Karikatur Nabi Muhammad Kehancuran Seni Perancis, Iran: Menghina Nabi adalah Menghina Semua Muslim

Kecaman dari sejumlah negara terus tertuju ke Presiden Perancis atas dukungannya pada kebebasan berekspresi dengan menampilkan kartun Nabi Muhammad

AFP/GETTY IMAGES
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei 

Mengapa Anda secara eksplisit mendukung karikatur keji itu?" ungkap Khamenei.

Sepuluh ribu umat Islam di Bangladesh turun ke jalan memprotes Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang dianggap menghina Islam dan nabi Muhammad SAW
Sepuluh ribu umat Islam di Bangladesh turun ke jalan memprotes Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang dianggap menghina Islam dan nabi Muhammad SAW (AFP)

Pemimpin tertinggi Iran ini juga mendukung kemarahan dan protes Muslim atas pertikaian tersebut, dengan mengatakan itu menunjukkan bahwa mereka "hidup".

Baca juga: Emmanuel Macron, Presiden Prancis Penghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, Nikahi Nenek Sepuh 67 Tahun

Muslim di seluruh dunia telah menunjukkan kemarahan mereka atas komentar Presiden Perancis Emmanuel Macron baru-baru ini, di mana dia mengatakan Islam adalah "agama dalam krisis".

Para pemimpin Muslim mengkritik pernyataan itu, orang-orang memprotes dan kampanye untuk memboikot barang-barang Perancis telah diluncurkan di beberapa negara.

Baca juga: Umat Islam Marah, Ini Pernyataan Kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron Hina Nabi Muhammad SAW

Baca juga: Dikecam karena Hina Islam, Ini Profil Lengkap Emmanuel Macron, Presiden Prancis Termuda

Di Iran, protes publik diadakan di depan kedutaan Perancis, di jalan Neauphle-le-Chateau Teheran pada 28 Oktober.

Dalam wawancara eksklusif dengan Al Jazeera pekan lalu, Emmanuel Macron mengatakan dia memahami dan menghormati perasaan Muslim, tetapi menambahkan bahwa dia mencoba melawan "Islam radikal" yang merupakan ancaman bagi semua, terutama Muslim.

Prancis waspada terhadap lebih banyak teror di tengah protes Muslim terkait Presiden Emmanuel Macron.
Prancis waspada terhadap lebih banyak teror di tengah protes Muslim terkait Presiden Emmanuel Macron. (AFP)

Dia juga mengatakan karikatur itu "bukan proyek pemerintah" dan "muncul dari surat kabar bebas dan independen yang tidak berafiliasi dengan pemerintah".

Dalam pidatonya Selasa, Khamenei menolak klaim para pemimpin Perancis dan Eropa bahwa mereka membela kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia.

Baca juga: Gelombang Protes Negara Islam ke Prancis dan Kartun Nabi Muhammad SAW, PBB Desak Hal Ini

"Politik pemerintah Perancis juga menyediakan perlindungan bagi beberapa teroris paling biadab dan paling kejam di dunia," katanya dalam referensi yang jelas kepada anggota Mujahidin-e-Khalq (MEK).

MEK dianggap sebagai organisasi "teroris" oleh Iran, memiliki markas besar di Paris dan di negara-negara Eropa lainnya.

Organisasi itu yang mengadvokasi perubahan rezim di Iran, masuk dalam daftar teror Amerika Serikat dari 1997 hingga 2012.

Baca juga: Fakta-fakta Tentang Emmanuel Macron, Presiden Prancis yang Dikecam Karena Hina Islam

Anggota unit taktis polisi RAID memasuki Basilika Notre Dame di Nice, Perancis, dengan petugas forensik menunggu setelah serangan yang terjadi pada 29 Oktober 2020. Tiga orang tewas, dengan salah satunya dipenggal
Anggota unit taktis polisi RAID memasuki Basilika Notre Dame di Nice, Perancis, dengan petugas forensik menunggu setelah serangan yang terjadi pada 29 Oktober 2020. Tiga orang tewas, dengan salah satunya dipenggal (AFP PHOTO/VALERY HACHE)

Selain itu, kata Khamenei, Perancis adalah salah satu negara Barat yang memberikan dukungan finansial dan material paling banyak kepada "serigala haus darah" Saddam Hussein.

Saddam Hussein, mantan pemimpin Irak menginvasi Iran pada 1980, tak lama setelah revolusi 1979 dalam upaya menggulingkan republik Islam yang baru dibentuk.

Perang Iran dan Irak berikutnya berlangsung selama 8 tahun dan menyebabkan ratusan ribu korban di kedua sisi.

"Ini adalah dua sisi dari mata uang yang sama.

Baca juga: Emmanuel Macron, Presiden Prancis Penghina Islam dan Nabi Muhammad SAW, Nikahi Nenek Sepuh 67 Tahun

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved