Jelang Pertemuan, 8 Perusahaan China Di-blacklist AS dengan Dalih Pelanggaran HAM Muslim Uygur
Dirilisnya daftar hitam ini ditujukan sebagai hukuman bagi Beijing karena diskriminasi China terhadap kelompok minoritas muslim Uygur di Xinjiang
TRIBUNBATAM.ID, WASHINGTON - Pertemuan delegasi dua negara raksasa China dan Amerika Serikat di Washington akhir pekan ini menunjukkan tanda-tanda suram.
Kedua negara yang hendak membahas perang dangan AS vs China diperkirakan akan berakhir lebih cepat dan delegasi China akan pulang kembali ke Beijing pada 11 Oktober dari rencana semula hingga 12 Oktober.
Pasalnya, pemerintah AS menambah daftar hitam(blacklist) terhadap 20 biro keamanan publik dan 8 perusahaan China, termasuk beberapa startup top China.
Dirilisnya daftar hitam ini ditujukan sebagai hukuman bagi Beijing karena perlakuan diskriminasi dan pelanggaran HAM China terhadap kelompok minoritas muslim Uygur dan Kazakh di Provinsi Xinjiang.
• Presiden Jokowi Bertemu PM Lee di Singapura, Bahas Soal Udara Kepri Hingga Nongsa Digital Park
• Beli Watch Phone Imoo Y1, Dapat Cashback Rp 200 Ribu
• Jelang Pertemuan Bahas Perang Dagang AS vs China Biking Investor Waswas, Wall Street Melorot
AS juga menyentil China terkait kerusuhan yang terjadi di Hong Kong.
Tak pelak, langkah yang diambil AS ini membuat delegasi Beijing marah dan tanda-tanda pertemuan kedua negara yang dimulai Kamis lusa diperkirakan akan berakhir buntu.

Dilansir TribunBatam.id dari South China Morning Post mengutip sumber anonim delegasi China, masing-masing kubu akan menghadapi masalah yang tajam.
Wakil Perdana Menteri Liu He yang memimpin delegasi China akan melakukan pembicaraan di Washington untuk pembicaraan pada hari Kamis dan Jumat dan akan kembali Sabtu (12/10/2019).
Namun, dalam perundingan putaran ke-13 antara kedua belah pihak ini, Liu tidak membawa gelar "utusan khusus" Presiden Xi Jinping, sebuah indikasi awal bahwa wakil PM berusia 67 tahun itu tidak mendapat instruksi khusus dari pemimpin Tiongkok.
Delegasi China kemungkinan mempersingkat masa tinggal mereka satu hari di Washington, sehingga pertemuan efektif hanya satu hari, sementara Jumat, kemungkinan mereka akan langsung ke Bandara untuk pulang ke Beijing.
"Tidak banyak optimisme," kata sumber tersebut, Selasa (8/10/2019).
Pangkal bala wajah kusam delegasi China itu karena mereka menilai Washington sudah terlalu jauh mencampuri kedaulatan negara dan ekonomi mereka.
Di pihak lain, AS menyalahkan China karena mengingkari janji-janji sebelumnya pada menit terakhir.
Suasana tegang itu sudah dimulai ketika Presiden AS Donald Trump mencuitkan pernyataan di Twitter, Senin, bahwa sesuatu yang "buruk" terlah terjadi dalam penanganan China atas kerusuhan yang sedang berlangsung di Hong Kong.

China telah dengan keras dan berulang kali menuntut agar AS tetap berada di luar urusan dalam negeri negara itu terkait protes anti-pemerintah di Hong Kong.