Solusi Nurdin Basirun Atasi Masalah PPDB di Kepri Justru Dikritisi Burhanudin Nur

Bahkan kebijakan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun membuat gelombang baru menurut Burhanudin Nur hanyalah pelarian masalah saja.

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Thom Limahekin
TRIBUNBATAM.id/Endra Kaputra
Burhanudin Nur, anggota DPRD Kepri 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Anggota DPRD Kepri Burhanudin Nur mengkritisi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri seakan tidak siap setiap kali menghadapi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

Bahkan kebijakan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun membuat gelombang baru menurut Burhanudin Nur hanyalah pelarian masalah saja.

"Gubernur harus bertanggung jawab atas kebijakan itu bila malah menjadi persoalan baru di kemudian hari. Kesepakatan bersama, kita harus ikuti aturannya berdasarkan Permendikbud," kata Burhanudin Nur kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (09/07/2019).

Burhanudin Nur menjelaskan, kebijakan yang nantinya akan memasukkan seluruh siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri menambah persoalan baru.

"Kalaupun itu dilakukan, persoalannya, bukan hanya ruang kelas saja, ada persoalan dengan tenaga pengajar guru. Harusnya kebijakan itu harus mengikuti itu dong," ujar Burhanudin Nur.

Dia menyampaikan kehadiran pemerintah dalam pendidikan sekolah khususnya di Kota Batam hanya 30 persen, dan terendah di Indonesia.

Ahok dan Puput Bakal Bangun Resor Mewah di Bukit Batu di Bawahnya Laut Biru? Inikah Lokasinya

Apakah Diskon Tiket Pesawat 50 Persen Berlaku di Hang Nadim? Begini Jawaban Suwarso

Wirang Birawa Menerawang Nasib Galih Ginanjar Terkait Kasus Ikan Asin: Kamu Harus Tanggung Semuanya!

Keseruan Bermalam di LEGOLAND Hotel Malaysia, Bisa Bermain Lego Sepuasnya

"Peran sekolah swasta luar biasa kalau di Batam. Ke mana pemerintahnya.

Kalau dibilang tidak ada anggaran. Kita punya kok anggaran, bukan persoalan itu. Nah yang jadi persoalan, anggaran yang kita punya tidak dipakai buat hal yang lebih penting," tegas Burhanudin Nur.

Dia menyebutkan, kewenangan SMA dan SMK di Disdik Pemprov Kepri sudah sejak 2017.

Bila Pemprov Kepri benar-benar serius dalam dunia pendidikan, tentunya sudah bisa memetakan jumlah sekolah, ruang kelas, dan lulusan sekolah, agar bisa menjadi pertimbangan untuk pembangunan sekolah.

Gubernur Kepri H Nurdin Basirun bertemu dengan orang tua dan wali murid yang anaknya diterima di PPDB Kota Batam di Dataran Engku Putri Kota Batam, Provinsi Kepri. Nurdin didampingi oleh Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmat dan Kepala Disdik Kepri Muhammad Dali.
Gubernur Kepri H Nurdin Basirun bertemu dengan orang tua dan wali murid yang anaknya diterima di PPDB Kota Batam di Dataran Engku Putri Kota Batam, Provinsi Kepri. Nurdin didampingi oleh Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmat dan Kepala Disdik Kepri Muhammad Dali. (TRIBUNBATAM.id/Endra Kaputra)

"Masak setiap tahun masalahnya cuma ruang kelas tidak cukup mulu.

Kalau saya boleh katakan, ini persoalan tahun lalu yang tidak diurus sempurna.

Makanya jadi seperti ini, seperti bom waktu," ucap Burhanudin Nur.

Terkait keluhan orang tua calon siswa untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta, menurutnya, pemerintah daerah bekerja sama denga swasta dengan mensubsidi.

"Kan kita ada Bos pusat. Bisa daerah juga membuat program Bos daerah, untuk membantu meringankan pengeluaran orang tua, dengan kerja sama tadi itu dengan pihak swasta.

Masak pihak swasta gak mau kerjasama buat pendidikan di Kepri," kata Burhanudin Nur.

Dia pun menyampaikan, ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk tidak lagi mengulanginya.

Pemprov Kepri mempunyai peran cukup besar harus mampu merencanakan dengan sempurna.

"Jangan merancang keputusan dadakan yang efeknya juga gak baik dan harus direncanakan untuk 5 tahun ke depan.

Hal ini juga harus menjadi atensi Pak Gubernur, bagaimana memprioritaskan pendidikan.

Jangan berkoar soal mutu pendidikan. Kalau baru mau daftar siswa aja sudah banyak masalah," ujar Burhanudin Nur.

Muhammad Dali Kepala Disdik Kepri
Muhammad Dali Kepala Disdik Kepri (TRIBUNBATAM.id/thom limahekin)

Sebelumnya, Gubernur Kepri, H Nurdin Basirun mengatakan pihaknya akan menjamin keadilan pendidikan untuk masyarakat Kepri.

Tugas pemerintah menyediakan sarana dan prasarana. Mudah-mudahan, selesai semua permasalahan ini.

“Soal caranya, sementara ini ditambahlah ruang belajar lagi.

Kalau soal ketersediaan guru, tidak masalah.

Itu urusan pemerintah menyediakannya,” kata Nurdin Basirun saat bertemu dengan para orang tua murid di Dataran Engku Putri, Batam, Senin (8/7/2019) pagi.

Tampak hadir dalam pertemuan itu Wali Kota Batam Muhammad Rudi, Wakil Wali Kota Batam Amsakar Ahmad, Sekdako Batam Jefriden, Kadis Pendidikan Provinsi Kepri Muhammad Dali dan sejumlah kepala sekolah.

Nurdin Basirun, yang semula harus berangkat ke Jakarta dengan penerbangan pukul 07.00 WIB, Senin itu harus menunda ke pukul 09.00 WIB karena menghadiri pertemuan ini.

 Laga Persija Jakarta vs Persib Bandung, Polda Metro Jaya Siapkan 15 Ribu Personel Keamanan

 Wali Murid Masih Belum Mengerti Penjelasan Tentang PPDB, Mereka Serbu Kadisdik Kepri Tanyakan PPDB

 Tak Pernah Pakai Stuntman Saat Syuting Film, Ini Rahasia Bugar dan Kulit Wajah Kencang Tom Cruise

 Tak Kuasa Nahan Nafsu Jelang Pernikahan, Chat Mesum di WhatsApp Soal Organ Vital Viral di Medsos

Dia terbang ke Jakarta karena teragenda bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, pukul 14.00 WIB.

Kepada orang tua yang hadir, Nurdin Basirun meminta bertenang semua.

Menurutnya, selalu ada solusi yang bisa diambil setiap ada permasalahan.

Soal penerimaan siswa dengan sistem zonasi ini memang merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Tetapi Nurdin menegaskan ada kebijakan untuk menyelesaikan setiap persoalan yang muncul.

“Kalau ada masalah pendidikan, maafkan Kami.

Tapi setelah Pak Rudi (Wali Kota Batam) menelepon dan Kadisdik melapor tentang penerimaan siswa baru, pasti ada solusinya.

Untuk rakyat, jiwa dan raga kita korbankan,” kata Nurdin Basirun.

Gubernur Kepri H Nurdin Basirun saat melakukan peninjauan terhadap pembangunan kawasan Gurindam 12, Tepi Laut, Tanjungpinang, Senin (10/6/2019).
Gubernur Kepri H Nurdin Basirun saat melakukan peninjauan terhadap pembangunan kawasan Gurindam 12, Tepi Laut, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Senin (10/6/2019). (TRIBUNBATAM.id)

Nurdin Basirun menyebutkan jumlah peserta yang semakin membludak ini menunjukkan Batam semakin maju.

Semakin banyak orang beraktivitas di Batam untuk mencari rezeki apalagi Wali Kotanya membuat Batam semakin cantik.

Karena itu, menurut Nurdin, pihaknya akan menambah jumlah SLTA di Batam.

Kalau untuk saat ini satu solusinya adalah dengan penambahan ruang baru, tahun depan rencananya ada penambahan sekolah baru.

Menurut Nurdin, ada empat wilayah prioritas pembangunan SLTA.

Untuk Batam, ketersediaan lahan merupakan masalah tersendiri.

Tetapi, kata Nurdin, Wali Kota sepertinya sudah menyiapkannya.

“Ini seperti konektivitas hati. Rupanya Pak Rudi sudah menyiapkan,” kata Nurdin.

Untuk sekolah baru, Nurdin berharap dukungan masyarakat.

 Pada Pembukaan Rapat Kerja Pusat XXII, Begini Pesan Arif Fadillah kepada Ikatan Pustakawan Indonesia

 Tak Kuasa Nahan Nafsu Jelang Pernikahan, Chat Mesum di WhatsApp Soal Organ Vital Viral di Medsos

Kykuu Ungkap Skincare yang Dipakai untuk Merawat Wajah, Yuk Intip Apa Saja

 Kadisbudpar Minta Masyarakat Sama-Sama Jaga Pulau Putri, Buang Sampah Jangan Sembarangan

Misalnya, kalau warga memiliki lahan diminta untuk merelakannya demi pembangunan.

Karena, kata Nurdin, doa dan dukungan masyarakat membuat semua persoalan bisa diselesaikan.

Kepada Kadis Pendidikan Kepri, Nurdin berpesan agar segera diaplikasikan, terlebih untuk menampung mereka yang belum mendapatkan kepastian.

Muhammad Dali, Kadis Pendidikan mengatakan proses penerimaan dengan sistem zonasi merupakan perintah pemerintah pusat.

Pihaknya mengikuti mekanisme tanpa ada kecurangan. 

Saat ini, kata Dali, ada 2.216 siswa yang belum mendapat tempat.

Perintah Gubernur, kata Dali akan segera diaplikasikannya.

Tetapi dia meminta para orang tua bersabar.

Karena ada tahapan yang mereka lakukan.

Lagipula pada sekolah tertentu ada penumpukan.

Saat ini, di SMA Negeri 3 ada 523 siswa yang belum tertampung.

Penumpukan juga terjadi di SMA 23.

Ada 500 siswa yang belum tertampung.

Tapi ada solusi di sana, karena ada gedung yang bisa ditumpangi.

Kepsek dan warga menjamin minimal lima lokal.

“Yang disampaikan Pak Gubernur adalah perintah.

Kata kunci dari Pak Gubernur minimal 2 lokal.

Dan ke dua menyesuaikan dengan situasi,” kata Dali.

Tahap ke tiga, kata Dali adalah bebas zonasi yang dibuat dalam sistem.

Semula di Batam ada delapan zonasi dibagi menjadi empat. 

Dali menyarankan mereka yang menuju tempat sekolah jalur padat, bergeser ke zonasi sebelah yang barangkali jumlah di situ tak terlalu banyak.

“Misalnya di SMA N 3 Batam ke SMA N 15 yang memang kurang 70 siswa.

Jika ditambah 2 lokal, jadi semakin ringan,” kata Dali, sambil menambahkan pihaknya ingin agar yang tak bisa diterima jadi bisa diterima.

Wali Kota Rudi mengatakan sistem ini merupakan kebijakan Menteri.

Namun setelah diikuti, tidak bisa terpenuhi semuanya. 

Kebijakan ini sempurna, kata Rudi, kalau daerah punya uang yang cukup buat sekolah.

Saat ini, sektor lain juga ikut dibangun untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. (TRIBUNBATAM.id/Endra Kaputra)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved