1 MUHARRAM
Sama-sama Rayakan Tahun Baru Besok. Inilah Beda Penanggalan Jawa dengan Islam
Berbarengan dengan Tahun Baru Islam, masyarakat Jawa juga merayakan tahun baru. Tahun Baru Jawa 1 Sura juga jatuh pada tanggal 1 Muharram
Mengatasi itu, pada tahun ke-120 atau tahun ke-8 (Jimakir) pada windu ke-15—yang seharusnya tahun kabisat—dibuat tetap tahun basit.
Siklus 120 tahun yang disebut kurup itu membuat 1 Sura pada 120 tahun yang akan datang jatuh satu hari sebelum hari dan pasaran 1 Sura sekarang.
Proses koreksi itu baru diketahui setelah 72 tahun kalender Jawa berjalan.
Oleh karena itu, Kasunanan Surakarta menetapkan 1 Sura 1627 (Alip) jatuh pada Kamis Kliwon.
Karena itu pula, 120 tahun kemudian, 1 Sura 1747 (Alip) jatuh pada Rabu Wage.
Indikator Alip, Rabu Wage itulah yang lalu disingkat Aboge (kalender Aboge).
Pada 120 tahun kemudian, kurup Aboge itu berakhir dengan datangnya kurup baru, yaitu 1 Sura 1867 (Alip) yang jatuh Selasa Pon.
Indikator Alip, Selasa Pon itulah yang membuat kalender pada kurup itu dinamai kalender Asapon.
Seiring pemberlakuan kurup baru, rumusan hari dan pasaran untuk awal bulan kalender Jawa pun seharusnya disesuaikan.
Kurup Asapon itulah yang saat ini berlaku, mulai 24 Maret 1936-25 Agustus 2052 M.
Sejalan itu, kurup Aboge seharusnya ditinggalkan.
Namun, seiring melemahnya peran keraton dalam kehidupan masyarakat, penetapan kurup baru pun nyaris hilang.
Padahal, pelaksanaan kalender apa pun butuh pemegang otoritas untuk menentukan berlakunya sebuah kalender. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Sama-sama Rayakan Tahun Baru Besok, Inilah Beda Kalender Jawa dengan Islam, http://travel.tribunnews.com/2018/09/10/sama-sama-rayakan-tahun-baru-besok-inilah-beda-kalender-jawa-dengan-islam?page=4.