VIRUS CORONA
BPOM Angkat Bicara Soal Pernyataan WHO Sebut Vaksin Sinovac Paling Lemah
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Badan POM, Dr Lucia Rizka Andalusia membantah pernyataan WHO yang sebut vaksin sinovac paling lemah dari 10 vaksin
Badan POM, bersama Komite Nasional Penilai Obat dan para ahli akan memastikan dan mengawal aspek keamanan, khasiat serta mutu dari vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk program vaksinasi sesuai standar yang ditetapkan oleh WHO.
Baca juga: Srayat-syarat Penerima Vaksin, Total Rp 637,3 Miliar Pemerintah Tebus Vaksin Sinovac
Baca juga: TERUNGKAP Segini Perkiraan Harga Vaksin Corona Sinovac, Bisa Dapat Gratis?
"Keberhasilan penanganan Covid di Indonesia, akan menjadi keberhasilan kita sebagai bangsa dan juga sebagai bagian dari masyarakat dunia.
Salah satu upaya percepatan untuk bisa keluar dari pandemi Covid-19 adalah dengan vaksinasi yang perlu dijalankan bersama dengan disiplin 3M," tegasnya.
Dia berpesan agar masyarakat jangan kendor memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan siap divaksinasi saat vaksin siap.
Ditebus Miliaran
Kementerian Keuangan menyatakan, pemerintah sudah merealisasikan anggaran di bidang kesehatan untuk pengadaan vaksin Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, uang negara yang digunakan untuk 'menebus' vaksin Covid-19 senilai Rp 637,3 miliar.
"Dari sisi implementasinya yang ingin saya sampaikan untuk tahun 2020, Kementerian Kesehatan telah membelanjakan Rp 637,3 miliar untuk pengadaan vaksin yaitu untuk 3 juta dosis dari Sinovac dan 100.000 dosis dari Cancino.
Vaksin Sinovac ini yang dijadwalkan hadir pada bulan Desember," ujarnya.
Sri Mulyani menjelaskan, sasaran vaksin ini tentu pemerintah mengikuti apa yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan
atas saran dari organisasi profesi yaitu Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan World Health Organization (WHO).
"Dalam hal ini bagi mereka yang akan dibayar oleh pemerintah akan ditetapkan targetnya oleh Bapak menteri kesehatan.
"Siapa yang akan menjadi target yaitu yang selama ini disebutkan usia 18 hingga 59 tahun tanpa komorbid," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya juga mendukung dalam hal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari sisi alat pendukungnya.
Saat ini, lanjut Sri Mulyani, sudah dibelanjakan untuk mulai jarum suntik, alkohol swab, dan safety box sebanyak Rp 277,45 miliar.