Asal Mula Permainan Kayu Pale Ola hingga Anggota Dewan Anambas Tertarik Ikut Main saat HUT ke-75 RI
Orang zaman dahulu rata-rata menggunakan permainan dari alam, salah satunya menggunakan bahan kayu. Inilah asal mula permainan kayu pale ola
"Ini permainan cukup lama sekali, saya main ini waktu SD, tapi lama-kelamaan permainan ini sudah jarang dimainkan. Apalagi sekarang zamannya gadget, sudah pasti terlupakan permainan itu," kata Wanda.
Dengan dilestarikannya permainan rakyat yang sempat tenggelam dimakan zaman ini, masyarakat sangat berharap tidak hanya pada perayaan hari besar saja ditampilkan, namun dalam keseharian juga bisa diterapkan dan dikenalkan kepada anak cucu.
"Bagi saya ide melestarikan permainan ini di tengah masyarakat cukup kreatif sekali. Kita sebagai masyarakat sangat bangga dengan anak kampung yang mau menampilkan kembali lomba ini.
Kalau tahun sebelumnya itu ya lomba paling makan kerupuk, balap karung, sama panjat pinang, itu identik sekali kan sama HUT 17 Agustus, tapi kalau sekarang kan beda dan unik," terangnya.
Diangkatnya permainan ini saat HUT RI, juga menarik perhatian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kepulauan Anambas, Jasril Jamal.
Ia tertarik mengikuti lomba kayu pale ola.
Menggunakan pakaian kemeja putih dan celana hitam, Jasril Jamal dari fraksi PAN ini memamerkan kehebatannya memainkan permainan rakyat kayu pale ola.

Wajahnya tampak memerah saking bersemangat. Ude Jas sapaan akrab Jasri Jamal kemudian mengambil ancang-ancang untuk melempar kayu sejauh mungkin.
Kepada Tribunbatam.id, Ude Jas mengaku sangat tegang. Pasalnya ia sangat bersemangat ingin menjadi pemenang dalam perlombaan tersebut.
"Saya sangat senang sekali, karena ini permainan saya waktu kecil. Jadi teringat masa kecil saya, masih banyak lagi permainan zaman dahulu yang seharusnya kita lestarikan," ujar Jasril.
Ia mengaku sengaja ikut bermain kayu pale ola karena teringat dengan masa kecilnya saat bermain dengan teman-temannya.
"Seharusnya tradisi permainan ini tidak boleh hilang, khususnya di Kabupaten Kepulauan Anambas. Harapan saya tradisi-tradisi lama ini harus dilestarikan kembali, terkhususnya permainan seperti ini.
Kita juga wacana kedepannya mau menyajikan barang-barang antik seperti bakul, nyerok, gogok, dan masih banyak lagi," ungkapnya.
Jasril berharap pemerintah bisa mengorbitkan kembali permainan zaman dahulu di zaman sekarang agar tidak lekang dimakan waktu.
(tribunbatam.id/Rahma Tika)