VIRUS CORONA DI BATAM

Direktur RSUD Embung Fatimah Ungkap Kendala Peningkatan Fasilitas Ruangan untuk Pasien Covid-19

Direktur RSUD Embung Fatimah Kota Batam, Ani Dewiyana mengungkap kendala yang dihadapi untuk meningkatkan fasilitas untuk menampung pasien Covid-19.

TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi
Direktur RSUD Embung Fatimah, drg. Ani Dewiyana. Dalam rakor bersama DPRD Batam, Kamis (2/4/2020), pihaknya berupaya meningkatkan fasilitas di gedung Kirana, ruangan yang digunakan untuk menampung pasien virus Corona. 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Direktur RSUD Embung Fatimah, Ani Dewiyana mengakui pihaknya terus meningkatkan fasilitas di Gedung Kirana.

Pihaknya sudah mengevaluasi selama ini dalam penanganan pasien Covid-19, kedepan mereka akan membuat perawatan infeksius.

"Jadi sebelum masuk ruangan isolasi akan ada ruangan gitu pak. Bisa disekat pakai kaca. Sehingga bisa dilihat darisitu kondisi pasien," kata Ani, saat rapat koordinasi (rakor) bersama DPRD Batam, Kamis (4/3/2020).

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Seperti CCTv, monitor layar hingga bel.

“Kedepan kami juga menyiapkan penyedot udara di ruangan itu," ucapnya.

Dalam membuat fasilitas ini pun pihaknya memiliki kendala. Ia juga mengeluh ketersediaan tukang untuk membenahi fasilitas yang ada.

"Sekarang cari tukang pun susahnya minta ampun pak. Kami punya uang saja untuk bayar, mereka tak bersedia. Alasan mereka takut tertular atau apalah. Tapi kami tetap akan upayakan gimanapun caranya pak," ungkapnya.

Ani juga menjelaskan mengenai gedung kirana yang dipakai untuk ruang isolasi merawat pasien. Ia mengatakan gedung itu dibangun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan selesai pada Desember 2019.

“Jadi yang selesai Desember sebenarnya bukan untuk Covid-19," katanya.

Namun saat situasi pandemi global sekrang ini, pihaknya kemudian menyulap gedung kirana untuk ruang isolasi bagi pasien virus Corona yang diketahui merupakan penyakit menular.

“Kami mengusahakan agar sesuai standar, idealnya setiap ruangan itu memiliki tekanan negatif,” kata dia.

Akan tetapi waktu itu saat menangani pasien COVID-19, memang diakuinya belum ada alat untuk tekanan negatif. Ruangan isolasi saat ini juga tidak memiliki air conditioner (AC).

“Memang tidak boleh pakai AC, jadi situasi ruangan panas, tidak ada kipas juga, karena tidak diperbolehkan juga,” jelasnya.

Jarang Terjadi, Fenomena Pelangi Datar Tertangkap Kamera di Danau Sammamish

From Batam, President Jokowi Ensures Theres No Lockdown: We Want Economic Activities to Keep Going

Selama ini, untuk merawat pasien COVID-19 memang tidak sembarangan, perawat harus diperlengkapi Alat Pelindung Diri, dari mulai jubah, masker, Googles (kaca mata) hingga sepatu boat.

Sedangkan untuk memakai APD tersebut, setiap tenaga medis membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Sementara itu, untuk penanganan pasien tersebut sudah diatur jadwal pemberian obat, dan kunjungan dokter.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved