Siswi SMK Anambas Diduga Jadi Korban Dibully, SMKN 2 Tanjungpinang Siap Terima Keinginan Pelajar
Kepala Sekolah SMKN 2 Tanjungpinang siap menerima keinginan pelajar siswi sebuah sekolah kejuruan di Anambas yang diduga menjadi korban bully.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
Ia melanjutkan, teguran yang dilontarkan guru agama ternyata tidak digubris oleh siswi tersebut. Sehingga keluarlah perkataan kasar tersebut.
"Saat itu pengakuan guru tersebut kepada saya, bahwa emosi saat ditegur malah tidak dihiraukan. Apalagi saat itu ada siswa lainnya, dan masyarakat juga," ujarnya.
Atas kejadian di kapal roro tersebut, si anak tidak datang untuk bersekolah. Pihak sekolah pun menyurati orang tua siswi agar datang mencari solusi atas persoalan tersebut.
"Surat pemanggilan itu pada hari Senin, tapi orang tua terlebih dahulu datang satu hari sebelum pemanggilan," ucapnya melanjutkan cerita.
Dijelaskannya dalam pertemuan itu, orang tua siswa sangat keberatan atas ucapan oknum guru tersebut dan meminta sekolah memberikan kebijakan.
"Saya bilang saat itu pasti kami ambil kebijakan. Saya sebagai kepala sekolah punya tanggung jawab. Orang tuanya bilang, anaknya nggak mau sekolah lagi. Tapi minta pindah usai ujian semester ganjil," ucapnya.
Ia melanjutkan, saat pertemuan tersebut dirinya juga sudah memanggil guru bersangkutan, dan sudah saling memaafkan atas kejadian itu.
"Ada empat poin dalam pertemuan itu. Pertama, sudah saling memaafkan kedua belah pihak. Kedua, persoalan ini diselesaikan kekeluargaan tanpa melibatkan pihak lain. Ketiga, anaknya mau dipindahkan, tapi minta sampai selesai ujian semester ganjil, dan keempat sekolah akan menyiapkan segala administrasi kelangkapan untuk pindah sekolah," ujarnya.
Ia menyampaikan, dari pertemuan tersebut, nantinya akan diselesaikan pada esok harinya Senin, sesuai surat pemanggilan.
"Namun kami tunggu kok tak kunjung datang orang tua siswinya. Pas saya telpon orang tua yang perempuan, kaget saya. Jawaban orang tuanya, kami tidak akan kesekolah. Bingung saya jadinya. Kok tiba-tiba ingkar janji orang tuanya.
Padahal baru sehari sebelumnya kita sudah pertemuan, dan berdamai," sebutnya.
Jelang beberapa hari atas ketidakhadirian orang tua siswi itu, camat setempat menemui Kepala Sekolah, dan berencana melakukan mediasi.
"Saya sama Pak Camat sama kok tujuannya, ingin anak ini jangan sampai nggak sekolah, kalau mau pindah, kita uruskan pindahnya. Hasil mediasi tersebut sama, anak selesaikan ujian semester ganjil, lalu baru pindah sekolah, serta janji kembali, tidak mengungkit persoalan ini," sebutnya kembali.
Tanpa diduga oleh Tugiono, persoalan ini tiba-tiba kembali mencuat di media sosial, dengan isu bahwa sekolah mengeluarkan siswinya.
"Makanya kami klarifikasi, bahwa sekolah tidak ada mengeluarkan siswinya, jangan percaya dengan satu pihak, dan media sosial," ujarnya kembali.
Sebelumnya diberitakan, Komisi lV DPRD Kepri menggelar pertemuan bersama Dinas Pendidikan Kepri di Kantor DPRD Kepri, Dompak, Kota Tanjungpinang, Selasa (21/1/2020).
Pertemuan itu untuk menyikapi persoalan bully siswi SMK oleh seorang oknum guru di Anambas.
Pantauan Tribunbatam.id, selain pihak Disdik, terlihat pula kehadiran komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, pihak sekolah, serta siswi tersebut.
"KPPAD hadir juga di sini untuk mengetahui sebenarnya persoalan yang terjadi. Kami tetap pada perlindungan anak," ujar Ketua KPPAD Kepri Erry Syahrial.(Tribunbatam.id/Endrakaputra)