Keluarga Korban Lion Air Jatuh yang Menggugat Boeing Makin Banyak, Mencapai 30 Orang
Pesawat Lion Air yang jatuh dua bulan lalu berbuntut panjang karena Boeing kini akan menghadapi, setidaknya 30 gugatan dari keluarga korban
"Perusahaan-perusahaan dan para pilot seharusnya diberitahu," kata Capt Weaks. "Itu membuat kita bertanya, 'Apakah itu segalanya, kawan?' Saya berharap tidak ada lagi kejutan di luar sana. "
Boeing mengatakan pihaknya yakin akan keselamatan keluarga jet 737 Max.
"Keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami dan merupakan nilai inti bagi semua orang di Boeing."
Beberapa rincian telah dirilis tentang penyebab yang mendasari kecelakaan Lion Air pada 29 Oktober lalu.
KNKT mengatakan bahwa sensor yang salah pada komputer pesawat telah mendorong pesawat menukik ke laut.
Namun Boeing menyebutkan bahwa fitur keamanan baru ditambahkan pada model Max untuk mencegah pilot kehilangan kendali.
Badan investigasi berencana untuk merilis laporan awal antara 28 dan 29 November, sebulan setelah kecelakaan, sebagaimana diamanatkan oleh perjanjian internasional.
FAA, yang mensertifikasi pesawat itu tidak berkomentar mengenai masalah tersebut.
Arahan darurat FAA mensyaratkan bahwa operator AS merevisi manual penerbangan dan mengatakan "akan mengambil tindakan lebih lanjut jika temuan dari surat perintah penyelidikan kecelakaan".
Investigasi awal

KNKT sebelumnya memaparkan pilot pesawat Lion Air PK-LQP mengalami masalah bertubi-tubi secara bersamaan.
Data tersebut diperoleh dari hasil pemeriksaan kotak hitam Flight Data Recorder (FDR).
"Pilot menghadapi berbagai kerusakan dalam waktu yang sama," kata Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo.
Pesawat Lion Air PK-LQP menukik dengan kecepatan sekitar 700 km/jam sebelum akhirnya menghantam laut.
Nurcahyo Utomo mengatakan penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP berasal dari berbagai kesalahan atau multiple failure.