WHO Telah Investigasi Asal-usul Virus Corona dari Hewan di China, Apa Hasilnya?
Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan telah selesaikan investigasi mengenai awal sumber hewan dan reservoir Covid-19. Ini penjelasan mereka.
Editor: Putri Larasati Anggiawan
TRIBUNBATAM.id, WUHAN - Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) mengumumkan telah selesaikan investigasi mengenai awal sumber hewan dan reservoir virus Corona atau Covid-19.
Semua itu disampaikan langsung oleh tim WHO pada Minggu (2/8/2020) kemarin.
Mereka menyebutkan telah melakukan diskusi yang luas dengan rekan-rekan China.
Menurut WHO, tim tersebut telah menerima pembaruan mengenai studi epidemiologi, analisis biologis dan genetik, serta penelitian kesehatan hewan.
"Tim pendatang WHO yang terdiri dari dua orang telah menyelesaikan tugas tiga minggu di China untuk mengawali upaya bersama untuk mengidentifikasi asal virus lebih lanjut," kata WHO dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip dari SCMP, Senin (3/8/2020).
Menurut mereka, tim juga telah melakukan diskusi video dengan ahli virologi atau ilmuwan di Wuhan, China, serta otoritas kesehatan setempat di China.
• Covid-19 di Asia Tenggara Melonjak, WHO Sebut Dampaknya Akan Terasa hingga Beberapa Dekade
Pernyataan WHO ini muncul setelah para ahli mendesak WHO untuk mempercepat penyelidikannya yang sudah berlangsung sejak akhir Juni.
Desakan tersebut muncul saat pertemuan keempat komite darurat Covid-19 yang diadakan WHO pada Jumat (31/7/2020).
Pertemuan itu sendiri diadakan setiap tiga bulan untuk mengevaluasi apakah wabah masih memenuhi syarat untuk ditetapkan statusnya sebagai darurat kesehatan masyarakat internasional.
Penelitian sumber hewan
Dalam pertemuan tersebut diserukan untuk mempercepat penelitian berkaitan dengan sumber hewan dan reservoirnya.
Tedros juga mengatakan bahwa Covid-19 masih dalam tingkat siaga tertinggi dan ia memperingatkan bahwa dampak pandemi akan berlangsung lama.
"Pandemi adalah krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya akan terasa selama beberapa dekade mendatang," kata dia.
Komite Darurat sendiri terdiri dari para ahli kesehatan yang berasal lebih dari 20 negara termasuk China, Amerika Serikat, Perancis dan Korea Selatan.