Warga Batam Kekeringan, Air di Dam Tambesi Melimpah Ruah, Ada Solusi Tapi ATB Tak Bisa Berkerja

Masyarakat Kota Batam bingung menghadapi krisis air di Kota Batam. Sejauh ini, saat ditanyakan pemerintah terus berlindung dibalik faktor alam

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA Dok ATB
Kondisi level air baku di waduk Duriangkang yang makin surut, saat ini lever air baku berada di level -3,06 meter dari permukaan bangunan pelimpah. 

Selain itu, Head of Corporate Secretary (ATB), Maria Jacobus menuturkan cara lain agar krisis air bersih sementara waktu dapat ditangani.

"Yaitu dengan mempercepat transfer air baku dari DAM Tembesi ke DAM Mukakuning," ungkapnya kepada Tribun Batam, Selasa (10/3/2020).

Namun lanjutnya, proses itu sendiri merupakan domain Badan Pengusahaan (BP) Batam.

Maria menambahkan, pihaknya tak dapat mencampuri teknis pengerjaannya.

"Karena itu domain BP Batam, jadi prepare (persiapan) juga semuanya dilakukan oleh BP," sambungnya.

Tak ingin banyak berkomentar, Maria hanya mengatakan sampai bertemu hari Kamis (12/3/2020) nanti.

Tak jelas maksudnya, kemungkinan hal ini mengarah pada agenda pertemuan antara ATB dan Komisi III DPRD Batam yang sempat tertunda. (dna)

Optimasi ATB

PT. Adhya Tirta Batam (ATB) terus berupaya memberikan layanan terbaik di tengah keterbatasan sumber air baku. Namun, potensi krisis air baku harus tetap menjadi perhatian utama pemerintah.

Bergerak di bidang utilitas pelayanan air bersih di wilayah dengan keterbatasan sumber daya air baku, ATB sangat menyadari pentingnya melakukan berbagai upaya untuk turut serta menjaga ketersediaan air baku.

Untuk itu, ATB telah melakukan upaya efisiensi dalam hal pengelolaan air selama bertahun-tahun. Sehingga, walaupun sumber air baku di Batam sangat terbatas, masyarakat Batam masih bisa menikmati air bersih hingga hari ini.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan ATB adalah menekan angka kebocoran air. Angka kebocoran air ATB hanya 15 persen yang merupakan tingkat kebocoran terendah se-Indonesia.

Namun, efisiensi yang dilakukan ATB tidak akan cukup jika Batam tak kunjung mencari solusi untuk mengatasi masalah ketersediaan air baku. Setidaknya, ada 2 hal penting yang harus menjadi perhatian. Yakni, menjaga Daerah Tangkapan Air (DTA) di waduk-waduk yang telah ada, dan menambah cadangan sumber air baku baru.

“ATB sudah melakukan kewajibannya secara maksimal. Bahkan melebihi yang diwajibkan. Namun, apa yang kami lakukan tidak akan berguna bila kita tak menjaga sumber-sumber air baku di Batam,” ujar Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus, Selasa (10/3/2020).

Saat ini, kebutuhan air bersih di Kota Batam dipenuhi melalui 5 waduk milik pemerintah. Diantaranya Waduk Duriangkang, Mukakuning, Sei Harapan, Sei Ladi dan Nongsa. Waduk Duriangkang menopang 80 persen kebutuhan masyarakat kota Batam.

Namun, saat ini air di Waduk Duriangkang yang menopang kebutuhan air 228.900 pelanggan, telah menyusut hingga level -3,14 meter di bawah bangunan pelimpah. Jika air menyentuh level -3,4 meter di bawah bangunan pelimpah, maka IPA Tanjung Piayu dan pompa intake yang menyalurkan air dari waduk Duriangkang ke IPA Muka Kuning akan berhenti beroperasi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved