NEW NORMAL DI TANJUNGPINANG

Hasil Survei, Mayoritas Orang Tua di Tanjungpinang Keberatan Anaknya Kembali Belajar di Sekolah

Survei dari Disdik Tanjungpinang, hanya 8,7 persen dari total 6379 responden setuju apabila sekolah tatap muka dibuka, dalam kondisi masih Corona

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ISTIMEWA
Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjungpinang mengadakan diskusi online membahas rencana siswa kembali belajar tatap muka di sekolah, Rabu (10/6/2020) 

TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjungpinang mengadakan diskusi online membahas rencana siswa SD dan SMP kembali belajar di sekolah.

Kegiatan ini diinisiasi Kepala Seksi Intelijen Kejari Tanjungpinang Rizky Rahmatullah melalui aplikasi zoom.

Mulai dari Kepala Dinas Pendidikan Tanjungpinang Atmadinata hingga sekitar 24 kepala sekolah ikut dalam diskusi tersebut.

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan masukan, pendapat dan saran yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam memutuskan pembukaan kembali proses belajar mengajar di sekolah.

Kadisdik Tanjungpinang, Atmadinata mengatakan, pihaknya telah meminta ahli epidemilogi melalui gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Tanjungpinang untuk membuat kajian terkait pembukaan kembali proses belajar mengajar di sekolah.

 Nasib Tak Kunjung Jelas, Sejumlah Warga Korban Kaveling Bodong Datangi Mapolda Kepri

 Tagihan Listrik Bengkak, Isdianto Ingatkan PLN Tanjungpinang: Jangan Ada Pemutusan Aliran Listrik

"Kita telah menyusun beberapa protokol kesehatan untuk kiranya diterapkan pada saat pembukaan kembali proses belajar mengajar," ucap Atmadinata yang disampaikan kembali Kasiintel dari hasil diskusi tersebut, Rabu (10/6/2020).

Beberapa protokol kesehatan yang harus diperhatikan diantaranya, tetap memakai masker selama siswa berada di sekolah, menerapkan physical distancing, setiap sekolah harus menyediakan fasilitas cuci tangan untuk para siswa, setiap siswa harus membawa bekal makanan sendiri dari rumah karena kantin sekolah untuk sementara tidak dianjurkan dibuka.

Selain itu mempersingkat waktu kegiatan belajar mengajar, yakni satu jam mata pelajaran yang semula 40 menit menjadi 20 menit.

"Pembagian sekolah menjadi dua shift untuk mencegah penumpukan siswa dan murid," sebutnya menceritakan.

Selan itu, Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang telah melaksanakan survei terhadap orang tua atau wali murid terhadap kesiapan pembukaan kembali sekolah untuk kegiatan tatap muka.

"Kalau dari hasil itu disampaikan Disdik hanya 8,7 persen dari total 6379 responden setuju apabila sekolah tatap muka dibuka saat ini," ungkapnya.

Hasil survei tersebut ternyata juga dilakukan Kepala Sekolah SMPN 1 Tanjungpinang Tri. Dari 200 orang tua atau wali murid, diperoleh hasil hanya 14 orang saja yang setuju pembukaan kembali sekolah dalam bentuk tatap muka.

Sementara itu Kepala Sekolah SMP Pelita Nusantara Maulana memberikan usulan, apabila proses belajar tatap muka langsung dibuka kembali, agar ada pembedaan hari untuk masing-masing kelas.

"Misalnya kelas 7 dihari Senin, Kelas 8 dihari Selasa, Kelas 9 dihari Rabu dan seterusnya berulang," ujarnya.

Dari hasil diskusi tersebut, mayoritas kepala sekolah tidak setuju apabila new normal diterapkan di dunia pendidikan saat ini, dan berharap kebijakan new normal untuk dunia pendidikan ditolak sampai dengan Kota Tanjungpinang dinyatakan zona hijau.

Selain itu, harus terlebih dahulu disiapkan protokol kesehatan. Seperti, ketersediaan thermo gun dan alat sarana cuci tangan murid sudah lengkap di semua sekolah, proses belajar mengajar tetap dilakukan secara online dengan memperhatikan kualitas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved