Mahfud MD Beri Kode Keras. Siap Menjadi Cawapres Jokowi dengan Syarat Ini
Mahfud memberikan jawaban diplomatis. Dia menyatakan sosok cawapres Jokowi di Pilpres 2019 ditentukan partai pengusungnya
TRIBUNBATAM.ID - Bursa capres dan cawapres mulai memanas.
Sejumlah tokoh terang-terangan menyatakan siap mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau sebaliknya mendampingi lawan Jokowi.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD juga makin santer disebut berpeluang mendampingi Jokowi.
Pada Pemilu 2014 lalu, Mahfud adalah ketua tim sukses pesaing Jokowi di Pilpres, yakni Prabowo Subianto.
Sampai saat ini, ketua umum Partai Gerindra itu belum mendeklarasikan diri sebafai capres untuk Pilpres 2019 mendatang.
Baca: Zumi Zola Ditahan KPK - Uang Ketok Palu APBD yang Membongkar Brankas di Villa Pribadi
Baca: Kabar Gembira bagi PNS! THR Tahun Ini Bakal Lebih Besar. Tidak Cuma Gaji Pokok
Baca: Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka. Ini Syarat-syarat dan Cara Mendaftar. Lulus Jadi PNS Lho
Sempat menyatakan tidak berminat, Mahfud MD kini memberikan 'kode keras' bersedia menjadi cawapres Jokowi.
Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz juga menilai, Mahfud MD cocok menjadi cawapres bagi Jokowi.
"Saya berpikir dan berani untuk mencoba untuk menawarkan nama yang ideal, Profesor Mahfud," kata Donal, dalam diskusi yang diselenggarakan ICW bertema "Pencalonan Pilpres 2019: Menantang Gagasan Antikorupsi dan Demokrasi" di kantor ICW, Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Donal menilai, Mahfud memenuhi tiga syarat capres dan cawapres yang ideal menurut ICW.
Kriteria tersebut adalah harus sosok bersih dan negarawan, memiliki visi penegakan hukum dan demokrasi yang kuat dan konsisten, berani melawan mafia hukum dan mafia bisnis.
"Profesor Mahfud menurut saya salah satu di antara sedikit orang yang bisa memenuhi tiga kriteria itu," ujar Donal.
Kesiapan menjadi cawapres dinyatakan Mahfud MD saat menjawab cuitan@eko_nursetiawan: @mohmahfudmd saya sangat antusias sekali Prof Mahfud berkenan menjadi Cawapres Pak Jokowi di Pilpres 2019.
Mahfud memberikan jawaban diplomatis. Dia menyatakan sosok cawapres Jokowi di Pilpres 2019 ditentukan partai pengusungnya.
Baca: Yusril Yakini SBY Tidak Akan Mendukung Jika Prabowo Jadi Capres. Kok Bisa Ya
Baca: Jenderal Gatot Nurmantyo Pernah Diajak Bergabung Oleh Prabowo Tetapi Menolak
Saat ini ada lima partai yang sudah mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi.
Kelima partai tersebut adalah PDI-P, Golkar, PPP, Partai Nasdem dan Partai Hanura.
''Kalau pun saya berkenan takkan ada gunanya jika capres dan parpol2 pengusungnya tidak berkenan. Makanya saya bilang, saya tidak ingin tetapi bukan tidak mau. Tak mungkin, dan malu rasanya, kalau saya menawarkan diri utk itu. Biarlah capres dan parpol2 pengusungnya yang memutuskan,'' tulis Mahfud MD.
Mahfud MD juga membalas cuitan dua netizen soal kesiapannya mendampingi Jokowi.
Kesiapan Mahfud menjadi cawapres Jokowi direspons mayoritas netizen yang memberi tanggapan.
Bahkan ada netizen yang langsung memajang poster Jokowi-Mahfud MD seperti akun @mustofa010672.

Netizen kembali memuji sikap Mahfud MD yang tidak jorjoran memasang spanduk sebagai cawapres seperti yang dilakukan beberapa politisi.
Netizen lain bersyukur Mahfud MD menyatakan siap menjadi cawapres Jokowi jika disetujui parpol pengusung Jokowi.
Selain nama Mahfud MD, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengaku, optimistis Jokowi akan menawarkan dirinya posisi sebagai cawapres.
Politisi yang akrab disapa Cak Imin itu tetap optimistis meski beberapa parpol sudah mengajukan sejumlah nama untuk disandingkan dengan Jokowi.
"Saya masih optimistis Pak Jokowi akan mengajak saya," ujar Cak Imin.
Di sisi lain, ia tidak menampik adanya tawaran dari parpol di luar pendukung Jokowi untuk berkoalisi.
Cak Imin juga mengaku sempat ditawari untuk maju sebagai calon presiden dan membentuk poros baru.
Meski demikian, kata Cak Imin, keputusan PKB terkait arah koalisi di Pilpres 2019 masih menunggu pendapat para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU).
"Tapi saya secara pribadi dan teman-teman kebanyakan juga merasa lebih nyaman dengan koalisi yang sudah ada. Meskipun koalisi baru banyak yang mengajak dan kemudian menjadi alternatif. Saya jawab kepada teman-teman itu, ya kita saling mendoakan," kata Cak Imin. (*)