Tiga Penembakan Massal Tewaskan 34 Orang Sepekan, Trump Salahkan Video Game

Presiden AS Donald Trump menyalahkan video game dan penyakit jiwa sebagai penyebab penembakan massal yang menewaskan 34 orang dalam sepekan terakhir.

AP/Kentucky Today
Seorang warga meletakkan karangan bunga di lokasi penembakan massal di El Paso, Texas yang menewaskan 22 orang, Minggu (4/8/2019) 

Pelaku penembakan di El Paso, Texas bernama Patrick Crusius, berusia 21 tahun, asal Allen, pinggiran kota Dallas.

Pelaku ditahan pihak kepolisian di penjara El Paso setelah menyerah kepada aparat penegak hukum yang datang ke lokasi penembakan.

Crusius disebut bertindak kooperatif dengan polisi yang menahannya sehingga tidak sampai terlibat baku tembak dengan petugas.

Sementara nasib berbeda dialami pelaku penembakan massal di Dayton, Ohio, yang diidentifikasi bernama Connor Betts (24).

Pelaku yang juga menggunakan senapan serbu jenis AK tersebut ditembak mati di lokasi insiden tak lama setelah mulai melancarkan tembakan yang menewaskan sembilan orang.

Di antara korban tewas terdapat saudara perempuan pelaku bernama Megan Betts (22).

Penembakan di Dayton, Ohio, dilaporkan terjadi di luar sebuah bar bernama Ned Peppers, yang beralamat di E 5th Street, distrik Oregon.

CCTV penembakan di Ohio

Dalam sepekan terakhir sudah terjadi tiga penembakan massal di AS. Sebelumnya, Minggu, 28 Juli, tiga orang tewas diberondong seorang pria ke arah pengunjung Festival Bawang Putih Gilroy, di Sacramento, California.

Satu korban masih berusia enam tahun, namun pelaku juga tewas setelah dilumpuhkan polisi dengan timah panas.

Bocah laki-laki berusia enam tahun bernama Stephen Romero turut menjadi korban tewas akibat terkena tembakan pelaku.

Menurut nenek korban, cucunya sedang mengunjungi festival bersama dengan ibu dan seorang kerabat lainnya. "Dia selalu menjadi anak yang baik, bahagia, dan menyenangkan," kata Maribel Romero menceritakan tentang cucunya yang meninggal di rumah sakit.

Petugas masih mencari satu orang tersangka lainnya yang diyakini membantu pelaku.

"Kami meyakini berdasarkan pernyataan saksi bahwa ada individu kedua yang terlibat dalam suatu cara, kami hanya tidak tahu dalam hal apa," ujar Scot Smithee, Kepala Departemen Kepolisian Gilroy, kepada wartawan.

Warga berlarian saat terjadi penembakan massal di Gillroy

Selain tiga korban tewas, sekitar 15 orang dilaporkan mengalami luka-luka dalam insiden penembakan ini dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Seorang saksi, Julissa Contreras mengatakan kepada NBC, pelaku penembakan adalah seorang pria kulit putih berusia 30-an yang bersenjatakan senapan.

Pelaku terlihat melepaskan tembakan secara acak ke arah kerumunan warga di hari terakhir festival yang digelar selama tiga hari itu.

 
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved