Hanya 4 BUMDes dari 52 Desa yang Aktif di Anambas, Minim SDM jadi Kendala
Minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) jadi kendala pengoperasian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Anambas. Hanya 4 BUMDes dari 52 desa di Anambas.
ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) jadi kendala pengoperasian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Anambas.
Dari 52 desa yang ada di Anambas, tercatat hanya 22 desa yang memiliki BUMDes, dimana 4 BUMDes saja yang aktif.
Kepala Dinas Sosial melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos P3APMD), Yusuf mengatakan, pihaknya berupaya maksimal untuk meningkatkan kualitas SDM dalam mengelola BUMDes di desanya.
"Kami sudah rutin melakukan sosialisasi ke desa-desa dan juga menghimbau kepada masyarakat sekitar," ucapnya kepada sejumlah awak media, Rabu (29/1/2020).
BUMDes di Anambas rata-rata bergerak di bidang perdagangan, wisata, ketersediaan air bersih, koperasi, peternakan, perkebunan dan jasa angkut.
"Untuk program di sini saya lihat sudah bagus, cuma ya itu tadi kendalanya tidak ada yang mengelola saja," ujarnya.
BUMDes di Bintan
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Toapaya Selatan, Kabupaten Bintan, Kepri saat ini telah menujukan hasil yang cukup hasil yang cukup memuaskan.
Saat ini, Desa Mart menyumbang sebesar Rp 180 juta per tahun.
Sementara usaha sewa ruko per tahunya mencapai Rp 36.000.000. Jika ditotalkan, penghasilan Bumdes Toapaya Selatan saat ini mencapai Rp 216 juta per tahun.Sedangkan jika dihitung bulanan, penghasilan dari Bumdes mencapai Rp 18 juta per bulan.
Kades Toapaya Selatan, Suhendra mengatakan, meskipun demikian dapat penghasilan,Bumdes di Desa yang di pimpin tidak mau puas begitu saja.
Pihaknya dan Bumdes punya target sendiri yaitu Bumdes Toapaya harus dapat menyumbang Rp 1 Milliar per tahun atau Rp 100 juta per bulan.
"Kalau omset saat ini sebenarnya sudah lumayan. Tapi kita masih target yaitu Bumdes ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Toapaya. Targetnya Rp 1 milliar per tahun untuk tahap awal,”katanya,(17/6/2019).
Ia juga mengungkapkan, bahwa untuk mencapai target tersebut, Bumdes yang dikelolahnya telah memiliki usaha baru yakni Wisata Manggrove, Agro Wisata, Mini Golf, Kampung Area, Mini Golf, Eko Wisata dan Go Cart.
Meskipun usaha ini baru saja dirintis, namun bisa menyumbang untuk Bumdes sebesar Rp 3 juta per hari. Namun karena tim masih belum terbentuk, usaha ini masih di buka pada hari Sabtu dan Minggu saja.
"Untuk pokcaya saja bisa menghasilkan Rp 3 juta per hari. Karena per menit bisa menghasilkan Rp 250 ribu.karena itu, hari ini kita membentuk tim, lalu tim itu nantinya akan beri pelatihan khusus agar memiliki ketrampilan sesuai kebutuhan Bumdes ini,"ucapnya.
Suhendra juga menjelaskan, pelatihan yang akan di berikan pada tim atau pengelola Bumdes ini berupa keahlian dalam berkomunikasih atau ilmu public relationship.Selain itu, ada juga pelatihan untuk ketrampilan bahasa Inggris dan Ilmu Tehonology.
"Sekarang kita sudah memiliki wadah atau tempat usaha. Tinggal mengasah Human Resource (SDM). Misalnya keramah tamahan dalam pelayanan kustumer, pengetahuan tentang mangrove, pengetahuan tentang ilmu technology dan bahasa Inggris,”tuturnya.
Lanjutnya, keahlian dalam Bahasa Inggris ini,bertujuan untuk menjadi pemandu wisata bagi wisatawan asing nantinya. Selain itu, pengetahuan di bidang ini juga akan membantu mereka mempromosikan Bumdes ini hingga ke luar Negeri melalui website.
“Kemudian, PT Alvin dan PT Global penyedia jasa Transportasi di Lagoi bay sudah mulai melirik. Ya, kita tau kalau tamu-tamu dari sana umumnya turis luar.Jadi mereka wajib dan harus bisa bahasa inggris agar bisa memberikan pelayanan yang baik pada setiap Custumer (pelanggan) yang datang,"ujarnya.
Ia juga menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan ini, rencananya akan mengundang beberapa tenaga pengajar memberikan pengetahuan yang dimaksud.
• Dukung BUMDes Berkembang Pesat, Kadin Bintan dan Pemeritah Desa Teken MoU
• Uniknya BUMDes di Toapaya Bintan, Bikin Ruang Meeting Serasa Berada di Perahu
"Tempat usaha sudah punya, kemudian jika keahlian dalam melayani pelanggan sudah dimiliki. Kami optimis usaha ini menjadi Bumdes dengan omset terbesar di Kepri atau di Indonesia,”terangnya.
Ia juga menambahkan, untuk menujukan keseriusan Bumdes membangun Desa ini, dari 14 RT yang ada di Toapaya Selatan turut dilibatkan sebagai tim Bumdes.
"Pemilihan tim yang menjalankan Bumdes ini dilakukan perekruitan melalui rapat bersama seluruh pemuda yang ada di Desa itu.Dari hasil yang direkruit ini nantinya akan ditempatkan sesuai keahliannya," katanya.(Tribunbatam.id/RahmaTika/AlfandiSimamora)