Dukung Hasil Tangkap Bilis Nelayan Bagan Meningkat, DP3 Anambas Beri Bantuan Genset

Dengan adanya genset, nelayan bagan bisa menghidupkan lampu di bagan & apabila ada lampu, bilis akan masuk ke jaring yang sudah disebarkan ke laut.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNBATAM.ID/RAHMA TIKA
BERI BANTUAN - Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan pada Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan (DP3) Anambas, Syamsuherman mengatakan, pihaknya memberikan bantuan mesin genset kepada nelayan bagan di Anambas untuk mendukung hasil tangkapannya 

Editor: Dewi Haryati

TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Dikenal memiliki hasil laut yang berlimpah, tak ayal lagi membuat hampir sebagian penduduk di Kabupaten Kepulauan Anambas berprofesi sebagai nelayan.

Selain menangkap ikan, nelayan di Anambas juga menjaring ikan bilis atau ikan teri menggunakan bagan.

Dahulunya, belum terlalu banyak orang yang menjual atau menjadi pengolah ikan bilis. Namun kini lain.

Sampai-sampai ada daerah di Anambas yang dikenal dengan nama Kampung Bilis.

Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan pada Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan (DP3) Anambas, Syamsuherman menuturkan, memang tidak banyak ditemukan masyarakat yang bergerak di bidang pengolahan bilis dahulunya.

Jadi Pedagang Bilis di Anambas, Omzet Astri Bisa Capai Rp 1 Juta per Hari

Kisah Tarmizi, Penjemur Bilis di Desa Piabung Anambas, 1 Keranjang Cuma Dihargai Rp 10 Ribu

"Mungkin ada yang mulai satu dua orang atau mengadopsi, karena peluang usaha inikan menggiurkan. Akhirnya mulai banyak lah nelayan kita yang beralih usaha ke bagan," ujar Syamsuherman, Jumat (18/9/2020).

Terlebih lagi, salah satu unit usaha bilis yang cukup terkenal ada di Kampung Bilis, Desa Piabung, Kecamatan Palmatak.

"Mereka kan di sana sudah dapat pendampingan dari perusahaan Premier Oil. Di sana juga cukup banyak masyarakat yang kesehariannya menjemur bilis di depan rumah," ujarnya.

Bilis yang ditangkap ini menggunakan bagan dengan alat tangkap jaring dan lampu.

"Bagan ini ada dua jenisnya, ada bagan yang menangkap cumi dan ada yang menangkap bilis," jelasnya.

Adapun bilis hasil tangkapan nelayan ini berjenis bilis hijau dan Labak, sedangkan bilis nasi yang berwarna putih dengan ukuran mini sudah jarang ditemui.

Untuk harga bilis per kilogram dijual beragam. Apabila sudah masuk musim bilis, harga yang dipatok penjual bisa murah, namun kalau sudah langka terkadang mahal.

Ada yang menjual dari harga Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram.

Lebih lanjut, untuk menunjang semangat para nelayan, Dinas Perikanan Pertanian dan Pangan (DP3) juga membantu para nelayan bagan dengan mesin genset.

Bagan ini bentuknya seperti atap rumah. Namun yang menggerakkannya adalah kapal kayu atau pompong. Diberikannya bantuan mesin genset ini agar para nelayan menangkap bilis dengan hasil yang berlimpah.

Untuk menangkap bilis tidak perlu menggunakan umpan, hanya butuh jaring dan lampu saja. Dengan adanya genset, nelayan bagan bisa menghidupkan lampu di bagan.

Apabila ada lampu, bilis akan masuk ke jaring yang sudah disebarkan ke laut.

Selain mesin genset, DP3 juga menyalurkan bantuan alat keselamatan bagi para nelayan.

"Kita juga bantu mereka dengan radio komunikasi, termasuk bantuan bagan yang diberikan kepada nelayan," ujar Syamsuherman.

Diketahui bahwa untuk mempunyai bagan saja biaya yang dikeluarkan cukup besar bagi nelayan.

"Untuk buat bagan ini memang mahal biayanya, bisa mencapai Rp 100 juta buat bagan, terlebih lagi usaha bilis ini cukup menjanjikan," sebutnya.

Melalui data DP3, Syamsuherman menyebutkan kini nelayan bagan sudah begitu banyak. Awalnya saja bagan yang mereka data hanya 75 bagan, namun kini jumlah tersebut semakin bertambah.

"Dulu data kita cuma 75 bagan, kemarin data yang saya dapat itu di Desa Munjan ada 36 bagan, Desa Piabung itu di atas 50 bagannya, Air Bini 30 bagan, belum lagi yang daerah lain seperti Dusun, Belibak, dan Tebang itu kan mereka punya bagan semua.

Cuma kita lagi mau data kembali berapa jumlah keseluruhannya,"terangnya.

Ia memperkirakan bagan saat ini mencapai 100 unit lebih. Pihaknya akan segera melakukan pendataan di daerah yang memiliki bagan.

(Tribunbatam.id/Rahma Tika)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved