Dentuman Gunung Anak Krakatau di Lampung Jadi Perbincangan, Terdengar di Jakarta hingga Bogor

Dentuman aneh Gunung Anak Krakatau di Lampung itupun terdengar dari Jakarta hingga Bogor, Jawa Barat.

Dok. Twitter Dr. Devy Kamil Syahbana @volcanohawk
Gunung Anak Krakatau meletus Jumat 10 April 2020 malam. Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Tebal Menyembur hingga Pulau Sebesi. 

Laporan kesaksian letusan Merapi datang dari berbagai di lereng gunung via media sosial. Mulai dari Klaten, Dukun, maupun Selo.

Suratno, warga Selo di lereng utara Merapi dihubungi Tribunjogja.com, mengatakan, kolom material teramati jelas dari tempat tinggalnya.

Situasi normal, aktivitas penduduk berlangsung seperti biasa. Kata Surat, warga tidak panik.

Suara Gemuruh

Gemuruh suara guguran material terdengar di puncak Merapi pada pukul 07.45 WIB.

Rentetan suara gemuruh itu jelas bisa didengar wartawan Tribunjogja.com dari tebing Kali Talang, Dusun Balerante, Kemalang, Klaten.

Puncak Merapi tidak terlihat karena tertutup awan dan kabut tebal.

Sebagian lereng puncaknya saja yang terlihat di sisi selatan dan tenggara.

Meski jelas terdengar suara guguran material, tidak tampak ada luncuran material atau awan panas di lereng selatan maupun tenggara.

 Jejak abu vulkanik akibat luncuran awan panas Selasa pagi masih terlihat sangat jelas di jalur hulu Kali Opak maupun Kali Gendol.

 Aktivitas masyarakat di Dusun Balerante pukul 07.52 berlangsung normal, meski di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi di atas dusun ini sangat sepi.

 Tidak terlihat ada warga yang mugut, atau mencari rumput.

Biasanya pada waktu-waktu pagi seperti sekarang, ramai warga menuju kawasan atas mencari pakan ternak.

Gunung Merapi (2.930 mdpl) meletus menyemburkan abu vulkanik setinggi 6.000 meter.

Erupsi Merapi terjadi Selasa (3/3/2020) pukul 05.22 WIB.

Data BPPTK Yogyakarta menunjukkan amplitudo letusan 75 mm dan durasi 450 detik.

Letusan disertai luncuran awan panas dua kilometer ke arah hulu Kali Gendol.

Arah angin saat erupsi ke utara. Status aktivitas Merapi saat ini masih Waspada.

Sebuah video yang diabadikan warga memperlihatkan kilatan-kilatan listrik saat kolom raksasa letusan gunung ini berlangsung.

Gunung Merapi (2.930 mdpl) terakhir meletus, menyemburkan abu vulkanik tebal ke udara pada Kamis (13/2/2020).

Letusan terjadi pukul 15.16 Wib.

Data singkat yang dirilis BPTKG Yogyakarta kewat akun Twitternya menunjukkan durasi erupsi 150 detik.

Amplitudo letusan di seismogram 75 mm. Kolom erupsi dari PGM Ngepos Magelang teramati mencapai tinghi 2.000 meter dari puncak gunung.

Material vulkanik tertiup angin ke arah barat laut dari gunung.

Merapi berstatus Waspada sejak 21Mei 2018.

Laporan kesaksian letusan Merapi datang dari berbagai di lereng gunung via media sosial. Mulai dari Klaten, Dukun, maupun Selo.

 Suratno, warga Selo di lereng utara Merapi dihubungi Tribunjogja.com, mengatakan, kolom material teramati jelas dari tempat tinggalnya.

 Situasi normal, aktivitas penduduk berlangsung seperti biasa. Kata Surat, warga tidak panik.

Hujan Abus Sampai Sukoharjo

Berikut ini merupakan penampakan puncak Gunung Merapi pascaerupsi pada Selasa (3/3/2020) pagi sekitar pukul 05.22 WIB pagi ini.

Puncak Gunung Merapi masih mengeluarkan asap putih sulfar pascaerupsi yang memuntahkan kolom abu setinggi 6000 meter.

Pagi ini dari pantauan CCTV di BPPTKG Yogyakarta menunjukkan visual di kawasan puncak sesekali masih tertutup awan.

Terlihat pada papan seismogram, grafik saat erupsi menunjukkan bentangan mencolok dengan intensitas rapat.

Menurut data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, pada pukul 05.22 WIB, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik.

VIDEO - Yura Yunita Ungkap Glenn Fredly Sempat Ngaku Ingin Istirahat dari Dunia Musik

Covid-19 Positive Patients Increase, Batam Residents Still Visiting Tanjung Pinggir Beach

Breaking News: Sesak Nafas, Wali Kota Tanjung Pinang Dilarikan ke Rumah Sakit

Teramati tinggi kolom erupsi sekitar 6.000 meter dari puncak dan awan panas guguran ke arah hulu sungai Gendol dengan jarak maksimal 2 Kilometer.

Sedangkan arah angin saat erupsi ke Utara.

Menurut catatan Tribunjogja.com, sejak Gunung Merapi mengalami erupsi freatik pada hari Jumat, tanggal 11 Mei 2018 dengan tinggi kolom 5500 meter, erupsi pada pagi ini memiliki tinggi kolom tertinggi kedua.

Kolom tertinggi pernah tercatat pada erupsi tanggal 1 Juni 2018 mencapai 7000 meter.

Sementara tinggi kolom belasan erupsi lainnya hanya berkisar antara 70 meter hingga 4000 meter.

Hingga berita ini ditulis, Tribunjogja.com masih berusaha mencari keterangan resmi dari pihak BPPTKG Yogyakarta.

Gunung Merapi erupsi Selasa (3/3/2020)
Gunung Merapi erupsi Selasa (3/3/2020) (twitter BPPTKG)

Untuk diketahui, Gunung Merapi masih berstatus Waspada hingga hari ini sejak ditetapkan pada tanggal 21 Mei 2018.

Sementara itu pascaletusan pada Selasa pagi, sejumlah wilayah di lereng Merapi mengalami hujan abu.

Hujan abu di antaranya terjadi di wilayah Musuk Boyolali.

Hal itu disampaikan oleh akun Twitter @kurniawanuzy18.

Tak hanya wilayah Boyolali, hujan abu Gunung Merapi juga sampai di wilayah Trangsan, Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Salah satu warga Trangsan, Iwan Joko S mengatakan hujan abu Gunung Merapi terjadi pada Selasa pagi setelah terjadi erupsi. (Tribunjogja.com/ Setya Krisna Sumargo /Hari Susmayanti)

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Jadi Trending, Dentuman Gunung Anak Krakatau di Lampung Terdengar dari Jakarta hingga Bogor, https://mataram.tribunnews.com/2020/04/11/jadi-trending-dentuman-gunung-anak-krakatau-di-lampung-terdengar-dari-jakarta-hingga-bogor?page=all.


Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved