Mahathir Mohamad Turun Jabatan, Ungkap Tak Bermaksud Beri Jalan Bagi Anwar Ibrahim
Dr Mahathir Mohamad angkat bicara terkait turunnya jabatan sebagai calon Perdana Menteri dari Pakatan Harapan (PH). Ia menyinggung soal Anwar Ibrahim.
TRIBUNBATAM.id, KUALA LUMPUR - Ketegangan antara politisi Malaysia yakni Mahathir Mohamad dengan Anwar Ibrahim terus berlanjut.
Terbaru, Dr Mahathir Mohamad angkat bicara terkait turunnya jabatan sebagai calon Perdana Menteri dari Pakatan Harapan (PH).
Mantan Perdana Menteri Malaysia itu mengatakan dengan mundur, bukan berarti memberi jalan bagi Datuk Seri Anwar Ibrahim untuk menduduki jabatan tersebut.
Dilansir Malay Mail pada Jumat (26/6/2020) Mahathir yang dikenal dengan panggilan Dr M mengatakan pada Asia Times bahwa apakah Anwar menjadi Perdana Menteri atau tidak, itu akan bergantung pada dukungan dari antara anggota parlemen.
Dia mengatakan hal itu ketika menyangkal bahwa dia lebih menyukai mantan wakil presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Datuk Seri Azmin Ali sebagai pengganti dirinya ketimbang Anwar Ibrahim.
"Tidak. Saya telah membuat janji saya. Saya akan mundur namun setelah itu, tergantung pada anggota Parlemen yang memberikan dukungan mereka kepada kandidat," ujar Mahathir.
• Diupah Rp 13 Juta, Dua Calon Penumpang Bandara Hang Nadim Sebut Asal Sabu-Sabu dari Malaysia
Dia menambahkan, "Mereka dapat memilih Anwar, tentu saja, tetapi bisa jadi juga tidak ingin memilih Anwar. Itu terserah mereka, bukan saya yang memutuskan."
Dr M bersikeras bahwa meski dia bisa mempengaruhi masalah itu sampai titik tertentu, keputusan pada akhirnya akan jatuh pada anggota parlemen PH.
Rencana transisi dari Dr M dan Anwar telah menjadi itikad buruk yang signifikan di PH ketika mantan PM Malaysia itu berulang kali menolak untuk menyatakan kapan dia akan turun untuk digantikan Anwar Ibrahim.
Masalah ini juga diyakini telah memicu runtuhnya administrasi PH pada Februari lalu ketika Dr Mahathir mengakui dirinya diarahkan untuk percaya bahwa Anwar sedang menyiapkan manuver melawannya.
Dr Mahathir mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada akhir Februari sementara Bersatu menarik diri dari koalisi PH.
PH kembali mengusulkan rencana transisi di mana Dr Mahathir akan menjadi perdana menteri selama enam bulan dengan Anwar sebagai wakilnya yang akan menggantikannya setelah itu, sebagai bagian dari kampanye untuk mendapatkan kembali kendali atas pemerintah federal.
Terlepas dari upaya DAP (Democratic Action Party) dan Amanah untuk meyakinkan Anwar bahwa ini adalah tindakan terbaik, dia dan PKR dengan tegas menolaknya.
Dituding Lakukan KKN Kepada Anaknya, Mahathir Mohamad Tantang Najib Razak Berikan Bukti
Ketegangan antar politisi senior di Malaysia terus berlanjut.