DEMO HONG KONG
Trump: Presiden China Perlu Temui Langsung Para Pengunjuk Rasa di Hong Kong
Menurut Presiden Amerika Serikat Donald Trump, demi mengakhiri aksi unjuk rasa di Hong Kong, perlu diadakan pertemuan antara Presiden China dan massa.
TRIBUNBATAM.id - Berbagai aksi unjuk rasa di Hong Kong menarik perhatian seluruh penjuru dunia termasuk Amerika Serikat.
Donald Trump, Presiden Amerika Serikat ini turut memberikan tanggapan terkait aksi unjuk rasa di Hong Kong yang sudah berlangsung lebih dari 10 pekan terakhir.
Melansir dari Reuters, menurut Trump, aksi unjuk rasa di Hong Kong perlu di akhiri dengan pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dengan para pengunjuk rasa secara pribadi dan langsung.
• Akibat Kebijakan Kontroversial Donald Trump, Amerika Serikat Menunjukkan Sinyal Resesi
• Trump: Presiden China Pasti Bisa Selesaikan Krisis Hong Kong Dengan Cepat
• Demi Jegal Trump Agar Tak Terpilih Lagi, Begini Strategi China
• Trump Minta Rp 14 Triliun pada Korea Selatan Sebagai Biaya Pengamanan dari Ancaman Korea Utara
• Tiga Penembakan Massal Tewaskan 34 Orang Sepekan, Trump Salahkan Video Game
"Jika Presiden Xi bersedia untuk bertemu langsung dan secara pribadi dengan para pengunjuk rasa, akan ada akhir yang bahagia dan tercerahkan untuk persoalan Hong Kong. Saya yakin!" tulis Trump dalam twitnya, Kamis (14/8/2019).
Pernyataan Trump di akun media sosialnya itu datang sehari setelah presiden berusia 73 tahun itu mengikat perjanjian perdagangan AS dengan China ke resolusi yang manusiawi dari minggu-minggu protes yang melanda Hong Kong.
Beberapa jam sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS menyampaikan keprihatinan atas laporan akan adanya pergerakan pasukan paramiliter China di sepanjang perbatasan Hong Kong.
Sementara sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China pada Kamis (15/8/2019), yang mengatakan Beijing telah mencatat komentar Trump dan mengingatkan bahwa mereka perlu menyelesaikan sendiri krisis di Hong Kong.
Bulan lalu, Trump mengatakan bahwa Xi telah bertindak dengan sangat bertanggung jawab dalam menangani aksi demonstrasi.
Surat kabar Financial Times melaporkan sebelumnya pada Juli lalu bahwa presiden AS telah setuju dengan Xi pada KTT G20 untuk mengurangi kritik terhadap cara China menangani krisis.
Sebelumnya, pada Rabu (14/8/2019), Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mendukung pendekatan itu dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
"Presiden telah menjelaskan bahwa dia mengawasi dengan sangat hati-hati apa yang terjadi (di Hong Kong)," kata Ross.
"Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah peran apa lagi yang ada bagi AS dalam hal itu? Ini masalah internal," tambahnya.
Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, mengatakan kepada Voice of America, Rabu (14/8/2019) malam bahwa ia memahami suasana di Kongres "sangat tidak menentu" sehubungan dengan masalah Hong Kong.
"Salah langkah oleh pemerintah China, saya pikir, akan menyebabkan letusan di Capitol Hill," kata Bolton memperingatkan.
Trump Yakin Presiden China Bisa Selesaikan Krisis Hong Kong
Salah satu tokoh dunia yang terkenal yakni Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, memberi tanggapan terkait unjuk rasa di Hong Kong.
Trump yakin, Presiden China Xi Jinping dapat menyelesaikan krisis di Hong Kong dengan cepat dan manusiawi.
Hal ini disampaikan Trump saat sedang liburan di padang golfnya di kawasan Bedminster, New Jersey, sebagaimana diwartakan kantor berita AFP Rabu (14/8/2019).
"Saya TIDAK punya keraguan sedikit pun jika Presiden Xi Jinping ingin menyelesaikan krisis Hong Kong secara cepat dan manusiawi, dia bisa melakukannya," kata Trump.
"Pertemuan pribadi?" lanjut presiden berusia 73 tahun itu yang nampaknya merupakan penawaran bantuan kepada Xi guna memadamkan aksi demonstrasi di sana.
Kelompok pro-demokrasi sudah menggelar aksi secara intens dalam 10 pekan terakhir guna menuntut kebebasan yang lebih besar, termasuk menduduki bandara.
Rumor pun berhembus bahwa China tengah menyiagakan pasukan di perbatasan, dengan AS menyatakan mereka "sangat memperhatikan" dan mendesak Beijing menghormati status otonominya.
Berdasarkan kesepakatan 1997 yang melandasi penyerahan bekas koloni Inggris itu ke China, Hong Kong bakal menikmati kebebasan yang tidak didapatkan di daratan.
Namun sejak Juni, situasi mulai memanas setelah Kepala Eksekutif Carrie Lam memperkenalkan UU Ekstradisi yang bisa mengirim kriminal ke daratan utama.
Kaum penentang menyuarakan kekhawatiran bahwa peraturan tersebut bakal digunakan sebagai agenda untuk membungkam lawan politik sehingga mereka turun ke jalan.
Aksi semakin tegang setelah pada Selasa (13/8/2019), demonstran terlibat bentrokan dengan polisi di bandara yang mereka duduki sejak Senin (12/8/2018).
Foto maupun video kericuhan mengerikan itu tersebar di media sosial, dan memperlihatkan seorang polisi mengacungkan pistol setelah dihajar habis-habisan oleh pendemo.
Kemudian beredar juga kabar di mana dua orang, salah satunya adalah jurnalis, disekap dan sempat dianiaya setelah dituduh sebagai polisi yang menyamar.
• Kerusuhan di Manokwari, Papua Barat Gedung DPRD Dibakar Massa, Jalanan Lumpuh Total
• Tergiur Upah Rp 20 Juta, Herlina Simpan 970 Butir Ekstasi dalam Pembalut, Begini Nasibnya Kini
• Baru Menikah dengan Roger Danuarta, Cut Meyriska Curhat ke Sahabat Karna Sakit, Nyerah Coy
• Gedung DPRD di Manokwari Dibakar, Wakil Gubernur Papua: Massa Beringas
• Ikuti Rok Cup Singapore 2019, Pebalap Gokar Cilik Asal Indonesia Jadi Juara
• Lagunya Viral, Barbie Kumalasari Istri Galih Ginanjar Mau Muntah Stres Dengar Suaranya saat Menyanyi
• Usai Libas Persebaya, Arema FC Ditantang Barito Putera, Peluang Singo Edan Geser Madura United
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Sebut Xi Jinping Perlu Temui Para Pengunjuk Rasa di Hong Kong".