TANJUNGPINANG TERKINI
Sudah Tes Kesehatan Covid-19, 81 TKI asal Malaysia Lewat Tanjungpinang Tetap Dikarantina 14 Hari
Sebanyak 81 TKI asal Malaysia ditempatkan sementara di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) kawasan Senggarang,Tanjungpinang cegah virus Corona.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TANJUNGPINANG,TRIBUNBATAM.id - Sebanyak 81 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia ditempatkan sementara di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) kawasan Senggarang, Kota Tanjungpinang begitu tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP), Selasa (24/3/2020) sore.
Ini dilakukan untuk mengecek kesehatan mereka untuk mencegah wabah virus Corona.
Para TKI yang berjumlah 81 orang tersebut terdiri 46 laki-laki, 33 perempuan, dan 2 anak terlihat menggunakan masker saat akan masuk kedalam kendaraan setibanya di Tanjungpinang.
Koordinator Pemulangan TKI Kementerian Sosial Republik Indonesia, Pitter Mattakena mengatakan, seluruh TKI akan menjalani karantina dahulu selama 14 hari.
Para TKI yang mayoritas berasal dari Jawa, NTB, Medan serta Aceh tersebut memang tidak ada masalah dalam kesehatan.
"Mereka sebelumnya sudah melalui pemeriksaan ketat protokol kesehatan. Mulai dari Malaysia hingga sampai ke Tanjungpinang melalui Batam dulu. Namun demi pencegahan Covid-19, mereka wajib dicek kembali kondisi kesehatannya," ucapnya.
Rencananya, sebanyak 41 TKI akan dipulangkan dari Malaysia ke Tanjungpinang, Rabu (25/3/2020).
Puluhan TKI ini terdiri dari 34 laki-laki, 2 perempuan dan 5 orang anak-anak.
"Mereka akan dikarantina juga selama 14 hari begitu tiba di Tanjungpinang," sebutnya.
5 TKI Asal Malaysia di Karimun Masuk ODP Corona
Masuk melalui pelabuhan internasional Karimun, KKP Karimun mewaspadai lima orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Malaysia berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus Corona.
Ini dilakukan setelah dari hasil pengecekan suhu tubuh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Tanjungbalai Karimun, kelimanya bersuhu di atas 38 derajat Celcius.
Diketahui, dalam kurun waktu 4 hari, sebanyak 5.239 WNI meninggalkan Malaysia sejak pemberlakuan lockdown di negeri jiran pada 19 Maret 2020.
Kepala Seksi (Kasi) Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW) KKP Tanjungbalai Karimun, Agus Susanto mengatakan, lima orang tersebut sudah dibawa ke RSUD Muhammad Sani Karimun.
"Status kelima orang itu ODP (Orang Dalam Pemantauan). Kewenangan kami cuma sampai di sini. Lanjutnya Pemerintah Daerah," ujarnya, Senin (23/3/2020).
Ia mengungkapkan, jumlah WNI yang pulang melalui pintu kedatangan Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun sebanyak 5.239 orang, terhitung sejak sehari pemberlakuan lockdown di Malaysia, atau 19 Maret 2020 hingga 22 Maret 2020.
• TERGANJAL Izin, 3 Ogoh-Ogoh Batal Diarak saat Nyepi, Satriyasa: Kita Pajang Saja
• Pakar Sebut Saat Ini Merupakan Periode Paling Menular dari Pasien Virus Corona
Agus merincikan, sebanyak 1.089 penumpang datang ke Karimun di tanggal 19 Maret 2020. Kemudian 1.024 penumpang pada 20 Maret 2020.
"Dari data yang kami himpun, tercatat ada 1.171 penumpang kapal dari Malaysia tiba di Karimun pada 21 Maret 2020. Kemudian tanggal 22 Maret 2020 sebanyak 1.673 penumpang," ungkapnya.
Periksa Suhu Tubuh Penumpang Kapal Asal Malaysia
Pengawasan terhadap wabah virus Corona di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri ditingkatkan.
Para penumpang feri yang datang dari Malaysia Minggu (22/3/2020), sekira pukul 17.45 WIB, dikumpulkan di ruang tunggu pelabuhan.
Setelah dikumpulkan beberapa jam, para penumpang asal Kabupaten Karimun dipisahkan, dan kemudian dipersilahkan pulang.
Namun mereka terlebih dahulu diberi imbauan untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari.
Sementara para penumpang yang berasal dari wilayah luar Kabupaten Karimun diinapkan sementara waktu.
Setelah dari pelabuhan, mereka dibawa menggunakan bus ke Gelanggang Olahraga (GOR) in door Badang Perkasa, Kabupaten Karimun.
Para penumpang mulai diangkut sekira pukul 19.30 WIB.
"Mereka diinapkan dulu di GOR," kata Ketua Gugus Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Karimun, yang juga Sekda Kabupaten Karimun, M Firmansyah.
