Natal Tahun Baru Kian Dekat, Simak Plus Minus Rapid Test Antigen Jadi Syarat Baru Perjalanan
Rapid test antigen jadi perbincangan hangat di publik, setelah diumumkan sebagai syarat baru masuk ke sejumlah provinsi di Indonesia
- Uji validasi masih terbatas sehingga belum dapat menggantikan posisi RT-PCR
Aryati mengatakan, setiap peralatan antigen sudah ada ketentuan harus berapa lama pemeriksaan segera dilakukan terhadap sampel yang telah diambil.
Ia mengatakan, jika tidak segera dilakukan pemeriksaan, maka berpotensi menimbulkan adanya negatif palsu.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Batas Tertinggi Rapid Test Antigen, Paling Mahal Rp 275 Ribu
"Kalau PCR bisa dikerjakan tak segera karena ada medianya untuk virus bertahan.
Tapi antigen harus segera. Kalau di situ tidak segera, bagaimana?
Hasilnya bisa negatif palsu," kata dia.

Idealnya, pelaksanaan rapid test antigen juga memerlukan biosafety kabinet untuk menghindari potensi aerosol saat pengambilan sampel.
Sehingga ia mengatakan sebaiknya memang tidak dilaksanakan di tempat terbuka.
Selain itu, pengambilan sampel antigen juga perlu menggunakan APD level 3.
Aryati mengatakan, pengambilan sampel melalui swab nasofaring juga seharusnya dilakukan oleh tenaga terlatih.
Alasannya, dalam pengambilan sampel perlu teknik khusus sehingga alat pengambilan sampel bisa menyentuh ujung dan diputar-putar.
Tujuannya agar pengambilan sampel maksimal dan tidak muncul negatif palsu.
Baca juga: 7 Lokasi Rapid Test Antigen di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Datang 4 Jam Sebelum Terbang
Baca juga: Walau Batam Tidak Rapid Antigen, Namun Pemerintah Tetap Perketat Protokol Kesehatan
Baca juga: Berapa Biaya Rapid Test Antigen di Batam? Ini Perkiraan Tarifnya Kata Kadinkes Batam
.
.
.
Baca berita menarik TRIBUNBATAM.id lainnya di Google
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ketahui, Ini Plus Minus Rapid Test Antigen Menurut Ahli
(*)