Tutup Sejak Maret Akibat Covid-19, Malaysia Akan Kembali Buka Sekolah Mulai 15 Juli 2020
Pemerintah Malaysia telah mengumumkan akan kembali membuka sekolah dasar dan menengah. Mereka akan mulai kembali belajar pada 15 Juli 2020 mendatang.
"Jumlah kasus aktif tertinggi selama fase MCO adalah pada 5 April dengan 2.596 kasus aktif, sementara jumlah kematian adalah 1,67 persen dari total jumlah kasus," jelas dia.
Pada April 2020, Malaysia menghadapi lonjakan kasus dari klaster tabligh akbar yang menyumbang sebagian besar kasus infeksi di negara itu.
Selama fase MCO, kapasitas tes PCR meningkat empat kali lipat menjadi 27.233 tes dan hari ini angka itu kembali meningkat enam kali lipat dengan 36.812 tes.
Hingga saat ini, Malaysia telah melaporkan 8.600 kasus infeksi dengan 121 kematian dan 8.271 pasien sembuh.
Kesuksesan Malaysia ini menyusul Thailand yang lebih dulu berhasil "menjinakkan" virus Corona di negaranya.
Padahal, Thailand dulu digambarkan sangat rentan karena banyaknya pelancong yang datang dari Wuhan dan pada akhir Januari memiliki kasus tertinggi kedua di luar China.
Kini, Thailand hanya memiliki 64 kasus aktif dari total 3.162 kasus infeksi yang dilaporkan.
Selain itu, Negeri Gajah Putih itu juga hanya melaporkan 58 angka kematian dan 3.040 pasien sembuh.
Sementara itu, laporan jumlah infeksi Covid-19 harian di Singapura telah menurun dalam beberapa waktu terakhir.
Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan pada April 2020, ketika Singapura mengalami lonjakan kasus dari klaster pekerja migran.
Negeri Singa itu bahkan melaporkan kasus infeksi harian melebihi 1.000.
Hingga kini, Singapura melaporkan 42.736 kasus dengan 26 kematian dan 36.604 pasien sembuh.
Berbeda dari Malaysia, Singapura, dan Thailand, Indonesia dalam beberapa hari terakhir terakhir justru melaporkan angka kasus infeksi melebihi 1.000.
Meski kasus infeksi tinggi, sebagian besar wilayah di Indonesia telah mulai melonggarkan pembatasan dan membuka kembali roda perekonomian masyarakat.
Dengan lebih dari 50.000 kasus infeksi dan 2.620 angka kematian, Indonesia menjadi negara dengan kasus tertinggi di Asia Tenggara dan Asia Timur di luar China.
Mengenal Gerakan 'Cuti-cuti Malaysia', Cara Pemerintah Untuk Promosikan Pariwisata Domestik
Sejumlah negara tampak kembali menata sektor pariwisata usai dihantam wabah virus Corona atau Covid-19.
Termasuk Malaysia, yang menerapkan gerakan dengan tajuk 'Cuti-cuti Malaysia' dalam rangka menjaring wisatawan domestik.
Hal ini disampaikan langsung oleh Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri.
Gerakan tersebut bisa berjalan usai Perdana Menteri Tan Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan, Malaysia akan melalui masa pemulihan Movement Control Order (MCO) mulai 10 Juni – 31 Agustus 2020, Minggu (7/6/2020).
Tahap pemulihan MCO memungkinkan masyarakat Malaysia untuk melakukan perjalanan di dalam negeri, membuka kembali pergerakan pariwisata domestik.
“Kami akan menguatkan kembali pariwisa domestik melalui Cuti-cuti Malaysia. Kami akan mengintensifkan promosi melalui media sosial,” ujar Nancy dalam webinar berjudul “REset REstart REcover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020).
Nancy menuturkan, mereka juga akan meningkatkan kualitas produk dan layanan pariwisata dengan mengadaptasi protokol kesehatan di era new normal.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan rasa percaya masyarakat Malaysia untuk bepergian kembali.
“Oleh karena itu, kami akan mendorong mereka untuk tinggal lebih lama dalam suatu destinasi, berkunjung banyak tempat, dan lebih banyak melakukan pengeluaran karena kami ingin memulai kembali ekonomi kami,” tutur Nancy.
Di Malaysia, pariwisata domestik memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto (GDP) sebesar 60,4 miliar Ringgit Malaysia pada 2018.
Angka tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata domestik Malaysia memiliki peran penting dalam menghasilkan pendapatan.
Nancy mengatakan, sejak banyak negara berlakukan larangan perjalanan atau pembatasan perjalanan internasional, pariwisata domestik lebih ditekankan.
“Hal ini untuk membantu mengimbangi penurunan ekonomi karena tidak adanya kontribusi asing saat ini,” ujar Nancy.
“Meski pariwisata domestik mungkin tidak menutup kesenjangan ekonomi untuk sepenuhnya mendukung industri pariwisata, namun ini dapat mengurangi dampak ekonomi secara keseluruhan,” lanjutnya.
Menurutnya, pariwisata domestik akan membuat bisnis-bisnis kecil tetap berjalan dan membantu merangsang ekonomi lokal.
(*)
• Pelaku Pariwisata Batam Menjerit, Minta Relaksasi Turis Singapura dan Malaysia Bisa Masuk
• Mahathir Mohamad Tegaskan Anwar Ibrahim Tak Bisa Jadi PM Malaysia: Dia Tidak Populer
• Respon Engku Emran Tahu Perceraiannya dengan Laudya Cynthia Bella Ikut Disoroti Media Malaysia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Malaysia akan Buka Sekolah pada 15 Juli, Siapkan 3 Opsi bagi Murid.