Johor Desak Warganya Hindari Lonjakan Covid-19, Agar Singapura Membuka Kembali Perbatasan

Warga di Johor telah didesak untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam memerangi Covid-19 agar Singapura mau membuka kembali perbatasannya.

The Straits Times
VIRUS CORONA - Para pemimpin Johor mendesak penduduk setempat untuk memastikan tidak ada lonjakan Covid-19, agar Singapura membuka kembali perbatasannya. 

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, JOHOR BARU - Warga di Johor telah didesak untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam memerangi Covid-19 agar Singapura membuka kembali perbatasannya dengan negara bagian tersebut.

Ketua koordinator Urusan Pemerintah MCA Johor Michael Tay mengatakan Singapura tidak akan membuka kembali dua pos pemeriksaan darat jika kasus Covid-19 di Johor melonjak.

"Kami telah dinyatakan sebagai zona merah. Ini tidak baik, terutama ketika kami akan segera membuka kembali perbatasan untuk pekerja," katanya, seraya menambahkan bahwa Singapura berhasil menurunkan kasus Covid-19 hariannya menjadi satu digit.

Tay berharap semua orang akan mematuhi prosedur operasi standar (SOP) seperti menjaga jarak yang tepat dan mengenakan masker setiap kali mereka keluar.

Dengan mengatakan bahwa ekonomi Johor terkena dampak buruk sejak penutupan perbatasan pada 18 Maret.

"Jika pemerintah mengumumkan perintah kontrol gerakan bersyarat (MCO) yang mirip dengan Lembah Klang di sini di Johor Baru, kita semua akan berada dalam masalah serius," katanya, mengimbau semua orang untuk cermat dalam memeriksa penyebaran penyakit.

Baca juga: Disbudpar Datangkan Cogan Asli dari Kerajaan Riau-Lingga Johor ke Museum Raja Ali Haji Batam

Presiden Dagang dan Industri China Johor Baru, Low Kueck Shin, menggemakan seruan itu, menambahkan bahwa beberapa pengorbanan harus dilakukan untuk menekan angka.

"Kami perlu bekerja sangat keras untuk memastikan jumlahnya tidak naik di bulan-bulan mendatang. Ini penting bagi perekonomian negara.

Saya mendesak semua orang untuk menanggapi SOP dengan serius.

Pengorbanan seperti membatasi perjalanan yang tidak perlu harus dilakukan," katanya, seraya menambahkan bahwa bisnis di Johor Baru akan terpukul jika distrik itu tetap menjadi zona merah untuk beberapa waktu atau jika MCO bersyarat diberlakukan. diimplementasikan.

“Saya mengimbau pengusaha untuk waspada dan memperhatikan kesehatan pekerjanya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pemandu Wisata Malaysia Jimmy Leong mengimbau masyarakat, termasuk pelaku industri pariwisata, untuk terus mengikuti SOP secara ketat.

"Kita harus tetap taat pada pedoman bahkan setelah distrik itu tidak lagi dianggap zona merah. Jangan lengah," katanya.

Sebelumnya, ketua Komite Kesehatan dan Lingkungan negara bagian R. Vidyananthan mengatakan distrik Johor Baru dinyatakan sebagai zona merah pada Kamis (29/10/2020).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved