Kembali Unjuk Rasa di Bandara Internasional Hong Kong, Diikuti Ribuan Demonstran
Aksi unjuk rasa di Hongkong kembali memilih lokasi di Bandara Internasional Hong Kong pada Jumat (9/8/2019). Aksi demo ini akan berlangsung 3 hari.
TRIBUNBATAM.id - Aksi unjuk rasa di Hongkong kembali memilih lokasi di Bandara Internasional Hong Kong pada Jumat (9/8/2019).
Perkiraan aksi unjuk rasa di Bandara Internasional Hong Kong ini akan diadakan selama tiga hari hingga Minggu (11/9/2019) demi mendapat perhatian dan dukungan internasional, setelah dua bulan protes digelar di Hong Kong.
Sebagian besar demonstran di Hongkong menggunakan pakaian hitam sebagai penanda gerakan dan duduk di aula kedatangan bandara.
• Tunjukkan Kekuatan, 12.000 Polisi China Ikuti Latihan di Perbatasan Hongkong
• Kerusuhan di Hongkong Terus Berlanjut, Polisi Berhasil Menahan 148 Demonstran
• Menolak Mundur, Carrie Lam Nyatakan Aksi Unjuk Rasa Telah Hancurkan Hongkong
• 5 Cara China Tanggapi Kerusuhan di Hongkong, Tegaskan Lindungi Kedaulatan
• Jelang Demo Lainnya di Hongkong, Polisi Sita Senjata dan Bahan Pembuat Bom
Mereka membawa plakat dan poster dalam bahasa Inggris dan China, yang mengecam aksi kekerasa oleh polisi terhadap massa pengunjuk rasa.
"Selamatkan Hong Kong dari tirani dan kebrutalan polisi!" tulis salah satu plakat yang dibawa pengunjuk rasa.
Para peserta aksi juga sesekali meneriakkan kata-kata, "Tidak ada perusuh, hanya tirani".
Massa pengunjuk rasa juga memasang spanduk panjang dan besar yang digantungkan dari pagar lantai atas. Spanduk itu bertuliskan "BEBASKAN HONG KONG. REVOLUSI SEKARANG JUGA".
Aksi kali ini adalah yang kedua dilakukan kelompok pro-demokrasi di area bandara, yang dijadwalkan berlangsung lebih lama, yakni selama tiga hari hingga Minggu (11/8/2019) mendatang.
Diharapkan dengan menggelar aksi protes di bandara, yang merupakan ruang transit bagi pengunjung dari luar negeri akan dapat menarik perhatian dunia internasional.
Dikatakan bahwa tujuan menggelar aksi di bandara adalah untuk menyebarkan "kebenaran" tentang situasi yang sesungguhnya terjadi di Hong Kong.
"Tanyakan kepada saya segala hal tentang Hong Kong," tulis salah satu pesan dalam berbagai bahasa, yang ditempelkan pada lengan sejumlah pengunjuk rasa.
"Kami ingin memberi tahu kepada para penumpang apa yang sebenarnya terjadi di Hong Kong. Jadi kami menyiapkan selebaran ini untuk menunjukkan lima tuntutan utama kami," kata Charlotte Au, seorang siswi berusia 16 tahun yang ikut bergabung dalam aksi protes.
"Kami berharap untuk dapat memberi tahu mereka kebenaran melalui komunikasi kami dan mendapatkan dukungan mereka," ujarnya kepada AFP.
Tuntutan tersebut, di antaranya, para pengunjuk rasa ingin melihat RUU ekstradisi yang kontroversial, yang telah ditangguhkan, untuk dapat ditarik sepenuhnya.
Massa pro-demokrasi juga ingin agar digelarnya pemilihan langsung pemimpin kota, serta dilakukannya penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi selama menangani unjuk rasa.