China Hapus Hewan Trenggiling Sebagai Bahan Obat Tradisional Tiongkok, Ini Penyebabnya

Sisik trenggiling sangat didambakan oleh para praktisi pengobatan tradisional Tiongkok, sementara dagingnya dianggap sebagai makanan yang lezat

Editor: Mairi Nandarson
TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
ilustrasi Trenggiling. Sebanyak 101 trenggiling diamankan di Kantor BBKSDA Riau, Pekanbaru, Rabu (25/10/2017) 

"Kami berharap langkah Tiongkok selanjutnya adalah menegakkan peraturan dan bekerja kerad mengubah perilaku konsumen," imbuhnya.

Sementara itu, Katheryn Wise dari World Animal Protection mengatakan bahwa "berita bagus" jika Tiongkok telah meningkatkan status trenggiling ke perlindungan tertinggi dan memindahkan mereka dari Farmakope Tiongkok.

Dia menyerukan agar ini juga diperluas ke semua hewan liar.

RESMI, Liga 1 2020 dan Liga 2 2020 Akan Kembali Digulirkan, Ini Penjelasan Sekjen PSSI

Jadwal Lengkap Liga Spanyol Pekan 28, Malam Ini Sevilla vs Real Betis, Sabtu: Mallorca vs Barcelona

Trenggiling

Trenggiling atau Tenggiling ( juga disebut sebagai pemakan-semut bersisik ) adalah mamalia dari ordo Pholidota.

Satu keluarga yang masih ada, Manidae, memiliki tiga generasi, Manis yang terdiri dari empat spesies yang hidup di Asia.

Phataginus yang terdiri dari dua spesies hidup di Afrika, dan Smutsia yang terdiri dari dua spesies juga tinggal di Afrika.

Spesies ini berbagai ukuran dari 30 100 cm (12-39 in).

Sejumlah spesies tenggiling juga sudah punah.

Nama pangolin berasal dari kata Melayu "pengguling".

Tenggiling ditemukan secara alami di daerah tropis di seluruh Afrika dan Asia.

Trenggiling memiliki sisik yang keras.

Sisik trenggiling bahkan dikatakan bisa tahan terhadap peluru.

Sayangnya, saat ini populasi trenggiling semakin sedikit hingga terancam punah.

Untuk melindungi tubuhnya, bagian luar tubuh trenggiling dilapisi sisik yang kuat dan keras.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved