BATAM TERKINI
Tak Ada Ruangan Bisa Dipinjam, Kepsek SMAN 23 Batuaji Batam Bingung 241 Siswa Baru Belajar di Mana
SMAN 23 Batuaji Batam akan menerima sedikit 241 atau bisa menjadi 313 siswa baru dalam PPDB 2019. Ironisnya, sekolah ini tak punya ruangan kelas cukup
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Sekolah SMAN 23 Batuaji Batam, Sarimin belum mau berkomentar banyak terkait kebijakan Pemprov Kepri untuk menambah 5 ruang kelas baru bagi sekolah SMAN satu-satunya di Batuaji tersebut.
"Saya masih pusing, belum bisa berikan jawaban. Hari ini kami akan rapat bersama kepala dinas Pendidikan Provinsi, kata Sarimin, Kepala Sekolah SMAN 23 Batuaji, saat dikonfirmasi terkait penambahan lokal baru, Senin (8/7/2019).
Sesuai dengan arahan Gubernur Kepri Nurdin Basirun dan kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Muhammad Dali, di dataran Engku Putri Batam Centre bahwa seluruh siswa yang sudah daftar ke sekolah negeri diakomodir.
Bahkan untuk SMAN 23 Batuaji, yang juga sekolah negeri satu-satunya di Kecamatan Batuaji, menjadi pilihan warga karena terbentur zona.
Sekolah ini baru dibuka tahun 2017 lalu dan baru ditempati Agustus 2018 lalu.
SMAN 23 baru dibangun tiga ruang belajar, saat ini dua ruangan digunakan sebagai Rombel sementara satu ruangan lagi digunakan sebagai ruang guru.
Atas kebijakan pemerintah Provinsi untuk mengakomodir semua murid yang daftar SMAN 23 yang saat ini berjumlah 313 orang dan telah diterima 241 orang membutuhkan sebanyak lima ruang belajar.
Yang menjadi pertanyaan ruang belajar di mana yang akan mereka gunakan?
"Saya belum bisa kasih jawaban, Kami rapat dulu dengan Kepala Dinas, nanti teknisnya seperti apa baru kita bisa kasih jawaban," kata Sarimin.
SMAN 23 Batam sendiri berada di lokasi satu komplek dengan SDN005 Batuaji dan SMPN 53 Batuaji.
Namun kedua sekolah tersebut juga masih kekurangan ruang belajar dan kedua sekolah tersebut mengadakan dua shift.
"Nantilah kita kasih tahu saya rapat dulu dengan Kepala Dinas," kata Sarimin.
Dia mengatakan, masih banyak yang harus ditambah di SMAN23.
"Ini persoalannya masih sangat rumit dan sangat sulit. Jadi nanti saya lapor dulu keadaannya seperti apa. Yang jelas kalau tambah ruang belajar, otomatis tambah guru dan harus numpang di sekolah lain," kata Sarimin.
Sebelumnya diberitakan, SMAN 23 Batuaji Batam yang merupakan sekolah SMA negeri satu-satunya di Batuaji saat ini hanya memiliki 3 ruang kelas. Itupun, satu kelas lagi dijadikan kantor guru.
Praktis hanya 2 ruang kelas saja yang bisa dijadikan sebagai ruang belajar dan bisa menampung siswa saat belajar dan saat ini ruang belajar yang itu digunakan oleh siswa - siswi kelas 11 dari pagi sampai sore hari.
Sementara untuk calon siswa kelas 10 yang diterima tahun ajaran 2019/2020 belum diketahui akan belejar dimana nantinya setelah masuk sekolah.
Hal itulah yang akhirnya menjadi polemik di lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 23 yang ada di perumahan Taman Lestari kelurahan Kibing Kecamatan Batuaji, Kota Batam, Provinsi Kepri.
SMAN 23 Batuaji, yang merupakan satu satunya SMAN di kecamatan Batuaji, membuat warga Batuaji banyak mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
Sekolah yang baru dibangun tahun 2017 lalu itu dan baru di tempati bulan Agustus 2018 lalu.
Saat ini masih serba kekurangan di mana semua fasilitas pendukung belum ada.
• Tahun 2019 Ini, SMAN 23 Batuaji Batam Bakal Tambah 5 Kelas Baru
• Tambah Rombongan Belajar & Revisi Area Zonasi, Ini Dia Solusi Atasi Polemik PPDB 2019 di Batam
• Protes Pemprov Kepri Tambah Rombel, Gafarudin: Seharusnya Pemerintah Tawarkan Sekolah Swasta
• Stop Mobil Patroli Polisi di Nagoya, Ternyata 2 Turis Australia Kebingungan Cari Lokasi Pelabuhan
Bahkan guru di sekolah tersebut harus menggunakan ruang belajar sebagai kantor sementara.
"Ya seperti inilah keadaannya," kata Budi, salah satu guru di SMAN 23 Batuaji, Senin (8/7/2019).
Budi, mengatakan murid yang ada di kompleks perumahan di mana sekolah tersebut berdiri tidak bisa diakamodir semuanya.
"Ruangan kita hanya dua, berapalah yang bisa kita tampung,'' kata Budi.
Tambah 5 Kelas Baru
Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Muhammad Dali mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Kepri memberikan lampu hijau terhadap SMAN 23 Batuaji untuk menambah lima kelas baru demi menampung calon siswa yang tak bisa tertampung sekolah negeri akibat kebijakan zonasi.
Nantinya, anak-anak tersebut akan menumpang di gedung yang bisa ditumpangi untuk proses belajar-mengajar sementara waktu sambil menunggu ruang kelas selesai dibangun.
Sementara untuk Batam, secara keseluruhan ada 2.126 calon murid yang belum tertampung di sekolah negeri.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad meminta para orangtua-wali murid tidak ngotot memasukkan anaknya ke salah satu sekolah di Batam.
Karena berdasarkan penyampaikan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun dan Kadisdik Kepri, Muhammad Dali saat pertemuan dengan wali murid di Dataran Engku Putri Batam Center, pemerintah akan berupaya supaya anak yang tak lulus sistem zonasi untuk SMA/SMK negeri tetap bisa bersekolah negeri.
Beberapa upaya yang dilakukan, yakni menambah rombongan belajar (rombel) di tiap sekolah, minimal dua rombel. Namun itu pun disesuaikan dengan situasi.
"Kalau dua rombel dibuka, satu sekolah dimungkinkan bisa sampai 80 orang terakomodir satu sekolah," ujarnya, Senin (8/7/2019).
• Stop Mobil Patroli Polisi di Nagoya, Ternyata 2 Turis Australia Kebingungan Cari Lokasi Pelabuhan
• Banyak Orangtua Galau Anaknya Tak Lolos Sistem Zonasi, Wawako Batam: Anak Saya Juga Tak Lolos
• Sedang Asyik Nongkrong, Pria Diduga Penadah Motor Curian Diamankan Polisi Polsek Batuaji Batam
• CATAT! Jika Tertangkap Tak Bawa Surat Kendaraan & Tak Lengkapi Safety Riding, Motor Bakal Ditahan
"Kita harapkan dengan penjelasan tadi, masyarakat tak perlu risau lagi. Tapi jangan pula memaksakan diri pada satu sekolah. Jangan ngotot. Sistem zonasi ini pada hakekatnya supaya ada pemerataan prestasi. Biar tak ada sekolah unggul, sekolah terbelakang. Kalau ini dijalankan 3 atau 4 tahun, saya kira sekolah relatif setara prestasinya," kata Amsakar.
Upaya menambah rombel di setiap sekolah diyakini memang belum bisa menjadi solusi bagi 2000an calon murid yang belum tertampung.
Itu makanya, Kadisdik Kepri, Muhammad Dali akan menerapkan sistem bebas zonasi. Dari semula delapan zonasi, akan dibuat menjadi empat zonasi.
"Tempat-tempat yang jalurnya padat, bergeser ke zonasi sebelah. Barangkali yang tak diterima di sana tak terlalu banyak. Kita geser. Seperti ke SMAN 15, itu masih kurang 70 siswa, ditambah dua rombel, total bisa sampai 140an siswa di sana," ujar Dali.
Anak Wawako Batam Juga Tak Lolos

Keresahan orangtua karena anaknya tak diterima di SMA/SMK negeri berdasarkan sistem zonasi di Batam, ternyata juga dirasakan Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad.
"Anak saya juga tak lulus. Intinya, tak ada perlakuan berbeda. Sama semua," kata Amsakar, Senin (8/7/2019).
Amsakar yang tinggal di Perumahan KDA, Batam Center ini mengatakan, anak ketiganya tak lulus masuk SMAN 3 Batam tidak juga diterima masuk ke SMAN 20 Batam.
"SMA 3 tak bisa, SMA 20 tak bisa, malang nasibnya. Karena zonasinya jauh semua," ujarnya.
Amsakar juga merasakan kesedihan yang dialami para orangtua.
Namun dia meyakinkan, kalau itu adalah sebuah kebijakan nasional.
"Kita mesti mulai sesuatu yang sudah jadi kebijakan nasional terutama untuk diri kita sendiri," kata Amsakar.
Ia masih berharap pada gelombang kedua solusi yang diberikan Kadisdik Kepri, Muhammad Dali, anaknya bisa diterima.
Meski begitu, Amsakar juga mencari alternatif sekolah swasta.
• Sedang Asyik Nongkrong, Pria Diduga Penadah Motor Curian Diamankan Polisi Polsek Batuaji Batam
• CATAT! Jika Tertangkap Tak Bawa Surat Kendaraan & Tak Lengkapi Safety Riding, Motor Bakal Ditahan
• Dalam 4 Hari, 2 Turis Asing Jadi Korban Kejahatan, ASITA Minta Polisi Pariwisata Diaktifkan Lagi
• Kebingungan di Nagoya Batam, Polisi Polresta Barelang Antar Turis Australia ke Pelabuhan
"Untuk orangtua wali murid, kita harapkan penjelasan dari Kadisdik tadi bisa menenangkan warga. Kita harapkan bisa terakomodir ke sekolah negeri. Tadi perintah dari pak gubernur untuk menyelesaikan ini, berarti masalah ini akan diselesaikan sampai tuntas," ujarnya memberikan imbauan.

Orangtua Kebingungan
Sebelumnya diberitakan, sejumlah orangtua mengeluhkan terbatasnya kuota untuk bisa mendaftar sekolah negeri di Batam. Akhirnya, mereka kebingungan bagaimana nasib pendidikan anaknya.
"Harus kemana lagi kami daftar anak kami? Rumah kami dekat tapi sudah tidak bisa tertampung."
Beginilah ungkapan para orangtua di Sagulung yang hendak memasukkan anaknya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN).
Sistem Zonasi yang dibuat oleh pemerintah dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun ajaran 2019/2020 menyisahkan pilu bagi orangtua.
Pasalnya di luar zona anak sudah tidak bisa diterima.
Wilayah Sagulung yang merupakan salah satu wilayah padat penduduk di Kota Batam, membuat banyak anak tidak bisa diterima di sekolah karena membludaknya siswa yang mendaftar.
Salah satu sekolah di Sagulung yakni SMAN 5 Batam, merupakan sekokah favorit yang menjadi pilihan warga.
Sementara daya tampung sekolah tersebut untuk tahun ajaran 2019/2020 hanya 350 siswa.
Saat ini hari ke enam atau hari terakbir PPDB jumlah murid yang mendaftar tercatat sebanyak 670 siswa sementara yang diterima hanya 350 siswa.
Untuk SMAN 5 Sagulung anak yang tidak bisa diterima sebanyak 320 orang. Bagaimana nasib mereka?
Ratusan orangtua anak yang anaknya tidak terdaftar menunggu kebijakan dari Pemerintah Provinsi melalui di Dinas pendidikan Provinsi Kepri.
"Kami tidak tahu harus mengadu ke mana. Mau kemana lagi kami harus mendaftarkan anak kami agar bisa sekolah," kata Risma, salah stau orangtua siswa, Sabtu (6/7/2019).
Hebron, orangtua lainnya juga mengatakan tempat tinggalnya dari sekolah kurang lebih satu kilometer.
"Ini sekolah paling dekat ke rumah. Kalau ke sekolah lain seperti SMAN 17 dan SMAN 19 jaraknya sudah lebih dari dua kilometer. Jadi tidak tahulah seperti apa nanti," kata Hebron.
Dia juga mengatakan tidak tahu lagi mau mengadu ke mana.
"Kalau sekolah di Swasta, mau dari mana uang sekolah bulanannya," kata Hebron.
Di tempat terpisah, komite SMAN 5 Sagulung Zainal, mengatakan pihaknya bersama sekolah sudah rapat.
"Keputusan terakhir menunggu kebijakan dari Gubernur dan Disdik Provinsi,"kata Zainal.
Dia juga mengatakan untuk daya tampung di SMAN 5 sesuai dengan jumlah lokal yang tersedia."Lokalnya hanya 10. kalau ditambah lokal berarti guru juga harus ditambah," katanya.
Dia mengatakan dalam waku dekat pihak sekokah akan rapat dengan Disdik Provinsi untuk mencari solusi.
"Kita berharap semua anak yang daftar bisa diterima," kata Zainal.
Gubernur dan Walikota Gelar Pertemuan Terbuka
Menindaklanjuti kegalauan orangtua yang anaknya tak lolos seleksi zonasi, Gubernur Kepri dan Walikota Batam mengundang calon wali murid dalam pertemuan terbuka.
Ribuan calon wali murid SMA/ SMK yang anaknya tak lolos masuk sekolah negeri berdasarkan sistem zonasi berkumpul di Dataran Engku Putri Batam Center, Senin (8/7/2019) pagi.
Mereka dikumpulkan Gubernur Kepri dan Wali Kota Batam untuk mencari solusi, supaya anaknya tetap bisa bersekolah negeri.
Berdasarkan hasil pantauan Tribunbatam.id, beberapa calon murid juga ikut datang pada kegiatan ini.
Gubernur Kepri, Nurdin Basirun mengatakan, tak menyangka peserta PPDB Batam membludak. Ini pertanda Batam maju.
Iapun meminta maaf jika ada permasalahan pendidikan di Batam terkait PPDB.
Solusi sementara menambah ruang kelas baru. Untuk guru, menurutnya tak masalah.
Sebelumnya diberitakan, Walikota Batam Muhamad Rudi, melalui seluruh camat se-Kota Batam, menyampaikan undangan terbuka bagi orangtua dan walimurid yang anaknya tidak diterima di Sekolah menengah Atas (SMA) mapun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk datang di alun-alun Engku Putri Senin (8/7/2019) pukul 07.00 WIB.
Undangan terbuka tersebut disampaikan melalui saluran media sosial group wahatshap di kecamatan masing masing.
Adapun undangan terbuka tersebut adalah :
Assalamu'alaikum wr. wb.
Selamat pagi, mohon ijin Bapak dan Ibuk Camat serta Lurah di lingkungan Pemko Batam, menyampaikan arahan langsung Bapak Walikota Batam untuk :
1. Segara hari ini, Minggu 07 Juli 2019 wajib menghubungi Kepala Sekolah SLTA/SMK di wilayah kerjanya masing-masing, untuk dapat menyampaikan perintah Bapak Walikota Batam kepada Kepala Sekolah dimaksud, dengan di bantu langsung Camat dan Lurah dapat menghubungi ORANG TUA dan WALI MURID yang PPDB 2019 , anaknya tidak lolos/tidak di terima disekolah zona padahal anak2nya masuk dalam zonasi (kontak org tua/ wali murid ada di sekolah, yg diberikan pada saat pendaftaran)
2. Seluruh orang tua/walimurid yang anaknya tidak diterima disekolah zonasinya di dampingi seluruh Kepsek SLTA/SMK, dan Camat diwajibkan hadir pada :
Hari/Tanggal : Senin, 08 Juli 2019
Pukul : 07.00 Wib (Tepat Waktu)
Tempat : Dataran Engku Putri, Batam Centre
Acara : Pengarahan Bapak Gurbenur Kepri dan Bapak Walikota Batam terkait Solusi PPDB SLTA/SMK di Lingkungan Pemko Batam.
Demikian disampaikan, untuk segera di tindaklanjuti dan dipedomani.
Wassalamualaikum wr. Wb.
Cc.Yth :
Bapak Gurbenur Kepri
Bapak Wako Batam
Bapak Wawako Batam
Bapak Sekdako Batam
Di tempat terpisah Camat Sagulung Reja Khadafy mengatakan undangan tersebut benar adanya."Ini undangan untuk semua orangtua dan walimurid yang anaknya tidak masuk di SMA atau SMK," kata Reja.
Dia juga mengatakan dalam kegiatan tersebut walikota batam bersama gi ernur Kepri akan memberikan arahan untuk anak yang tidak bisa masuk SMA/SMK.(Tribunbatam.id/Ian Sitanggang/Dewi Haryati)
(Tribunbatam.id, Ian Sitanggang)