KARIMUN TERKINI

Gawat, Jumlah Kasus DBD di Karimun Meningkat, Lebih Tinggi Dari Tahun Lalu, 1 Orang Meninggal Dunia

Tahun lalu jumlah kasus DBD di Karimun sebanyak 232 kasus. Tahun ini hingga Jumat (7/8) sebanyak 247 kasus

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/ELHADIF PUTRA
Petugas melakukan pengasapan di Kecamatan Tebing Karimun pasca ditemukan kasus DBD di kawasan tersebut. Foto diambil beberapa waktu lalu. Hingga Jumat (7/8) ini, kasus DBD di Karimun sudah mencapai 247 kasus 

Yang makin memprihatinkan, pasien terbanyak merupakan anak-anak.

Sebanyak 180 kasus demam berdarah tercatat di Dinas Kesehatan Karimun pada Kamis (16/7).

Jumlahnya kemudian melonjak menjadi 199 kasus pada Minggu (19/7).

Untuk jumlah terbanyak saat ini ditemukan di Kecamatan Tebing yakni sebanyak 45 kasus.

Wilayah terbanyak kedua terbanyak adalah Kecamatan Meral sebanyak 43 kasus.

Rachmadi menyebutkan, sebelum data terbaru ini diperoleh Kecamatan Meral merupakan wilayah terbanyak.

"Kini terbanyak Kecamatan Tebing. Sebelumnya Kecamatan Meral," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karimun, Rachmadi, Minggu (19/7).

Setelah Meral, kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Meral Barat dengan jumlah 34 kasus.

Kemudian Kecamatan Kundur dengan temuan 32 kasus.

"Untuk Tanjungbatu dalam dua tahun terakhir memang menunjukkan peningkatan," sebut Rachmadi.

 Kapal Puskel Husada 001 Terbakar di Anambas, Diduga Hubungan Pendek Arus Listrik

 Tourism in Anambas Back to Opened, Batu Lepe Starts Crowded

tribunnews
Penyemprotan (fogging) di Ranggam, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri, Kamis (16/7/2020). Penyemprotan dilakukan setelah dua kasus demam berdarah di lokasi ini. (TribunBatam.id/Elhadif Putra)

Selanjutnya Kecamatan Kundur Utara sebanyak 10 kasus dan Kundur Barat 6 kasus.

Saat ini sejumlah pasien DBD masih menjalani perawatan di puskesmas dan rumah sakit.

Dijelaskan Rachmadi penyebab utama DBD di Kabupaten Karimun adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat membersihkan tempat-tempat yang bisa dijadikan jentik nyamuk untuk berkembang.

"Cuaca juga bisa. Tapi kita tidak bisa memprediksi cuaca. Penyebabnya rata-rata karena kurang kepedulian masalah 3M," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Rachmadi masyarakat hendaknya harus melaksanakan 3M (Menguras, Menutup, Menguburkan) wadah yang bisa menampung air.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved