Anies Baswedan Terapkan PSBB Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur Siap-siap
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat dengan menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar ( PSBB).
Menurut Windhu, infrastruktur di Pulau Jawa baik. Artinya, kita dapat terhubung dengan mudah dan tak perlu memakan waktu lama untuk pergi dari satu kota ke provinsi lain.
"Daerah lain (di Pulau Jawa) yang zona merah, oranye, atau kuning yang baru satu minggu masih banyak," kata Windhu.
"Kalau Jakarta saja yang melakukan PSBB, tapi daerah lain tidak. Misalnya ada orang dari luar Jakarta masuk lagi ke Jakarta, ya merah lagi Jakarta," terangnya.
Senada dengan Windhu, pakar epidemiologi Indonesia di Griffith University Australia, Dicky Budiman, pun mengatakan agar pencegahan benar-benar optimal harus dilakukan secara menyeluruh.
"Karena kalau bicara Jakarta, mobilitas penduduk yang berasal dari wilayah sekitarnya tinggi. Idealnya sekali kalau mau mencapai hasil yang jauh lebih efektif ya Jabodetabek harus melakukan PSBB secara serentak," imbuhnya.
Dicky juga menyampaikan, pemerintah seharusnya juga sudah mulai memikirkan adanya potensi wilayah Jawa secara keseluruhan harus melakukan PSBB total atau karantina wilayah serempak.
"Terutama yang potensi bahaya nih, Jawa Tengah dan Jawa Timur, tingkat kematiannya tinggi, tapi testing-nya kecil banget," kata Dicky.
"Itu artinya, wilayah tersebut lagi menyimpan bom waktu yang siap meledak."
Dicky menyampaikan, ketika angka kematian tinggi dan beban di rumah sakit sudah tidak bisa menampung, tidak ada cara lain yang bisa dilakukan selain menerapkan PSBB serentak.
"Ini yang harus diantisipasi. Wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, termasuk Jawa Barat sebenarnya harus bersiap-siap," jelasnya.
Berdasarkan hasil analisis zonasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 hingga 6 September 2020, ada 70 wilayah yang berada di zona merah atau wilayah dengan risiko penularan tinggi di Indonesia.
Sementara itu, daerah zona oranye meningkat dari 230 menjadi 267 kabupaten/kota bila dibandingkan data 30 Agustus.
Sedangkan jumlah daerah zona kuning berkurang dari 141 menjadi 114 kabupaten/kota.
"Jadi selama tiga minggu terakhir terjadi peningkatan jumlah kasus dan daerah ke risiko lebih tinggi, yaitu sedang dan tinggi. Perlu menjadi perhatian kita semua agar kondisi ini diperbaiki," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (9/9/2020).
Peta sebaran zonasi risiko Covid-19 dapat dilihat dalam paparan situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ini.(km)