Hingga berita ini dikirim, belum diketahui berapa lama para penumpang asal luar Kabupaten Karimun itu diinapkan di GOR yang terletak di Kelurahan Darusallam, Kecamatan Meral Barat itu.
Data Warga Asal Karimun, Minta Karantina Mandiri
Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun mengumpulkan para penumpang kapal dari Malaysia di ruang tunggu pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun, Minggu (22/3/2020) petang.
Seluruh penumpang tersebut merupakan penumpang MV Anggraini dari Pelabuhan Puteri Harbour, Johor, Malaysia yang berjumlah 185 orang.
Sekira pukul 18.45 WIB, para penumpang yang memiliki identitas asal Kabupaten Karimun dipisah dengan penumpang dari daerah lain.
Dari pendataan petugas jumlah penumpang asal Kabupaten Karimun sebanyak 119 orang.
Sementara sebanyak 66 berasal dari luar Karimun, serta masih dikumpulkan di ruang tunggu.
Perwira jaga yang juga Kasi UKLW (Upaya Kesehatan Lintas Wilayah) Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjungbalai Karimun, Agus Susanto memberikan arahan kepada penumpang asal Karimun untuk melakukan karantina mandiri.
"Bapak dan Ibu tidak boleh keluar rumah selama empat belas hari. Ini demi kesehatan bapak ibu dan keluarga masing-masing," ujarnya.
Untuk memastikan para penumpang berasal dari Kabupaten Karimun, petugas melakukan pengecekan identitas.
Sejumlah penumpang feri MV Puteri Anggraini yang baru tiba di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Minggu (22/3/2020) petang tidak diperkenankan meninggalkan pelabuhan.
Dari pantauan TribunBatam.id, para penumpang dari Pelabuhan Puteri Harbour, Johor, Malaysia, tersebut diminta untuk masuk ke ruang tunggu Pelabuhan Domestik Tanjungbalai Karimun.
Tampak penumpang laki-laki, perempuan dan anak-anak.
Ruangan tersebut sebelumnya disemprot terlebih dahulu oleh petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menggunakan cairan disinfektan.
"Ini untuk kebaikan bapak ibu dan keluarga. Tolong masuk dulu kesini menunggu pemeriksaan dari pemerintah daerah," kata seorang polisi menggunakan alat pengeras suara.
Sebagian penumpang bereaksi dengan langkah yang diambil otoritas pelabuhan itu. Terdengar keluhan dari mulut mereka.
"Aduh ditahan. Kirain bisa langsung balik," kata seorang penumpang.
"Bisa merokok tak pak," ujar seorang penumpang lain.
"Makan pak, makan," terdengar suara seorang penumpang lainnya.
Pilih Mengontrak di Karimun
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal luar Provinsi Kepri dari Malaysia memilih tinggal di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri.
Seperti yang dilakukan 16 orang TKI asal Pulau Jawa. Mereka mengontrak sejumlah rumah di kawasan Sidomulyo, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun. Mereka terdiri dari 11 laki-laki dan lima perempuan.
Namun Lurah Tanjungbalai, Azrizal mengatakan empat orang di antaranya telah pulang ke daerah asal mereka di Pulau Jawa.
"Ada tiga rumah. Jumlah awalnya 16 orang. Empat orang kabarnya sudah kembali ke Jawa," kata Azrizal, Minggu (22/3/2020).
Azrizal mengatakan, para TKI tersebut memilih untuk tinggal di Karimun karena masih menunggu masa lockdown di Malaysia berakhir.
Mereka berencana kembali ke Malaysia pada awal April 2020.
"Alasan mereka daripada menginap di hotel, lebih murah sewa rumah. Rencananya mereka mau masuk Malaysia lagi," terang Azrizal.
Pihak kelurahan bersama petugas Puskesmas Tanjungbalai Karimun, Polsek Balai Karimun dan Koramil sudah melakukan pengecekan kesehatan.
"Sejauh ini mereka sehat," sebutnya.
Untuk lebih lanjutnya, Puskesmas Tanjung Balai Karimun akan terus melakukan pemantauan kondisi kesehatan para TKI itu.
"Saya juga minta pemilik rumah untuk melaporkan kalau ada hal-hal mencurigakan terkait kesehatan mereka," tambah Azrizal.
Kapolsek Balai Karimun, AKP Budi Hartono mengatakan, pengecekan kesehatan terhadap 16 TKI dilaksanakan Sabtu, (21/3/2020) siang.
"Kami cek ulang hanya untuk memastikan lagi walaupun di pelabuhan sudah dicek juga kesehatan mereka," kata Budi.
Selain itu Budi juga meminta kepada masyarakat untuk mengawasi pelabuhan-pelabuhan tikus yang dapat dimanfaatkan oleh TKI Ilegal masuk ke Karimun.
"Kami juga perlu semua lini masyarakat mengawasi seluruh tepian yang menjadi pelabuhan tidak resmi di Karimun," ucapnya.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Elhadif Putra)