Keluarga Korban Lion Air Jatuh yang Menggugat Boeing Makin Banyak, Mencapai 30 Orang

Pesawat Lion Air yang jatuh dua bulan lalu berbuntut panjang karena Boeing kini akan menghadapi, setidaknya 30 gugatan dari keluarga korban

TribunJabar.id
Pesawat Lion Air JT 610 berjenis Boeing 737 Max 8 

"Saya merasa dikhianati," kata Rusdi Kirana seperti dlansir Daily Herald, "Saya sedang menyiapkan dokumen untuk mengusulkan pembatalan. Semuanya masih dalam pertimbangan sekarang."

Pasca laporan investigasi awal KNKT, Boeing mengeluarkan pernyataan panjang yang terkesan menghindar dari kesalahan.

Sejumlah pengamat penerbangan dan asosiasi pilot mengkritik Boeing yang seharusnya melakukan banyak hal untuk memperingatkan pelanggannya sebelum pesawat itu dioperasikan.

Panduan rinci fitur anti-stall baru pada 737 Max dinilai belum familiar bagi pilot.

Asosiasi pilot bahkan mendesak KNKT untuk menginvestigasi sistem pelatihan yang diperoleh pilot Lion Aior sebelum menerbangkan pesawat  tersebut.

Sebelumnya, dua serikat pilot AS memperkirakan, fitur keselamatan di pesawat Boeing Co 737 Max tidak cukup dijabarkan dalam manual atau pelatihan mereka.

Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kabasarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi menunjukkan bagian dari black box (kotak hitam) pesawat Lion Air PK-LQP di atas Kapal Baruna Jaya 1, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/11/2018). Bagian dari black box tersebut ditemukan penyelam TNI Angkatan Laut dari reruntuhan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUN/IRWAN RISMAWAN)

Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal mengeluarkan arahan minggu lalu, memberi tahu awak pesawat tentang sistem tersebut.

Sistem tersebut dirancang untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap para pilot yang kehilangan kendali.

Hal itu mendorong penerbang, serikat pekerja dan departemen pelatihan untuk menyadari bahwa tidak ada satupun dokumentasi untuk pesawat Max termasuk penjelasan tentang sistem, kata pemimpin serikat.

"Kami tidak suka karena kami tidak diberitahu," kata Kapten Jon Weaks, presiden Asosiasi Pilot Maskapai Penerbangan Barat.

Kapten Dennis Tajer, seorang kapten dan juru bicara Asosiasi Pilot Sekutu 737 di American Airlines Group Inc, mengatakan anggota serikatnya juga prihatin.

Keluhan dari Southwest Airlines Co dan Amerika yang membeli Max dijadikan contoh terhadap masalah tersebut.

Southwest adalah operator terbesar yang menggunakan 737 Max. Perusahaan itu sudah memesan 257 jet Max dan belum dikirimkan.

"Ini bukan tentang lapisan birokrasi, ini tentang mengetahui pesawat Anda," kata Kapten Tajer. "Kami akan selalu bersemangat dan agresif dalam mendapatkan pengetahuan tentang pesawat baru."

Sebuah buletin dari APA untuk pilot Amerika mengatakan, rincian tentang sistem itu tidak termasuk dalam dokumentasi tentang pesawat itu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved