John Lie, Prajurit TNI Keturunan Tionghoa, Jago Selundupkan Senjata, Berjuluk 'Hantu Selat Malaka'
Daniel Dharma alias John Lie, prajurit keturunan Tionghoa dijuluki "Hantu Selat Malaka".
Namun, John Lie yang enggan meninggalkan pelabuhan, nekat berbohong dengan mengatakan kapal sedang kandas dan tidak bisa ke mana-mana. Pesawat Belanda lantas mengarahkan dua senapan mesin melalui dua juru senjatanya ke arah "The Outlaw".
Pelatuk senapan siap ditarik.
Namun, tak disangka, keajaiban terjadi. Usai memutar dan agak menukik, pesawat justru meninggalkan "The Outlaw". Seketika John Lie masuk ke kabin kemudian berlutut.
John Lie berdoa, mengucap syukur atas kemurahan dan kasih Tuhan, "The Outlaw" menjadi berwibawa di hadapan juru tembak pesawat yang memutuskan pergi. Belakangan, diketahui pesawat Belanda itu pergi karena menipisnya bahan bakar.
Misi perdana John Lie pun sukses. Ia bersama 22 awak kapalnya membongkar muatan senjata dan amunisi dan diserahkan ke Bupati Usman Effendi serta komandan pejuang setempat, Abu Salam.
Dokumentasi John Lie di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa.(Kompas.com/Silvita Agmasari)
Sejak saat itu, "The Outlaw" terus menerus berhasil menyelundupkan senjata ke Indonesia atau hasil bumi ke Singapura. Sampai-sampau, siaran stasiun radio BBC di London menjuluki kapal tersebut dengan nama "The Black Speedboat".
Menurut Kepala Subdinas Sejarah Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Syarif Thoyib, John Lie memiliki koneksi yang baik dengan orang-orang di pelabuhan Singapura, Thailand, bahkan hingga Afrika.
Maka tidak heran operasi-operasinya berjalan sukses atas bantuan mereka. "Apalagi di Singapura, beliau begitu dikenal di sana.
Wajahnya yang khas keturunan Tionghoa juga yang mungkin membuat dia dibantu sana-sini. Padahal apa yang John Lie lakukan adalah membantu Indonesia merdeka," ujar Syarif saat berbincang dengan Kompas.com, pertengahan Januari 2017.
Dibantu "keajaiban"
Awal Agustus 1949, "The Outlaw" harus menjalani perbaikan total dengan naik galangan atau docking di Penang. Selesai perbaikan, "The Outlaw" kembali ke Phuket menjemput awak kapal.
Mereka berlayar kembali ke Aceh. Namun, tak diduga, pagi-pagi buta kapal Belanda menghadang saat "The Outlaw" memasuki Delta Tamiang.
"The Outlaw" pun ditembaki meriam secara membabi buta. Suasana begitu mencekam. Peluru mendesing-desing.