BATAM KRISIS AIR

Diambang Krisis Air, Warga Pertanyakan Sikap ATB & BP Batam; Hanya Menimbulkan Kekhawatiran

Rencana rationing air di Batam mendapat tanggapan dari banyak pihak. Warga mempertanyakan sikap ATB dan BP Batam terkait rationing ini.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/IAN SITANGGANG
Warga mulai menyerbu tempat penjualan drum penampungan air menjelang jadwal rationing air ATB Batam. 

Namun, sayangnya karena terganjal soal status aset dan legal, maka lelang belum bisa dilanjutkan ke tahapan request for proposal (RFP).

Sayangnya Dwi tidak menjelaskan seperti apa bentuk hambatan yang dialami BP Batam tersebut.

“Hasil prakualifikasi sudah ada, tapi kami hanya belum umumkan saja,” ungkapnya.

Ia mengaku bahwa BP berhati-hati soal lelang Waduk Tembesi ini. Dalam tahapan RFP, ada draf kontrak perjanjian dari sisi legal baik dari BP dan juga dari pemenang tahapan prakualifikasi.

“Ini juga terkait status aset. Kami koordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Jadi tolong bersabar, bukannya kami tak mau cepat, tapi kami tak ingin berikan barang abu-abu kepada investor, dimana tahapan untuk RFP juga belum jelas,” tegasnya.

Dwi menargetkan bahwa persoalan Waduk Tembesi ini akan selesai dalam satu bulan.

“Secara prinsip, DJKN sudah sepakat untuk soal substansial. Ini kan kerja sama pemerintah dan badan usaha, jadi perlu merasa hati-hati sekali. Jika sudah oke semuanya, maka kami bisa terbitkan dokumen lelang,” tutupnya.

Sumber Air Utama

Duriangkang adalah sumber air baku terbesar warga Batam. Dam ini menampung 78,56 juta meter kubik air, atau memasok 3000 liter air / detik ke 80% pelanggan ATB.

Sedangkan Dam Mukakining adalah satu dari lima waduk ai baku utama ATB.

Kelima waduk itu adalah Duriangkang (dibangun 2001, 78,5 juta m3), Dam Mukakuning (dibangun 1991, kapasitas 13,1 juta m3), Sei Ladi (dibangun 1979, kapasitas 9,48 juta m3), Sei Harapan (dibangun 1978, kapasitas 3,6 juta m3, dan Dam Nongsa (dibangun 1978, kapasitas 724 ribu M3).

Jika Tembesi terkoneksi dengan Mukakining maka ATB akan mengelola enam waduk.

Selain Tembesi, BP Batam juga masih memiliki satu waduk air tawar di kawasan Monggak, Cate, Pulau Galang, sekitar 31 km dari Kota Batam.

Sejauh ini, BP Batam kini belum memberi izin ke ATB untuk mengambil air baku dari Dam Tembesi.

Sejak tahun 2018 lalu, BP Batam sudah menenderkan proyek pembuatan pipa intake sejauh 2,9 km. Namun setelah dua tahun, proses tender ini tak kunjung rampung.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved