Sumpah Pocong Berujung Maut, Berawal Dari Cekcok Saling Tuduh Kiriman Ilmu Santet

Sumpah pocong kembali terjadi di Madura atas dugaan santet berujung sumpah pocong terjadi di Sampang. Kali ini sumpah pocong dilakukan karena cekcok

Editor: Eko Setiawan
Hanggara Pratama/TribunMadura.com
Suasana saat sumpah pocong di Masjid Madegan Sampang, Jumat (7/2/2020). 

TRIBUNBATAM.id, MADURA - Zaman sekarang sebagian warga masih mempercaya dengan ritual sumpah pocong.  

Melakukan sumpah pocong menjadi jalan terakhir bagi orang yang merasa dirugikan dengan pihak lain.

Ketua Takmir Masjid Madegan Hasyid Abdul Hamid mengatakan, diduga kedua belah pihak terobsesi dengan adanya sumpah pocong ini.

Undang 15 Yayasan Sekolah Swasta di Batam, Komisi IV DPRD Minta Kebijakan SPP Selama Pandemi

Kenalin Acer Swift 5, Laptop Portable dengan Bezel Ultra Ramping

Musim Durian, Omzet Pedagang di Bintan Meningkat Drastis, Sehari Bisa Capai Rp 10 Juta

Sebab, satu tahun yang lalu salah satu warga asal Kecamatan Banyuates meninggal setelah melakukan sumpah pocong.

“Dulu itu yang meninggal si penuduh, dia meninggalnya setelah 30 hari pasca menjalankan sumpah pocong,” kata pria yang menggiring prosesi sumpah pocong tersebut.

RUPIAH HARI INI - Ditutup Melemah 0,32%, Rupiah di Level Rp 14.175 per Dolar AS

Marak Pencurian Tabung Gas di Kawal Bintan, Polisi: Kita Sudah Punya Target Pelaku

Sumpah pocong kembali terjadi di Madura atas dugaan santet berujung sumpah pocong terjadi di Sampang.

Kali ini sumpah pocong dilakukan karena cekcok tuduhan mengenai dugaan ilmu santet.

Bahkan, kedua pihak masih memiliki ikatan keluarga.

Sumpah pocong kembali terjadi di Masjid Madegan Kelurahan Polagan Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Rabu (24/6/2020).

Kali ini sumpah pocong dilakukan oleh Hikmah (20) dan Suranten (60), keduanya masih memiliki ikatan keluarga asal Desa Tebanah Kecamatan Banyuates, Sampang.

Sumpah pocong dilakukan secara kesepakatan bersama lantaran keluarga kedua pihak cekcok terkait adanya tuduhan kepada salah satu pihak memiliki ilmu santet.

Hal itu bermula saat Hikmah menghadiri acara hajatan yang digelar oleh Suranten di rumahnya pada momentum bulan Syaban 2020.

Setelah menghadiri hajatan, Hikmah mendapatkan sebuah bingkisan makanan yang ia makan setibanya di rumah.

“Selesai memakan berkat (bingkisan makanan) yang diperoleh dari hajatan kami, Hikmah merasa kesakitan sehingga mengadu ke orang tuanya dan langsung dilarikan ke dukun,” kata Juhari (40) selaku anak dari Suranten.

Juhari menambahkan, setelah datang dari dukun, keluarga hikmah menuduh ibu saya memiliki ilmu santet yang dikirim melalui makanan saat hajatan.

“Bahkan tuduhan ini tidak hanya satu kali melainkan, sejak puluhan tahun yang lalu orang tua saya dituduh memiliki ilmu santet,” ucapnya.

Ditempat yang sama, orang tua Hikmah, Abdus Sarip menyampaikan jika putrinya (Hikmah) mengalami sakit tenggorokan setelah memakan makanan dari hajatan Suranten.

Keluhan yang diderita hikmah merupakan sakit tenggorokan seperti halnya ada yang menggangu di tenggorokannya.

“Jadi saya bawa ke dukun di Desa Bringkoning Kecamatan Banyuates, katanya dukun hikmah terkena santet,” tuturnya.

Pria berusia 56 tahu itu menambahkan derita penyakit yang dialami hikmah hingga saat ini masih terasa.

“Sudah dua bulan lamanya dan katanya dukun ilmu itu (santet) masih tetap ada,” terangnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Ada yang Meninggal Usai Lakukan Sumpah Pocong, Cewek ABG dan Nenek di Madura Ini Gelar Sumpah Pocong

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved