HUMAN INTEREST
Badut si Penggali Kubur TPU Sei Temiang, Tak Pernah Dapat Pengalaman Aneh saat Kerja
Badut menekuni profesi tukang gali kubur TPU Sei Temiang sudah 10 tahun. Saking lamanya, ia sampai hapal kontur tanah di kompleks pemakaman umum itu.
"Yang paling banyak pernah kita kerjakan enam lubang kubur satu hari," kata dia.
Selama bekerja sebagai tukang gali kubur, Baut mengaku tidak pernah mendapat pengalaman yang aneh.
Kesan seram pemakaman pun, diakuinya hampir tak terbesit dalam benaknya.
Yang ia tahu, hanya bekerja saja untuk menyambung hidup.
Dalam satu hari bekerja, ia mendapat istirahat saat untuk makan siang. Selebihnya ia bekerja menyelesaikan lubang kubur permintaan keluarga dan kerabat yang berduka.

"Selama ini gak pernah ada pengalaman yang aneh, biasa saja.
Gak pernah mimpi seram, gak pernah pas tidur diganggu. Biasa saja.
Paling letih karena harus berdiri dan menunduk. Tapi dinikmati saja, mungkin karena sudah lama itu," sebutnya sambil tersenyum.
Lahan Permakaman Hampir Penuh
Sebelumnya diberitakan, lahan permakaman di Batam hampir penuh, Wali Kota Batam minta anggota cari lokasi baru.
Wali Kota Batam ex-Officio Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengatakan, saat ini penambahan lahan permakaman di Batam sangat penting.
Mengingat beberapa permakaman yang ada saat ini sudah hampir penuh karena keterbatasan lahan. Oleh karena itu pihaknya sedang mencari lahan yang akan dijadikan sebagai kompleks pemakaman nantinya.
"Untuk mengantisipasi kekurangan lahan makam di Batam, saya sudah instruksikan ke Direktur Lahan BP Batam, Ilham Eka Hartawan," ujar Rudi, Senin (28/12/2020).
Disampaikan Rudi, kalau lokasi baru untuk permakaman itu sudah dapat nantinya, maka langsung diserahkan ke Pemerintah Daerah.

Sementara beberapa lokasi yang sudah diajukan dan belum mendapat legalitas akan terus diproses. Beberapa lokasi yang diajukan Pemko Batam berada di hutan lindung.