Jangan Harap Orang Muda dan Sehat Dapat Vaksin Corona, Tunggu hingga Tahun 2022, Ini Penjelasannya!
Petugas kesehatan, pekerja di garis depan dan orang tua kemungkinan akan ditawari terlebih dahulu vaksin Covid-19
Pejabat tinggi kesehatan AS telah mengatakan bahwa AS dapat memiliki dosis yang cukup untuk memvaksinasi setiap orang Amerika pada musim semi 2021, dengan distribusi terbatas untuk kelompok prioritas yang berpotensi dimulai tahun ini.

Pejabat tinggi WHO telah memperingatkan negara-negara agar tidak mengamankan dosis vaksin untuk warganya sendiri seperti yang telah dilakukan AS dan China.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut hal itu sebagai nasionalisme vaksin.
Baca juga: Perpres Pelaksanaan dan Pengadaan Vaksin Covid-19 Sudah Diteken Presiden Jokowi
Sebaliknya, WHO telah meluncurkan apa yang mereka sebut program COVAX untuk menjamin akses yang adil terhadap pasokan dosis vaksin untuk seluruh dunia.
Lebih dari 170 negara, termasuk China dan Inggris, telah berinvestasi di fasilitas tersebut, yang memberi manfaat pengembangan vaksin di seluruh anggotanya.
"Kami perlu memastikan bahwa kami memvaksinasi mereka yang paling berisiko di setiap negara sebelum kami memvaksinasi semua orang di beberapa negara," kata Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis di WHO Maria Van Kerkhove.
Baca juga: Uni Emirat Arab Negara Timur Tengah Pertama Setuju Uji Klinis Vaksin Covid-19 Milik Rusia, Sputnik V
"Sebagian dari itu tidak hanya karena komitmen pemerintah, tetapi juga pemahaman individu yang mengatakan, 'Saya orang yang lebih muda.
Saya tidak memiliki kondisi yang mendasarinya.
Saya mungkin perlu menunggu agar kakek nenek saya bisa mendapatkan vaksin'," lanjutnya.
Tetapi semua rencana distribusi itu tentu saja bergantung pada apakah sudah ada vaksin yang aman dan efektif.
Masalah Keamanan
Komentar WHO muncul beberapa hari setelah Johnson & Johnson menghentikan sementara uji coba vaksin tahap akhir mereka karena masalah keamanan.

Sementara uji coba tahap akhir AstraZeneca di AS masih ditunda setelah dihentikan bulan lalu.
Menurut pejabat kesehatan, penghentian sementara dalam uji klinis seperti itu biasa terjadi.
Hal itu menunjukkan bahwa badan pengatur mengambil tindakan pencegahan keamanan yang tepat dalam mengembangkan vaksin.
Baca juga: Melalui COVAX, China Teken Perjanjian Bakal Distribusikan Vaksin Covid-19 ke Negara-negara Miskin