Demo Hong Kong Makin Brutal, Dua Taksi Hancur dan Wartawan Perempuan asal Indonesia Jadi Korban
Seorang wartawan Indonesia dari Suara Hong Kong News dilarikan ke rumah sakit Pamela Youde Nethersole Eastern Hospital di Wan Chai.
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Semakin malam, demo Hong Kong makin brutal, Minggu (29/9/2019).
Para pendemo menghancurkan dua taksi di jalanan karena tidak mau dihentikan oleh pendemo. kemudian dihancurkan di sekitar flyover Canal Road dan Causeway Bay.
Taksi yang dikemudikan pria tua itu hancur oleh pendemo yang marah. Seluruh kacanya pecah dan polisi kemudian menyelamatkan para sopir taksi setelah memukul pmundur pendemo yang marah.
Selain itu, dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post, seorang wartawan Indonesia dari Suara Hong Kong News dilarikan ke rumah sakit Pamela Youde Nethersole Eastern Hospital di Wan Chai.
• Hong Kong Terus Membara, Kampanyekan Gerakan Anti-China dan Dapat Dukungan Global
• Hasil Lengkap & Klasemen Liga 1 2019 Setelah Bali United Menang, PSS Sleman vs Madura United Imbang
• Walikota Batam Beri Isyarat Maju Ke Pilgub Kepri, Rudi dan Soerya Respationo Akan Bersaing
Wartawati berusia 39 tahun yang bernama Veby Mega Indah disebutkan mengalami luka serius, menurut pihak rumah sakit setempat, pada Minggu tengah malam, sekitar pukul 23.50 waktu setempat (22.50 WIB).
Informasi yang diperoleh, Veby mendapat luka tembak peluru karet di bagian wajah dekat mata.
Sementara itu, polisi menyebutkan bahwa lebih dari 100 orang ditangkap setelah polisi melakukan sweeping di berbagai titi, terutama di stasiun kereta api.
Aksi demo Hong Kong yang awalnya memprotes pemerintah kini secara terang-terangan melakukan gerakan anti-China dan meminta dukungan berbagai negara untuk ikut mendukung pembebasan Hong Kong dari China.
Kampanye anti-totalitarian China punb menggema di berbagai negara dan mereka akan melakukan aksi dukungan terhadap demonstran Hong Kong.
Sepanjang Minggu sore hingga tengah malam ini, para pemprotes tidfak hanya terlibat bentrokan dengan polisi, tetapi juga melakukan aksi pelecehan terhadap bendera China, seperti menginjak-injak, membakarnya atau membuangnya ke sungai.
Para pemrotes mengadakan setidaknya melaqkukan aksi di tiga titik, termasuk pawai dari Causeway Bay ke Admiralty (kantor pemerintahan) sejak pukul 14.30 siang.
• Permasalahan Lahan di Batam Jadi target Utama yang Harus Diselesaikan DPRD Batam
• Wajib Tahu, Ini Rekomendasi 10 Game Dinosaurus Versi DuniaGames
• Duduk Sebagai Kepala BP Batam, Rudi Janji Akan Transparan Terkait Pengolahan Lahan di Kota Batam
Demo lainnya berlangsung di Walk Festival di Kowloon Tong, dan demonstrasi siswa sekolah menengah di Tsuen Wan.
Aksi yang sudah memasuki 17 minggu sejak awal Juni lalu ini diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, 1 Oktober 2019.
Dilansir TribunBatam.id darti South China Morning Post, polisi menggunakan meriam air dan gas air mata pada ribuan pendemo dekat Admiralty.
Sementara pengunjuk rasa melemparkan bom molotov untuk melawan polisi.
Aksi demo ini jugadikampanyekan di 72 kota dari lebih 20 negara dunia.
Grup online “Stand With Hong Kong” meminta orang untuk berbaris pada hari Minggu untuk menentang totalitarianisme selama akhir pekan, untuk mendukung Hong Kong.
Bentrokan yang terjadi pada Minggu hari ini masuk dalam beberapa kekerasan paling luas yang terjadi Hong Kong sejak Juni lalu.
Bentrokan keras terjadi di distrik perbelanjaan Causeway Bay, area bar Wan Chai dan distrik Admiralty.
Polisi juga menembakkan gas air mata dari atap gedung Dewan Legislatif, yang dihancurkan aktivis pada Juni lalu.
Para pengunjuk dengan cfiri khas pakaian hitam dengan masker wajah ini rasa berlindung di balik payunhg ketika polisi menembakkan gas air mata.