mencuitkan dukungannya atas RUU itu, walau isinya tidak menyetujui pemberian senjata api kepada guru dan karyawan sekolah.

Gedung Putih sendiri telah mengajukan rencana aksi berupa:

1. Pendanaan program pelatihan bagi karyawan sekolah untuk memakai senjata api
2. Mendorong veteran militer dan pensiunan polisi untuk menjadi guru
3. Memperbaiki pengecekan latar belakang dan kesehatan mental
(bbc indonesia)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved