HUMAN INTEREST
PNS Ini Kumpulkan Uang Selama 8 Tahun Demi Berangkat Haji, Sayangnya Tertunda Karena Covid-19
Seorang PNS di Anambas menabung selama 8 tahun demi bisa ke Tanah Suci. Tahun ini mestinya dia berangkat, sayangnya ditunda karena Covid-19

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Menginjakkan kaki ke Tanah Suci sudah lama menjadi idaman Yandri Yanto (37).
Ia merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu instansi yang ada di Kepulauan Anambas.
Pria tiga anak ini sudah sangat rindu untuk segera menunaikan ibadah haji. Namun nasib berkata lain. Adanya pandemi Covid-19, membuat niat baiknya menjadi tertunda.
"Sudah dari dulu saya rindu sekali ingin berangkat haji rasanya kalau melihat sejarah Islam beberapa abad yang lalu, dan merasa sangat dekat dengan Allah.
Itu adalah impian saya sejak kecil," ucap Yandri ketika dihubungi Tribunbatam.id melalui telepon seluler, Jumat (5/6/2020).
Meski tahun ini ia belum bisa memenuhi kerinduannya untuk segera ke Tanah Suci, yang bisa ia lakukan saat ini adalah berdoa.
• Viral Gadis Menangis Histeris Naik ke Kap Ambulans, Tak Terima Ibu Dimakamkan Prosedur Covid-19
• Jawaban Istana Soal Nasib Sekolah di Era New Normal: Masih Dikaji, Mungkin Ditunda karena Berisiko
Bukan hanya dia saja yang ingin segera bisa melaksanakan rukun Islam ke-5 ini, di luaran sana tentunya hampir seluruh umat Islam ingin menunaikan haji ke Mekkah.
Untuk bisa sampai di titik sekarang ini, Yandri yang merupakan seorang PNS membutuhkan waktu 8 tahun menabung demi bisa melaksanakan ibadah haji ke tanah suci Mekkah.
"Yang saya lakukan ya berdoa sama di Atas setiap selesai salat. Dulu saya menabung dan menyisihkan sedikit pendapatan saya ketika mendapatkan gaji dan honor. Untuk besaran berapa tabungan per hari yang saya kumpulkan tidak tentu, seadanya saja," tuturnya.
Ketika ditanya berapa kira-kita biaya yang harus disiapkan untuk bisa menunaikan ibadah haji, Yandri menyebutkan harus menyiapkan biaya sebesar Rp 25 juta.

"Pertama kita harus usahakan untuk cari uang Rp 25 juta untuk mendaftar dan mendapatkan nomor porsi tahun keberangkatan dari Kemenag. Sisanya nanti kita lunasi setelah kita mau dipanggil untuk berangkat ke Tanah Suci," katanya.
Ia mengaku cukup sedih dengan adanya pembatalan keberangkatan haji tahun ini.
"Sedih sudah pasti, karena kita tidak tau besok masih diberi umur panjang atau tidak untuk ke sana," sebutnya.
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini pasti lebih mengetahui mana yang terbaik, dan mungkin ini adalah keputusan yang tepat diambil pemerintah.
Sebab ada beberapa hal yang perlu dikhawatirkan jika jemaah haji diberangkatkan.