Ahli Bertarung di Air dan Darat, Tim Elite TNI AL Bikin Pembajak Kapal Babak Belur
Untuk menyelamatkan para sandera, akhirnya dibentuk tim intelijen Kopaska atau Komando Pasukan Katak menggagalkan aksi GAM
“Sebentar ya, Pak, sistemnya agak bermasalah. Tunggu sebentar,” kata si teller yang berusaha mengulur waktu.
Si target manggut-manggut saja.
Saat sedang menunggu itulah beberapa ‘nasabah’ langsung menyergap target yang bernama Syafrizal Sofyan itu.
Setelah diinterogerasi, Syafrizal Sofyan mengaku hanya keponakan dari Budiansyah alias Jepang, salah satu pimpinan kelompok penyandera yang menjadi incaran utama Kopaska.
• Tentara Tewas Ditembak di Tambora, Pelaku Diduga Oknum TNI AL & Berhasil Ditangkap Polisi Militer
Sofyan hanya ditugaskan sang paman untuk mengambil uang tebusan.

Setelah ditangkap, Kopaska memerintahkan Sofyan untuk menelepon si paman untuk mengabari bahwa uang sudah diambil dan tawanan dapat dilepaskan.
Empat hari disandera si nahkoda dan KKM akhirnya dibebaskan.
Begitu dilepas, Jepang baru curiga kenapa kemenakannya tidak kunjung tiba.
Jarak Lhokseumawe ke Perlak agak jauh memang, sekitar 2,5 hingga tiga jam perjalanan darat.
Itu pun kalau jalannya mulus. Tapi tentu tak sampai seharian, maka tak heran jika Jepang mulai curiga.
Jepang kemudian membuat laporan orang hilang ke kantor polisi.
“Dia bilangnya ada bantuan dari Jakarta untuk membangun jalan.
• Siapkan Dirimu, Ini Jadwal Penerimaan Prajurit TNI AL di Karimun
Tapi yang bertugas mengambil uang hilang,” ujar Koptu Totok.
Kebetulan beberapa anggota Tim Kejar di saat yang sama sedang istirahat di sebuah kedai kopi dekat Polsek Perlak.
Mereka melihat dengan jelas, lewat mata sendiri kalau si Jepang keluar dari Polsek.