CUACA EKSTREM DI ANAMBAS
Banjir di Anambas Jadi Sorotan PLN UP3 Tanjungpinang, Terpaksa Padamkan Listrik 700 Pelanggan
Akibat banjir di Anambas, PLN UP3 Tanjungpinang mematikan 5 gardu listrik serta 3 gardu listrik yang rusak akibat tertimbun tanah longsor di Siantan.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Banjir di Anambas jadi sorotan PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Tanjungpinang.
Mengantisipasi bahaya listrik bagi masyarakat yang berada di sekitar instalasi dan jaringan, mereka memutuskan untuk memadamkan listrik di sejumlah wilayah yang terendam banjir dan longsor akibat tingginya curah hujan di Anambas, khususnya di Kecamatan Siantan.
Manajer UP3 Tanjungpinang, Suharno mengatakan, ada 5 gardu listrik yang dipadamkan akibat banjir.
Selain itu, terdapat 3 gardu listrik terkena longsor yang berada di Kelurahan Tarempa dan Desa Pesisir Timur Kecamatan Siantan.
Kondisi ini menyebabkan sekitar 700 pelanggan mengalami padam listrik.
“Demi menjaga keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya dari bahaya arus listrik, kami melakukan pemadaman sementara di sejumlah wilayah terdampak banjir hingga kondisi listriknya benar-benar siap dan aman untuk dinyalakan ” ujar Suharno, Selasa (22/12/2020).
PLN terus memonitor perkembangan dan berupaya untuk melayani masyarakat dengan cara melakukan pemulihan aliran secara bertahap apabila hujan dan banjir sudah mulai reda.
PLN juga menyerukan imbauan kepada masyarakat yang wilayahnya masih tergenang air agar mematikan aliran listrik di bangunan/rumah dengan cara meng OFF kan Meter Circuit Breaker (MCB).
Selain itu mencabut seluruh peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak.
Kemudian menaikkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi dan aman, serta segera hubungi Contact Center 123, atau melalui aplikasi PLN Mobile.
Bisa juga mendatangi Kantor PLN Terdekat meminta untuk dipadamkan.
"Beberapa lokasi yang sudah mulai reda dan surut kondisi listriknya sudah menyala secara bertahap.
Khusus bagi jaringan yang rusak petugas PLN akan bekerja siang malam untuk melakukan perbaikan," sebutnya.
Apabila banjir telah surut, pastikan semua alat elektronik dan jaringan listrik dalam keadaan kering. PLN juga memastikan semua jaringan distribusi listrik dalam keadaan kering dan aman untuk dipergunakan menyalurkan energi listrik.
Baca juga: Banjir di Anambas, Warga Keluhkan Gatal-gatal hingga Saling Bantu Bersihkan Rumah
Baca juga: Kerugian Banjir di Anambas Ditaksir Rp 11 Miliar, Begini Penjelasannya!
Selain itu, PLN juga menghimbau wilayah yang masih mengalami pemadaman agar behati-hati dalam menggunakan genset. Menurutnya, bisa jadi masyarakat sangat ingin menyalakan listrik, karena listrik PLN belum aman untuk dinyalakan.
"Warga menggunakan genset karena merasa rumahnya sudah aman dari banjir. Padahal instalasi listriknya masih belum aman, ini juga harus diperhatikan, karena berpotensi tersengat aliran listrik," terangnya.
Prediksi Korban Banjir di Anambas
Jumlah warga terdampak Banjir di Anambas, khususnya di Kecamatan Siantan diperkirakan 450 Kepala Keluarga (KK).
Saat ini Kelurahan Tarempa sudah melakukan penelusuran ke rumah- rumah warga yang terdampak banjir bandang untuk dilakukan pendataan.
"Staf saya dan tim dari BPBD sebagian sudah ada yang turun ke lapangan untuk mendata jumlah warga yang terkena banjir," ujar Lurah Tarempa, Syamsir saat dihubungi, Senin (21/12/2020).
Dari data yang ia miliki, total KK di Tarempa sebanyak 950 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 3 ribu jiwa.
Langkah antisipasi penanganan warga yang terdampak banjir saat ini, Kelurahan Tarempa sudah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang sudah membuka posko siaga dan dapur umum.
"Rumah warga yang rusak akibat banjir akan segera kita data, kita akan menampung bagi donatur yang ingin menyumbangkan rezekinya untuk warga yang rumahnya terkena banjir, dalam bentuk apapun," kata Syamsir.
Saat ini posko siaga bencana akan menampung segala bentuk bantuan dari masyarakat berupa makanan, finansial, pakaian, dan kebutuhan lain.
"Warga sangat membutuhkan sekali selimut, tikar, sarung, alat masak, dan beberapa pakaian layak pakai, karena ada beberapa warga yang baju nya habis terkena air," tuturnya.
Sementara itu dari BPBD Kepulauan Anambas, ketersediaan sumber daya yang dapat dimobilisasi yakni peralatan evakuasi, logistik BPBD dan dari Dinas Sosial, peralatan dapur umum, beras.
Beberapa kebutuhan tersebut sudah ada yang disalurkan ke lokasi, khususnya di dapur umum untuk ketersediaan memasak.
Warga Mulai Keluhkan Gatal-Gatal
Sejumlah warga Anambas yang terdampak banjir mengeluhkan gatal-gatal setelah banjir setinggi pinggang orang dewasa melanda kawasan Tarempa, Kecamatan Siantan, Anambas pada Minggu (21/12/2020) lalu.
Derasnya air datang dari penjuru gunung dan laut yang menyatu. Kemudian membawa lumpur serta pasir ke pemukiman rumah warga.
Tingginya curah hujan di kawasan Tarempa Anambas membuat Sungai Sugi yang berada di Jalan Pattimura meluap.
Kondisi terkini, ratusan rumah warga sudah mulai dibenahi dari sisa-sisa lumpur yang masuk.
Namun sejumlah warga mengeluhkan gatal-gatal pascaair banjir surut.
"Bukan main gatalnya, tidak bisa tidur semalam. Air bersih mati, Bagaimana mau mandi? Badan rasanya gatal sekali," ujar Dini, yang rumahnya ikut terendam banjir, Senin (21/12/2020).
Hal yang sama juga dialami Rita, ia dan keluarganya terpaksa harus mencari air untuk membersihkan diri mereka agar gatal-gatal di badan sedikit mereda.
"Kami cari sumber air, karena mau beli air galon malamkan sudah tutup. Akhirnya dapat air, langsung dipanaskan biar gatal-gatal ini hilang," ucap Rita.
Warga Berjibaku Bersihkan Rumah Pascabanjir
Sementara itu, pascabanjir terjadi di Kepulauan Anambas khususnya di Wilayah Tarempa, warga berjibaku membersihkan sisa banjir yang memasuk ke rumah.
Pantauan TribunBatam.id di lokasi rawan banjir, di jalan Raden Saleh, sejumlah warga bersama-sama mengeluarkan barang berharga mereka untuk diselamatkan.
Ada yang terlihat sudah lelah menyiram dan menyapu bekas genangan air yang masuk.
Warga juga saling membantu membersihkan rumah tetangganya.
Diketahui, sisa banjir membawa lumpur setebal 5 centimeter. Akibatnya warga harus mencangkul dan membuang sisa banjir.
"Habis semua rumah, dapur, dan peralatan lainnya. Baju kami sudah tidak ada lagi. Ini saja saya pinjam baju tetangga, memang habis semuanya," ujar Lia (42).
Lia mengatakan, air sudah dua kali naik menggenangi rumahnya. Ia merasa kelelahan membersihkan sisa lumpur yang tak kunjung bersih.
"Kemarin air dua kali naik. Pertama sudah surut, tiba-tiba sore naik lagi airnya sampai sepinggang ini, terpaksa kami mengungsi tidur di rumah tetangga yang agak tinggi," ucap Lia.
Beberapa barang yang bisa diselamatkan, diselamatkannya. Namun pakaian dan beberapa barang lainnya tidak bisa diselamatkan karena sudah basah terkena banjir.
"Saya cuma pakai baju yang ada ini saja, itupun pinjam, semua baju kotor dan basah," sebutnya.
Ia mengaku belum disalurkan makanan saji dari dapur umum.
Sejak semalam Lia menumpang makan di rumah tetangga yang menyediakan makanan.
Sementara itu warga lainnya, Ita (45) juga mengeluhkan hal serupa.
Ia harus mengeluarkan barang dagangan warungnya yang terkena air ke luar rumah.
Terlihat Ita memasukkan minuman kaleng dan minuman kotak. Kemudian mi cup ke dalam karung untuk dievakuasi ke luar rumah.
Beberapa peralatan masak juga ikut dikeluarkan, sebelum ia membersihkan area rumah yang terkena banjir.
Saat ini masyarakat masih sibuk membersihkan rumah mereka dari lumpur, sisa banjir yang terjadi Minggu lalu.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Rahma Tika)
Baca juga berita Tribun Batam lainnya di Google
