Beijing Ingatkan Demonstran Hong Kong Tidak Bermain Api: Kalian Akan Binasa

China mengeluarkan peringatan keras terhadap para pengunjuk rasa di Hong Kong untuk tidak "bermain api" dan mengira pemerintah pusat bersikap lemah.

South China Morning Post
Wong Tai Sin, sebuah pemukiman padat di Hong Kong menjadi medan pertempuran. Warga sipil keluar untuk melindungi demonstran dari serbuah gas air mata dari polisi. 

"Beberapa kelompok radikal akan meneror orang yang membuat acara jika tahu saya akan hadir, baik terbuka atau tertutup,” kata Lam.

"Ini adalah Hong Kong hari ini, ada orang menggunakan ancaman dan intimidasi untuk mencapai tujuan mereka."

Hong Kong Lumpuh oleh Pemogokan
Carrie Lam muncul setelah serangan baru berupa pemogokan massal melumpuhkan seluruh Kota Hong Kong, Senin (5/8/2019).

Aksi mogok massal ini meliputi sektor transportasi dan 20 sektor bisnis sejak Senin pagi, sementara aksi demonstrasi yang diklaim mencapai 500 ribu orang berlanjut hingga Senin malam ini.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, aksi mogok sebagai bagian dari meningkatnya protes anti-pemerintah memaksa otoritas bandara Hong Kong untuk membatalkan sekitar 300 penerbangan.

Otoritas bandara Hong Kong menyebutkan, hanya satu dari lima bandara di Hong Kong yang beroperasi dan hanya 34 penerbangan yang diizinkan terbang dari 68 penerbangan per jam pada waktu normal.

 Detik-detik Baku Tembak Polisi dengan Kawanan Begal di Jalinsum, Warga Sebut Ada 5 Kali Tembakan

 Siaran dalam Genangan Banjir Setinggi Leher, Reporter Ini Tuai Pujian, Videonya Viral

 Gadis Ini Alami Sindrom Langka Werewolf, Begini Penampakannya yang Cantik Setelah Dicukur Habis

Setiap harinya, bandara Hong Kong ini melayani 1.000 penerbangan, baik berangkat atau tiba, namun hanya 511 penerbangan berangkat dari kota itu, sementara 117 keberangkatan dan 98 kedatangan dibatalkan hingga Senin siang

Aksi mogok dilakukan oleh petugas bandara dan staf delapan penerbangan –terutama maskapai China termasuk Cathay Airways. Aksi ini akan berlanjut hingga Selasa besok.

Para pilot dan pramugari dari maskapai yang melibatkan diri dalam pemogokan massal itu adalah Cathay Pacific, Cathay Dragon, HK Express dan Hong Kong Airlines.

Akibatnya, ribuan penumpang telantar dan menumpuk di bandara dan sebagian lagi tidak bisa mendarat.

Cathay dan Hong Kong Airlines menawarkan pemesanan ulang kepada penumpangnya sementara Cathay Pacific merekomendasikan agar pelanggan menunda perjalanan yang tidak penting.

Layanan kereta api Airport Express yangh awalnya tidak terlibat penuh dalam aksi mogok ini –hanya untuk jalur “merah”, telah dipaksa untuk berhenti oleh pendemo.

 

Pemogokan ini merupakan perkembangan terbaru dari aksi protes terhadap RUU ekstradisi yang sudah berlangsung selama dua bulan.

Pemerintah eksekutif Hong Kong telah menunda pembahasan RUU tersebut namun pihak para pengunjuk rasa menuntut penarikan penuh RUU tersebut.

Akibat lambatnya pemerintah merespon desakan pendemo –termasuk pegawai negeri–, membuat aksi demo ini merebak ke isu politik yang sangat krusial: membebaskan Hong Kong dari China.

Sementara itu, para demonstran masih terus melakukan aksi dan terlibat “pertempuran” dengan polisi yang bersenjatakan gas air mata, granat spons dan peluru karet.

Pendemo membakar gedung

Pada Senin sore, ratusan ribu demonstran berkumpul di tujuh lokasi. Bentrokan terjadi di jalan-jalan yang diduduki di seluruh kota dan di depan kantor polisi, Wong Tai Sin dan Harcourt Road.

Bahkan, para pendamo semakin nekat, membuat blokade dengan membakar sampah-sampah dan mempersenjatai diri mereka untuk membalas polisi saat terjadi bentrokan.

Mereka juga mengepung Admiralty untuk meminta pegawai negeri sipil bergabung dengan pemogokan. Aksi tersebut menjadi taktik yang berhasil karena para pegawai tidak bisa masuk kantor.

Seperti juga aksi protes sebelumnya demonstran garis keras terlibat bentrokan dengan polisi, mengubah zona pejalan kaki dan perumahan menjadi medan perang.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam Cheng Yuet-ngor sebelumnya membuat penampilan publik pertamanya dalam dua minggu menolak tuntutan pemrotes dan menuduh tindakan yang sedang berlangsung menantang prinsip "satu negara, dua sistem".

Hingga berita ini diturunkan, bentrokan di sejumlah titik masih berlangsung.

Bahkan di North Point, bentrokan pecah antara pendemo dengan sekelompok pria pro-Beijing.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved