HEADLINE TRIBUN BATAM
Jika Tak Siap, Silakan Pergi! Megawati Warning Seluruh Kader PDIP
Megawati mengingatkan agar para kader banteng moncong putih tak mencari keuntungan pribadi dalam berpolitik dan mempersilakan agar kader yang tak siap
Jika Tak Siap, Silakan Pergi! Megawati Warning Seluruh Kader PDIP, Kumpulkan Pengurus DPP Terkait OTT KPK
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan pidato politiknya adalah instruksi langsung dari dirinya kepada seluruh kader.
Megawati mengingatkan agar para kader banteng moncong putih tak mencari keuntungan pribadi dalam berpolitik.
"Kader-kader PDIP di seluruh tanah air, penuhi jiwa ragamu dengan semangat untuk mewujudkan cita-cita rakyat. Jangan sekali-kali punggungi rakyat, jangan berhitung untung rugi bagi kerja politik, jangan mencari keuntungan pribadi atau kelompok dari tugas ideologis ini," ujar Megawati, dalam Rakernas I PDIP, di JIExpo, Kemayoran, Jumat (10/1/2020).
Pantauan Tribunnews.com, Megawati kemudian mengeraskan suaranya dan meminta seluruh kader untuk mendengar instruksinya.
"Dengar! Pidato politik ini adalah instruksi langsung dari ketua umum bagi seluruh kader PDIP. Saya tidak akan melindungi kader yang tidak taat terhadap instruksi partai. Saya akan menggebrak hal yang seperti biasanya, berkali-kali, agar sadar terhadap tugas ideologi kita," katanya tegas.
Ucapan Megawati sontak menimbulkan gemuruh dan sorakan. Para kader bertepuk tangan. Bahkan ada yang berteriak 'Hidup Bu Mega'.
Instruksi Megawati tak berhenti di situ.
• Curhat Megawati Soekarnoputri, 47 Tahun di PDI Perjuangan Masih Merasa Gelisah
Presiden kelima RI tersebut mempersilakan agar kader yang tak siap menjalankan instruksinya untuk keluar dari PDIP.
"Jika tidak siap, silakan kalian pergi, keluar dari PDIP. Siap atau tidak?" tanya Megawati.
"Siap," jawab para kader dengan berteriak. Pertanyaan siap atau tidak tersebut diulang Megawati hingga tiga kali seraya mengepalkan tangannya ke atas.
Kumpulkan Pengurus DPP
Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto membenarkan informasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumpulkan pengurus DPP.
Megawati disebutnya mengumpulkan para pengurus DPP pasca kasus operasi tangkap tangan (OTT) Komisioner KPU Wahyu Setiawan yang melibatkan kader PDIP.
Namun Bambang mengatakan, dirinya bukan salah satu yang ikut dikumpulkan dan diberi arahan oleh Megawati.
"Saya tidak termasuk yang dikumpulkan. Kan keahlian saya bukan di situ. Keahlian saya adalah keahlian elektoral itulah kenapa saya jadi ketua pemenangan pemilu," ujarnya.
Menurutnya, kasus yang disebut menyeret pengurus partai berlambang banteng moncong putih tersebut tak akan mengganggu konsolidasi partai.
"Saya kira nggak. PDIP itu partai yang solid, partai yang menyelesaikan masalah secara organisasi bukan secara individual," kata dia.
Namun, kata dia, Megawati diyakini marah mendengar kadernya terlibat dalam kasus korupsi. Ia mencontohkan betapa marahnya Megawati saat Kongres di Bali beberapa waktu lalu, ketika ada anggota DPR PDIP yang diamankan KPK.
"Di Kongres kemarin saja ibu sudah semarah itu. Kami kenal ibu kami. Dikau paham-lah itu. Megawati bukan sekadar ketum, she's my grandmother. Ibu bilang A kita A kok," katanya.
Puji Ganjar dan Risma
Saat berpidato, Megawati sempat memuji beberapa kadernya yang dianggap sukses melakukan tugasnya sebagai kepala daerah di wilayahnya.
Megawati awalnya memuji Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
"Saya sangat berterima kasih terutama pada Bu Risma di Surabaya," ujar Megawati.
Ibunda Puan Maharani tersebut mengatakan Risma sebagai sosok yang sangat cerewet.
Namun ia menegaskan perempuan memang seharusnya cerewet. Sontak ucapan Megawati membuat kader riuh dan tertawa.
Setelahnya, Megawati memuji Bupati Banyuwangi Azwar Anas, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Megawati sempat terdiam. Ternyata ia berpikir siapa lagi kader yang akan dipuji.
Dengan tertawa, Megawati menyebut dirinya lupa karena banyaknya kader yang berprestasi.
"Ganjar Pranowo dari Jateng. Siapa lagi ya, itulah susahnya. Karena saking banyaknya Pak Presiden, menghafalkan jadi seringkali lupa," kata dia.
"Oh Giri, Bupati Badung, bapak Giri (Prasta). Itulah contoh-contoh kader yang telah berbakti bagi daerahnya masing-masing," imbuh Megawati begitu teringat. (tribun network/dit/mam)
