TAGIHAN LISTRIK NAIK

Tagihan Listrik Membengkak, Ini Penjelasan PLN Tanjungpinang, Sebut Tak Ada Kenaikan Tarif

Dalam catatan pihak PLN, lonjakan pemakaian listrik di wilayah PLN UP3 Tanjungpinang sebanyak 51 sampai 80 persen

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tanjungpinang Suharno memberikan penjelasan terkait tagihan listrik yang membengkak, Senin (8/6/2020) 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Terkait tagihan listrik pelanggan naik, Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tanjungpinang Suharno memberikan penjelasannya.

Pria berkacamata ini menjelaskan, berawal dari kondisi pandemi Covid-19, tidak semua petugas melakukan pencatatan ke rumah-rumah pelanggan sejak akhir Febuari 2020. Jadi ada berapa persen pelanggan yang tidak dicatat.

Lalu bagaimana rekeningnya?

"Rekeningnya ditaksir atau memakai rata-rata tiga bulan. Desember 2019, masuk Januari, dan Febuari 2020. Ini sebagai acuan rekening Maret," ujarnya memberikan penjelasan, Senin (8/6/2020).

Memasuki arahan Pemeritah untuk mengahabiskan waktu hanya di dalam rumah. Tanpa disadari ada kenaikan juga dalam penggunakan listrik.

Jadi Korban TPPO, Kasus Dua WNI, ABK Kapal China Terjun ke Laut Dilimpahkan ke Polda Kepri

2 Orang Berhasil Kabur, Ternyata Masih Ada 10 WNI di Atas Kapal Ikan China Butuh Pertolongan

"Jadi saat melakukan pencatatan oleh petugas pada akhir Mei, memang ada kenaikan pemakaian. Muncullah di rekening pada bulan ini," sebutnya.

Dalam catatan pihak PLN, lonjakan pemakaian listrik di wilayah PLN UP3 Tanjungpinang sebanyak 51 sampai 80 persen.

"Kalau yang kenaikan pemakaian listrik 51 persen ada sebanyak 2500 pelanggan, dan 81 persen ada sebanyak 3.641 pelanggan. Dari total pelanggan itu untuk Tanjungpinang ada 3000 pelanggan pasca bayar," jelasnya.

Ia pun menegaskan, bahwa tarif PLN sejak 2016 lalu hingga saat ini tidak ada kenaikan. Bila pelanggan merasa tidak puas atas lonjakan silahkan untuk datang mengkroscek.

"Ayo silahkan dicek. Bisa jadi kami yang salah dalam pencatatan. Kan petugas foto itu ke rumah pelanggan. Mungkin saat mengkonversi dari foto ke catatan salah. Tak apa-apa silahkan," ujarnya.

Bila ada terjadi kesalahan dalam pencatatan. Tentunya bisa dilakukan koreksi. Bila terlanjur sudah dibayar akan dimasukan dalam tagihan bulan selanjutnya.

"Soalnya KWH-kan adanya di rumah pelanggan juga. Jadi bisa kita sama-sama koreksi dengan petugas kami, bila masih kurang puas kenapa pemakaian melonjak," ucapnya.

Selain itu, bila pelanggan merasa keberatan untuk membayar tagihan tersebut, solusi yang diberikan ke pelanggan bisa mencicil.

"Boleh mencicil selama tiga bulan kedepan. Petugas pelayanan akan menyampaikan nantinya. Bila ada yang merasa keberatan," ujarnya.

Suara Hati Emak-emak

Puluhan pelanggan listrik masih menunggu antrean di depan pintu masuk Kantor Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Tanjungpinang. Tepatnya di Jalan Suka Berenang, Kecamatan Bukit Bestari, Senin (8/6/2020).

Para pelanggan tersebut ada yang duduk dan berdiri menunggu dipanggil oleh pihak keamanan kantor sembari memegang nomor antrean.

Eli, seorang pelanggan yang ingin meminta penjelasan kepada pihak PLN tampak asik berbincang dengan ibu-ibu lainnya atas melonjaknya tagihan listrik.

Diwawancarai Tribunbatam.id, Eli mengaku sangat kaget melihat biaya tagihan listriknya bulan lalu. Menurutnya, sangat tidak masuk akal kalau kenaikan tagihan sebanyak itu.

"Tak masuk akal kalau setinggi ini tagihannya. Masak sebelum-sebelumnya hanya Rp 450 ribuan. Ini tagihannya langsung jadi Rp 1,1 jutaan. Gila aja kan," ujarnya sambil menunjukkan bukti tagihan di handphonenya, Senin (8/6/2020).

Eli, penjual sarapan lontong di Tanjungpinang kaget tagihan listriknya mahal.
Eli, penjual sarapan lontong di Tanjungpinang kaget tagihan listriknya mahal. (TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA)

Mencari nafkah sebagai penjual sarapan lontong, Eli juga seakan tidak percaya kalau naiknya tagihan disebabkan banyak menghabiskan waktu di rumah.

"Kurang percaya aja kalau itu sebabnya. Makanya ini datang mau minta penjelasan pihak PLN kenapa bisa mahal gini," ujarnya menggunakan jilbab berwarna merah jambu.

Keluhan ini juga dirasakan Tuti yang sama-sama penjual sarapan lontong. Ia mengalami kenaikan tagihan hingga 100 persen. Dimana bulan-bulan sebelumnya Rp 300-an ribu, kini menjadi Rp 600 ribuan.

"Padahal kita ini pas puasa tak ada jualan lontong lagi. Lihat tagihan besar begini kaget lah. Mahal kali," sebutnya menggunakan masker berwarna merah.

Tuti, penjual sarapan lontong di Tanjungpinang kaget tagihan listriknya mahal.
Tuti, penjual sarapan lontong di Tanjungpinang kaget tagihan listriknya mahal. (TRIBUNBATAM.ID/ENDRA KAPUTRA)

Kedua emak-emak penjual sarapan lontong ini menyampaikan, jangan sampai tagihan listrik semahal ini. Sebab dalam kondisi pandemi sangat sulit mendapatkan pemasukan.

"Kami rakyat kecil ini berharap sama pemerintah, jangan sampailah tagihan sebesar ini. Buat makan aja sudah alhamdulillah. Mau cari uang dari mana lagi kalau tagihan sebesar ini," keluhnya.

Diberitakan sebelumnya, kantor Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Tanjungpinang ramai didatangi pelanggan, Senin (8/6/2020).

Kedatangan pelanggan mulai dari ibu-ibu hingga bapak-bapak ini terkait melonjaknya tarif tagihan listrik.

 Mengenal Fenomena Konjungsi dalam Astronomi

 5 Manfaat Laut bagi Kehidupan Manusia, di Antaranya Menciptakan Puluhan Juta Pekerjaan

"Kita mau tanyakan langsung, kenapa ini tagihan naiknya drastis kali," ucap seorang warga, Krismayon sambil menunggu antrean masuk ke dalam kantor PLN tersebut.

Sampai berita ini ditulis, perbincangan di depan kantor PLN tersebut masih menyoal protes tagihan listrik melonjak.

Beberapa anggota Polres Tanjungpinang juga tampak di lokasi melakukan penjagaan. (tribunbatam.id/endra kaputra)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved