PPDB BATAM 2020

Anak Tak Masuk PPDB dan Terlempar Zonasi, Puluhan Orang Tua Geruduk Kantor Disdik Batam

Menerapkan sistem online, mereka begitu berharap anak mereka dapat menempuh pendidikan pada sekolah yang dituju.

Penulis: Beres Lumbantobing |
TRIBUNBATAM.id/BERES LUMBANTOBING
Dinas Pendidikan Kota Batam membuka posko pengaduan PPDB online bagi warga Batam yang ingin mengadukan masalah penerimaan siswa baru tahun ajaran baru 2020/2021. 

Dia mengaku, lokasi rumah yang lebih dekat ke SMPN 27 membuat orangtua menolak jika anaknya masuk SMPN 60.

"Rumah kami lebih dekat dengan SMPN 27. Kami tidak mau kalau anak kami nantinya digeser ke SMPN 60," kata Doliando, warga Kaveling Flanboyan.

Dia mengatakan, SMPN 60 sampai saat ini belum punya gedung.

"Kemarin waktu daftar ada pilihannya, jadi pilihan pertama sekolah paling dekat, ya memang sistem langsung mengarahkan ke SMPN 27. Selanjutnya pilihan kedua adalah SMPN 60. Saya sebenarnya tidak mau pilih, tapi karena harus diisi ya saya buat pilihan ke dua SMPN 60. Tetapi yang jelas saya tidak mau anak saya digeser ke SMPN 60," kata Dolianto.

Dia beralasan jika anaknya di geser ke SMPN 60, jaraknya sangat jauh dan setiap hari harus naik angkutan umum.

"Ini jelas tambah biaya, sementara kalau di SMPN 27 Batam anak saya cukup jalan kaki bersama teman-temannya," katanya.

Normian, warga Kaveling Kamboja, juga mengatakan anaknya tidak masuk di SMPN 27 Batam.

Sementara rumahnya hanya 700 meter jaraknya dari sekolah.

"Saya tidak tahu di mana salahnya, rumah dekat tapi tidak masuk, yang herannya tetangga saya bisa masuk, padahal cuma beda tiga rumah dari rumah saya di Kaveling Kamboja," kata Normian.

Dia juga mengatakan, dirinya tidak mau anaknya digeser ke sekolah manapun selain SMPN 27.

"Sekolah ini dekat dengan rumah, kita juga lebih mudah mengawasi anak kita, kalau sempat di geser ke SMPN 60 atau SMPN 44 Dapur 12 ujung, tidak tahu lagi nanti seperti apa antar jemputnya," kata Normian.

266 Siswa Tak Tertampung

Sebanyak 266 siswa tidak tertampung di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 27 Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung.

Menyikapi hal itu, orangtua berharap kebijakan Pemerintah Kota Batam.

Calon siswa yang mendaftar ke SMPN 27 Batam sebanyak 544 calon siswa, sementara kuota untuk SMPN27 sebanyak 288 orang.

Hal tersebut membuat banyak calon siswa yang tidak tertampung.

Ketua Komite SMPN 27 Alvian, mengatakan calon siswa yang tidak tertampung merupakan warga Kelurahan Sei Pelenggut.

"Jadi yang belum tertampung itu warga kita juga, ini yang harus kita perjuangkan," kata Alvian.

Dia juga mengatakan, selama empat tahun belakangan, hal yang sama selalu terjadi.

Namun semuanya diusahakan bisa diterima.

"Seperti kata pepatah, buka jendela nampak atap, bukan pintu nampak dinding. Jadi tidak mungkin warga kita sendiri sekolah ke daerah lain, atau jauh dari rumahnya," kata Alvian.

Dia juga mengatakan saat ini Panitia PPDB sedang memproses anak didik yang sudah diterima.

"Jadi kita kasih kesempatan buat para panitia. Kalau sudah selesai daftar ulang baru kita proses yang tidak masuk," kata Alvian.

Orangtua Datangi Sekolah

Puluhan orangtua siswa mendatangi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 27 Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Batam, Provinsi Kepri.

Karena nama anaknya tidak masuk dalam daftar yang diterima di sekolah.

Puluhan orangtua tersebut, kecewa karena rumah mereka dekat dengan sekolah namun anaknya tidak diterima.

"Kita tidak tahu dimana permasalahannya, kok anak kita tidak diterima," kata Asria.

Asria tinggal di Kaveling Flamboyan, yang berada di seberang jalan dari SMPN 27 Batam.

 Ditangkap Karena Kasus Narkoba, Inilah Profil Ridho Illahi, Bintangi Lebih dari 100 FTV

 Jokowi Marah Ancam Rombak Kabinet, Demokrat: Jangan-jangan Pengalihan Isu

Namun anaknya tidak masuk.

"Kan waktu pendaftaran itu ada pilihan, jadi pilihan pertama SMPN 27, karena dekat dengan rumah, pilihan kedua SMPN 44 di Dapur 12 jaraknya sangat jauh," kata Asria.

Dia juga mengatakan dirinya kaget melihat pengumuman anaknya tidak diterima.

"Padahal rumah saya dekat dengan SMPN 27 tapi kenapa anak saya tidak diterima," kata Asri.

Regi, warga Kaveling Seroja yang jaraknya hanya 500 meter dari SMPN 27 Batam anaknya tidak diterima.

Regi kecewa karena anaknya tidak masuk.

"Rumah saya sangat dekat dengan sekolah tetapi nama anak saya tidak keluar," kata Regi.

Dia juga mengatakan dirinya siap membawa ketua RT dan Ketua RW nya ke sekolah untuk memastikan bahwa dirinya tinggal dekat sekolah.

"Nanti kalau anak saya tetap tidak diterima, kami akan datangi sekolah," kata Regi. (Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing/Ian Sitanggang)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved