Covid-19 di Asia Tenggara Melonjak, WHO Sebut Dampaknya Akan Terasa hingga Beberapa Dekade

Covid-19 kembali menunjukkan lonjakan di sejumlah negara Asia Tenggara. WHO beri peringatan bahwa dampak Covid-19 akan terasa hingga beberapa dekade.

El Pais
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Kasus virus Corona di Asia rekor, warning WHO: pandemi akan terasa sampai beberapa dekade. 

Reuters memberitakan, lonjakan infeksi virus Corona baru di Asia telah mengikis harapan bahwa kondisi terburuk corona di wilayah ini sudah berahir. Sebagai bukti, Australia, India dan Hong Kong melaporkan kenaikan kasus harian, Vietnam menguji ribuan penduduknya, dan Korea Utara mendesak dilakukannya kewaspadaan tinggi.

Sebagian besar pemerintah Asia sempat membanggakan diri atas penanganan wabah yang cepat di awal pandemi, setelah virus itu muncul di China pada akhir tahun lalu. Akan tetapi, lonjakan yang terjadi pada bulan ini telah menunjukkan adanya bahaya dari rasa berpuas diri.

"Kita harus berhati-hati untuk tidak tergelincir ke gagasan bahwa ada beberapa kekebalan yang dimiliki Australia terkait dengan virus ini," jelas Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

Australia mencatat hari paling mematikan dengan setidaknya 13 kematian dan lebih dari 700 infeksi baru, yang sebagian besar terjadi di negara bagian terpadat kedua Victoria, di mana pemerintah memerintahkan semua penduduk mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Negara itu telah mengkonfirmasi total 16.298 kasus sejak pandemi dimulai, dengan 189 kematian, lebih dari setengahnya di Victoria dan ibukotanya Melbourne.

Lomba vaksin

Pandemi virus Corona juga telah mendorong banyak negara untuk menemukan vaksin dengan beberapa perusahaan China berada di garis terdepan. Sementara itu, Rusia telah menetapkan target tanggal di bulan September untuk meluncurkan obatnya sendiri.

Namun pakar penyakit menular AS Anthony Fauci mengatakan, tidak mungkin Amerika akan menggunakan vaksin apa pun yang dikembangkan di kedua negara tersebut, di mana sistem pengaturannya jauh lebih buram daripada di Barat.

"Saya benar-benar berharap China dan Rusia benar-benar menguji vaksin sebelum mereka memberikan vaksin kepada siapa pun," katanya seperti yang dikutip AFP.

Sebagai bagian dari "Operation Warp Speed" sendiri, pemerintah AS akan membayar raksasa farmasi Sanofi dan GSK hingga US$ 2,1 miliar untuk pengembangan vaksin COVID-19, kata perusahaan itu.

Hasil Tes Keluar Dalam 36 Menit Saja, Singapura Kembangkan Metode Uji Covid-19

Singapura merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat pengujian terkait virus Corona atau Covid-19 tertinggi.

Terbaru, Singapura mengembangkan metode pengujian untuk Covid-19 yang hasilnya bisa diketahui hanya dalam waktu 36 menit.

Pengujian ini dilakukan oleh Ilmuwan di Universitas Teknologi Nanyang (NTU).

Mereka mampu menemukan hasil dalam waktu 36 menit atau sekitar seperempat dari waktu yang dibutuhkan oleh tes standar Covid-19 yang ada.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved